Mereka berdua sangat ramah menyambut saya dan dengan senang hati menunjukkan letak pintu masuk gereja dan letak Gua Maria. Awalnya saya khawatir dikira mau macam-macam, namun sepertinya sudah ada sosialisasi dari pihak gereja kepada mereka bahwa akan ada orang-orang di luar umat Paroki Stella Maris yang kemungkinan datang untuk ziarah dalam rangka Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah.
[caption caption="Gereja Stella Maris dilihat dari tempat saya parkir mobil"]
Gereja ini jangkung, sepertinya tiga lantai. Lantai utamanya terletak di lantai dua, dan masih ada satu lantai lagi di atas lantai utama untuk tempat duduk tambahan bagi umat. Sedangkan lantai dasar digunakan sebagai tempat parkir mobil dan ruang serba guna. Untuk masuk ke dalam ke gereja, pilihannya ada tiga.
Menggunakan tangga atau lift (menuju lantai 2) dari tempat parkir mobil yang berada di dalam gedung (karena ada parkiran yang di luar gedung), dan bisa juga dengan berjalan menanjak melewati lobi gereja. Dari pelataran lobi, kita bisa melihat jalan raya, namun sayangnya tidak bisa melihat laut. Haha. Saya pikir tadinya bisa.
[caption caption="Jalan menuju lobi"]
Pluit terletak di Jakarta Utara, dan berbatasan langsung dengan Teluk Jakarta. Ketika perjalanan menuju Apartemen Green Bay, saya menyusuri tepian pantai dan melihat barisan kapal nelayan. Saya belum pernah ke sini. Ketika mendengar kata Pluit, yang terbesit di pikiran saya, kalau bukan alat tiup yang digunakan wasit dalam pertandingan olah raga, ya daerah pemukiman nelayan Muara Angke dan Waduk Pluit. Gereja Katolik Stella Maris sendiri hanya berjarak 1.3 km saja dari Pantai Mutiara, atau 15 menit dengan berjalan kaki.
Gereja Stella Maris berdiri pada tahun 2012, diresmikan oleh Bapak Uskup Ignasius Suharyo. Relatif masih baru. Dari sedikit gereja yang pernah saya kunjungi, mungkin ini salah satu yang paling saya sukai desainnya. Dari dalam bentuknya seperti kapal laut, kalau dari luar, saya melihatnya malah mirip Colosseum. Namun satu hal yang pasti, saya belum pernah naik kapal laut, apalagi ke Colosseum. Jadi tebakkan saya ini berdasar pada gambar-gambar yang saya lihat pada buku atau film. Salah satu yang saya suka dari Gereja ini adalah tempat sampahnya. Saya menilai sebuah tempat dari toilet dan tempat sampahnya.
Siang itu, yang tiba-tiba terik sekali, Gua Maria sedang sepi. Hanya ada saya dan satu petugas kebersihan. Di dalam gereja, hanya ada saya dan seorang ibu yang sedang mendaraskan rosario. Di ruangan lain, saya melihat ada beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak, beserta petugas keamanan, yang tampak sibuk menyiapkan suatu acara. Ada yang menyusun bangku, merapikan ruangan, dan beberapa lainnya asyik mengecek kualitas sound system.
[caption caption="Gua Maria Stella Maris"]
Ziarah hari itu saya pungkasi dengan doa harapan, semoga segera ada pesanan balon lainnya sehingga bisa mampir-mampir ke gereja terdekat. Kalau ada yang mau ikut, boleh lho. Kalaupun tidak bisa ikut, kalian bisa membaca ziarah-ziarah saya selanjutnya di blog ini.
Deo Gratias.
 *Tulisan ini sudah saya tulis sebelumnya di blog saya http://cekinggita.com/index.php/2016/02/19/stella-maris-pluit-gereja-jangkung-di-tepi-laut-jakarta/
@cekinggita