Mohon tunggu...
Angga Pramudya
Angga Pramudya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selalu Optimis dengan apa yang akan terjadi di masa akan datang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar Politik dari Pak SBY

19 Januari 2014   12:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suatu saat ketika sedang berdiskusi dengan rekan-rekan mahasiswa pasca menyelenggarakan kegiatan kampus. Pandangan saya tertarik pada sebuah buku dengan sampul biru dominan. Ternyata buku berjudul “Harus Bisa” itu karangan Bang Dino Patti Djalal, yang tergeletak di rak buku di sudut. Buku itu dibuka dengan pengantar Bang Dino.

“Ide untuk menulis buku ini datang ketika suatu hari saya membersihkan meja kerja saya dan menemukan sekumpulan nota-nota tulisan tangan SBY yang tersimpan di laci. Presiden SBY sering menulis nota-nota ini dalam rapat Kabinet kepada Menteri dan stafnya, umumnya berisi instruksi, klarifikasi, atau meminta dicarikan informasinya. Ketika membenahi nota-nota ini, saya langsung sadar bahwa ini bukan arsip biasa: ini adalah sidik jari dari era politik penting yang kelak akan dipelajari di sekolah dan kampus. Dan sidik jari SBY ini ada dimana-mana: dalam berbagai keputusannya, pidatonya, gebrakannya, pikirannya, tindakannya, konflik batinnya – semua ini adalah jejak-jejak sejarah yang masih segar di depan mata.”

Pengantar inilah yang membuat saya ingin menyelesaikan halaman demi halaman dalam buku ini hingga selesai. Meskipun harus berebutan dengan rekan mahasiswa lainnya. Maklum, buku tersebut milik bersama, sehingga harus segera dikembalikan setelah selesai membaca.

Tahun berganti, cerita-cerita dalam buku tersebut masih menginspirasi. Karena memang tidak banyak dari kita yang berkesempatan untuk berjalan bersama seorang pemimpin, dan menjadi saksi sebuah sejarah. Hingga suatu kita, saya kembali dipertemukan dengan kisah-kisah Pak SBY. Bedanya, kisah tersebut ditulis oleh beliau langsung, dalam buku “Selalu Ada Pilihan”. Banyak yang berkata, bahwa buku itu buku curhat, termasuk di media. Saya rasa, setiap penulis punya hak untuk memilih gaya bertutur yang digunakan dalam bercerita, termasuk Pak SBY. Seringkali, kita tidak peduli apakah sebuah cerita dibawakan secara berapi-api, sinis, semangat, ekspresif, dan lainnya. Selama pesan yang ingin disampaikan sampai kepada pembaca. Karena menulis itu bebas.

Kembali lagi, pada bahasan dalam buku yang belakangan lebih populer dengan sebutan SAP ini. Setiap mahasiswa punya figur politisi atau negarawan idaman. Siapapun orangnya, kita tentu bisa ingin mengambil pelajaran positif dari sosok yang kita idamkan itu. Membaca buku ini, kita diberi kesempatan untuk mengenal dan mengenang banyak tokoh yang membangun bangsa ini. Dari titik itu, kita bisa belajar bagaimana caranya untuk ikut berkontribusi pada negara ini. Mungkin sudah saatnya, lebih banyak mahasiswa yang punya mimpi untuk jadi The NEXT President.

“Yang jelas tidak pernah ada hari yang sama bagi seorang Presiden. Setiap hari selalu ada yang baru. Setiap hari boleh dikata selalu ada berita dan laporan yang berpasangan. Yang baik dan yang buruk. Setiap saya membaca SMS selalu ada yang puas dan ada pula yang tidak puas. Meskipun, tentu ada kegiatan yang tergolong reguler dan rutin. Rutin kegiatannya, tetapi isu yang dihadapai dan ditangani selalu berbeda dan terus berkembang”, tulis Pak SBY seperti dikutip dalam bukunya SAP.

Sebagai pemimpin negara ini, Presiden mempunyai tantangan hidup yang berbeda dari masyarakat kebanyakan. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lainnya. Namun, tanggung jawab tetap harus ditunaikan dengan baik hingga akhir masa bhakti.

"Saya menyukai jabatan saya sebagai Presiden. Hari-hari yang buruk menjadi bagian dari itu. Saya mencalonkan diri sebagai Presiden bukan untuk mencari kesenangan. Saya ingin mendapatkan kesempatan untuk melakukan perubahan bagi negara saya, sehingga jika hari-hari yang buruk itu datang, semua itu merupakan bagian dari kehidupan saya. Semuanya sungguh menyenangkan dan penuh pembelajaran. Semua membuat anda tetap tetap menjalankan tugas yang harus diemban", kata Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton

Bagi pembaca yang penasaran, buku setebal 800 halaman ini bisa didapatkan di toko buku Gramedia di seluruh Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun