Setelah berkali-kali ngelewatin, akhirnya gue nyobain juga Sate Santri. Letaknya di pinggir jalan sebelah kiri arah Apotik Argia dari Caman. Papan namanya besar, jadi mudah ditemukan.
Parkirannya luas dan enak, tempatnya juga asyik. Asri gitu. Ada pondokan untuk lesehan. Design tempatnya bagusss, niat, bener-bener wah untuk ukuran restoran di Bekasi. Wah di sini bukan wah yang elegan lho ya, tapi lebih ke tema asri.
Toiletnya juga bagus dan bersih. Haduh, sampe ga ngerti lagi gue untuk menggambarkan kekaguman, kok ada resto sebagus itu di Jatibening Bekasi.
Kemarin mesen Sate Domba, Sate Ayam, Nila Bakar Cobek, Domba Lada Hitam, Tumis Toge, Tempe Mendoan, dan Sup Ayam. Minumnya Es Kelapa, Jus Nanas, Susu Kurma, dan Es Teh. Gue makan berlima bareng Dinda, Hepi, Dita, dan Junod.
Sate Dombanya empukkkkkkkkkkkkk bangettttttttttt, busettt. Sampe kaget pas gigitan pertama. Kalau sate ayamnya so so lah. Yang unik dari Sate Santri, ketika mesen sate, kita gak ditanya mau bumbu apa, jadi langsung disajiin dua bumbu secara terpisah, bumbu lada hitam dan bumbu kacang.
Sempet kaget juga, loh kok ga ada bumbu kecapnya. Jadinya mesti pesen lagi, menyusul. Kayaknya bumbu andalan mereka itu lada hitam deh.
Karena si sate disajikan terpisah dari bumbu, jadinya keliatannya sekilas seperti taican, daging putih-putih ditusuk sate.
Untuk di Domba Lada Hitamnya, emang cocokan sih karena Lada Hitam kan bukan bumbu yang common di lidah kita. Hepi dan Dinda gak begitu suka bumbu lada hitam, sementara gue netral-netral aja, tergantung objek apa yang dibumbuin.
Dita suka karena banyak lemaknya. Kalau gue suka karena ya suka aja. Enak. Haha. Oh ya, untuk penyajian si Domba Lada Hitam ini agak aneh. Disajikan di atas plate yang ada batu-batu krikil warna hitam gitu. Menurut gue gak menambah estetika maupun nafsu makan.
Tumis togenya enak. Jadi penyeimbang rasa manis dan pekat di sate dan Domba Lada Hitam. Padanan yang pas.
Sayangnya Nila Bakarnya hambar. Ngebakarnya juga ga meresap sampai ke dalam. Tapi ketutup sama sambel cobeknya yang relatif enak, seger.
Tempe mendoannya terlalu kering. Tapi Dinda suka-suka aja. Dia lebih suka yang crispy, padahal menurut gue mendoan itu ya harus lembek. Tapi penyajiannya oke banget. Tempe mendoannya berasa naik kelas.