Mendung menggantung tebal di langit, hujan 'kan datang sebentar lagi. Dan Setiap ia datang, kecemasan menghinggapiku. Kumohon pada hujan agar tak turun kelewat deras. Kuteriakkan keras-keras dalam hati. Kutengadahkan kepala tinggi-tinggi pada sudut final yang tak lagi tergapai ke arah langit.
Mohon engkau tak deras hari ini...
Ah.. Â dulu aku suka hujan. Lebih suka lagi hujan dalam hutan. Ada butiran indah yang jatuh ke tanah setelah menampar dedaunan dan cabang di kanopi. Pepohonan seolah tersenyum, hendak berkata: Selamat datang... akhirnya datang juga.
Namun sekarang tak lagi sama, di situasi dan lokasi berbeda, serta tekanan yang juga berbeda pada negeri yang sama, pada kesejahteraan yang--sepertinya--tak ada. Aku mulai tak suka hujan.
****
Angin deras 'memekik'. Semua goyang digoncangnya.
Debu-debu terbang bebas dijalan raya, naik sampai ke rumah-rumah.
Atap seng bergemerincing tak karuan, lepas tak lagi tertahan oleh paku reyot sekedarnya.
Air di got bergoyang
Rumah ini bergetar
Mata ini perih kelilipan
Orang-orang berjalan memicing
Kuulang-ulang dalam hati. Sekarang lebih hikmad,
Mohon engkau tak deras hari ini..
Ah, hutan. Ah, hujan. Hujan akan selalu ada, entah hutan dimana.
Kumohon agar engkau tak turun terlalu deras hari ini.
****
Tik... tik... tik
Hujan memulai perjumpaannya. Butiran kecilnya mulai berjatuhan dari langit. Hujan terdengar mendekat. Rumah yang beratapkan seng bergemuruh. Kampung itu jadi gaduh. Siang itu hujan turun sangat deras, danlama, hampir satu jam. Banjir telah merendam separuh kota.