Mohon tunggu...
Anggar A. Thahirah
Anggar A. Thahirah Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan

Aku ingin kisah cintaku sprti Fatimah n Ali Bin Abi Thalib, yg setan pun tak tw ttg cnta i2h. Skrg ak hnya ingin cnta kpda'MU, Muhammadku, n mnyimpan cintaku, tak ingin mntap'a, krna smw hnya ingin ku smpaikn lwat hati, wlw dy tak tw sbsar ap cinta i2h. Y Allah, jaga ia ttap d hatiku, n jaga aku ttap d hati'a, hngga sat cnta ku brtasbih d bingkai cinta yg ENGKAU restui.. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih

11 September 2020   02:26 Diperbarui: 11 September 2020   02:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah malam itu, ak tak tau apakah hatiku bisa dikatakan baik baik saja? Kamu menyebut satu nama yang pernah ak keluhkan kepadamu. Kamu bilang wajar saja jika orang itu mengolok-olokku jika sikapku kepada laki-laki terlalu mudah. Sepertinya ak cukup terluka dengan kalimat itu. Ak bahkan tak begitu peduli saat kamu mematikan telepon, yang padahal begitu ak nantikan malam itu.

Ak tak benar-benar tidur setelah mati telepon darimu. Ntahlah, tapi terekam sekali kalimat darimu. Bahkan saat menuliskan ini ak masih ingat jelas bagaimana perasaanku malam itu. Iya, lukanya masih bisa ak rasa sampai saat ini.

Tapi, ak tak bermaksud memojokkanmu dengan tulisan ini. Ak hanya kehabisan keberanian untuk mengajakmu bicara lagi. Ak juga tak berniat membuat pembelaan melalui tulisan ini. Karena mungkin kecewamu takkan luntur hanya karena bait demi bait tulisanku ini.

Ak benar-benar berterima kasih kepadamu. Kalimatmu membuatku sadar, bahwa ak memang harus menjaga semua yang Tuhan titip padaku. Ak harus menjaganya demi laki-laki yang menjadi cinta pertamaku; bapak. Dan ak harus menjaganya demi laki-laki yang nanti akan menjadi cinta terakhirku; suami. 

Tapi satu hal, tak ada teman lawan jenis yang dekat denganku saat ini kecuali dua orang; salah satunya kamu. Tak ada teman lawan jenis yang dengan sukarela lebih dulu ak hubungi kecuali satu orang; kamu. Sesadarnya sikapku, sepertinya ak masih sangat membatasi komunikasiku dengan lawan jenis, ak benar-benar menjaga jarak dan segigihnya ak tak bersentuhan dengan yang bukan mahromku. 

Sesadarnya ak sangat menjaga itu. Tapi ntahlah, mungkin ak salah menilai diriku. Sekali lagi, terima kasih kamu membuatku cukup dalam memikirkan tentang "menjaga sikap dengan yang bukan mahrom".

Oiya, jika nanti kita ditakdirkan untuk bertemu lagi ak berharap kita masih bisa menjadi teman seperti awal awal kita bertemu. Ak harap, nanti kamu sudah bukan perokok aktif lagi. Ak juga berdo'a semoga kamu semakin baik, selalu disayang Allah. Terima kasih karena selama ini  sudah bersedia susah payah menjadi temanku.

Jum'at, 11 September 2020
02:14 AM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun