Mohon tunggu...
anggar ningram
anggar ningram Mohon Tunggu... -

saya dari lombok tengah, dan sekarang saya kulyah di unram

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lombok dan Tradisi Bau Nyale

12 Maret 2015   17:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pulau Lombok merupakan salah satu pulau yang berada di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masyarakat pulau Lombok juga kerap disebut dengan masyarakat suku sasak. Salah satu kebudayaan yang cukup terkenal masyarakat suku sasak di Lombok adalah tradisi bau Nyale (Tangkap Nyale) tradisi ini sudah menjadi identitas yang sangat melekat pada diri masyarakat suku sasak dari dulu sampai sekarang. Tradisi Bau Nyale biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dipesisir pantai selatan dari pulau Lombok namun disaat sekarang ini banyak masyarakat yang ikut bau nyale atau hanya sekedar datang untuk menyaksikan tradisi ini bahkan bukan dari kalangan masyarakat yang hanya tinggal dipesisir pantai selatan.

Tradisi bau nyale hanya dilakukan dibeberapa tempat dipesisir pantai selatan pulau Lombok seperti pesisir pantai sungkun dan pantai kaliantan yang berada dikecamatan jerowaru kabupaten Lombok timur, Sementara di wilayah kabupaten Lombok tengah tradisi bau nyale juga di lakukan di pantai seger, pantai kuta serta pantai selong belanak. Tradisi bau nyale sudah menjadi pesta  rakyat bagi masyarakat sasak ini terlihat ketika tradisi ini berlansung akan ada hiburan-hiburan seperti perlombaan peresean atau ada juga pertunjukan Gamelan/Gendang Beleq (musik tradisional suku sasak) yang di selenggarakan oleh pemerintah setempat guna untuk lebih memeriahkan tradisi tersebut.

Tradisi bau nyale sudah berlansung cukup lama di Lombok ini berawal dari keyakinan masyarakat sasak yang mempercayai bahwa nyale (cacing laut) merupakan jelmaan dari salah seorang putri raja dipulau Lombok yang oleh masyarakat setempat menyebutnya dengan sebutan Putri Mandalika. Berdasarkan dari kepercayaan masyarakat setempat konon katanya ada seorang Putri raja yang namanya Putri Mandalika mempunyai paras yang sangat cantik dan rupawan sehingga membuat banyak dari pengeran-pangeran yang ingin mempersuntingnya untuk di jadikan permaisuri, sang Putri kemudian bingung mau menerima siapa yang akan dijadikan suami  maka demi menghindari pertumpahan darah Antara pangeran yang memperebutkannya itu maka sang Putri Mandalika ini memutuskan untuk mengorbankan diri dengan menceburkan dirinya ke laut pantai selatan dan seketika itu berubah menjadi cacing laut yang berwarna-warni yang oleh masyarakat sasak disebut Nyale.

Nyale oleh masyarakat sasak diyakini bukan hanya sekedar cacing laut melainkan makhluk jelmaan dari putri mandalika sehingga masyarakat percaya bahwa barang siapa yang menangkapnya akan mendapatkan kesejahteraan serta kebahagiaan dalam hidupnya dan sebaliknya bagi masyarakat yang tidak menghormati dan mengabaikan maka akan mendapatkan nasib yang buruk, nyale juga dipercayai bisa menyembuhkan penyakit secara magis berdasarkan kepercayaan masing-masing.

Tradisi bau nyale dilakukan dua kali dalam satu tahun beradasarkan penanggalan dari sesepuh suku sasak maka biasanya tradisi bau nyale dilansungkan diantara bulan februari sampai maret, ada istilahnya nyale tunggak (nyale awal) sama nyale poto (nyale akhir) jika nyale tunggak dilakukan pada bulan februari maka Nyale poto akan dilansungkan sebulan setelahnya atau tepatnya dibulan maret. Masyarakat sasak meyakini bahwa kebiasaan Nyale akan banyak keluar di saat Nyale tunggak oleh sebab itu masyarakat akan berbondong-bondong untuk menangkapnya namun pada Nyale Poto akan sedikit berkurang tidak sebanyak ketika Nyale Tunggak. Tradisi bau nyale dilakukan ketika menjelang subuh, nyale pada saat itu akan keluar dan berenang di permukaan dan disitulah masyarakat akan turun untuk menangkapnya.

Tradisi bau nyale untuk sekarang ini bukan hanya sekedar pesta rakyat masyarakat sasak namun disamping itu banyak sekali wisatawan lokal maupun mancanegara datang untuk menyaksikan bagaimana proses berlansungnya Tradisi bau nyale yang sangat tersohor ini, biasanya mereka tidak ikut menangkap nyale ketengah laut tapi Cuma sekedar ingin menyaksikan bagaimana masyarakat sasak yang hampir puluhan ribu orang akan turun kelaut untuk menangkap Nyale seekor cacing laut yang hanya keluar dua kali setahun dan berdasarkan keyakinan masyarakat setempat merupakan jelmaan dari seorang Putri raja yang sangat cantik yaitu Putri Mandalika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun