Dulu Tempat Jin Buang Anak, Sekarang Jadi Markas Apple!

Sunyi, gelap, seram, tiga kata sifat yang cocok gambarin kondisi Bumi Serpong Damai (BSD), dulu. Jalan raya utamanya kecil dan masih jarang lampu penerangan saat malam, untuk kesana... pikir dua kali deh.

Terletak di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Selain sulitnya akses jalan dan kendaraan umum yang masih jarang, wilayah BSD juga adalah tempat yang masih sedikit penghuninya, terlihat cuma hamparan hutan karet dihiasi pepohonan bambu dan semak belukar.

Itulah alasan wilayah BSD dulu disebut sebagai tempat "Jin Buang Anak".

Tapi itu cerita dulu...

Sekarang ? Beda banget deh.  Suasana seram dan sunyi gak lagi jadi mindset masyarakat yang dengar nama BSD... Simsalabim, wilayah itu benar-benar telah disulap.

Tahun 2003-2004, BSD beralih kepemilikan. Setelah diambil alih grup PT Sinarmas Land, namanya menjadi BSD City.

Dulu yang disebut-sebut tempat "Jin Buang Anak" kini sudah berubah jadi sebuah kota impian, banyak masyarakat dari berbagai pihak yang berlomba-lomba untuk bisa pindah ke BSD City. Suasananya kini asri, hijau, rapih, dan tersedia berbagai akses kehidupan.  

Kawasan pemukiman Elite BSD ! itulah sebutan masyarakat sekarang.

Mulai dari taman sampai pertokoan yang menjual kebutuhan, sarana umum seperti stasiun dan terminal,  juga tingkat keamanan yang disediakan pihak BSD City. Selain untuk pemukiman tempat tinggal, dengan tersedianya semua kebutuhan kehidupan, BSD City juga sukses jadi tempat yang cocok dalam sektor bisnis.

Gak heran, kalau perusahaan raksasa bidang teknologi Apple, inc pun turut buka pusat inovasinya di BSD City. Apple telah resmi memilih Green Office Park di BSD City untuk jadi landmark pertamanya di Indonesia dalam rangka memenuhi kewajiban aturan konten lokal (baca : tekno.kompas.com).

Alasan Apple buka markas di BSD City, karena kepincut dengan project Green Office Park dan Digital Hub yang sedang dikerjakan oleh Sinarmas Land di BSD City. Apple juga merasa punya kesamaan visi. Apalagi, di kawasan itu juga ada multinational company seperti Unilever yang punya kebutuhan tinggi.