NB: Sebelum membaca, berhubung ini saya copy paste dari MS word di notebook saya, mohon maaf ada beberapa kata/huruf J dll yang sudah saya ubah tapi tetap saja balik lagi. terimakasih atas perhatiannya dan selamat membaca :) .
Penulis:
Angga pebria wenda mahesta
Mantan Dalam Karung#1
Untuk Kompasiana Hal Cermin pertama yang membahas cerita tentang mantan pacar
dari yang buat bahagia sampai yang buat bersedih, jangan lupa sediakan tisu sebelum membacanya.
Pengantar
Ini ide gila” itu yang terdengar saat Aku bercerita dengan istriku tentang konsep Tulisan”Mantan Dalam karung#1” Aku berusaha untuk membuatnya tertawa, inikan hanya cerita fiksi (CERMIN), dan pada malam itu Aku juga sempat menceritakannya kepada sepupuku yang kebetulan juga sedang datang kerumahku "sepupuku dengan bercanda mengucapkan, ini cerita real mantanmu ya Ngga?? Aku hanya tersenyum sambil melihat wajah istriku, yang memasang wajah jutek” dengan tegas Aku membantahnya, ini cerita tentang mantan pacar sahabat-sahabatku yang Aku gambarkan kedalam imajinasiku.”kok ceritanya sangat nyata???”, ya inilah hasil dari Imajinasiku.
Lalu sepupuku berbisik kepadaku,”kenapa gak menceritakan tentang mantanmu saja Ngga?” aku hanya tertawa sambil melihat ke arah wajah istriku, sambil balik berbisik kepada sepupuku, "belum tepat waktunya aku menceritakan”, nanti kalo di ceritain semua, cerita tentang mantanku ke dalam sebuah tulisan, bisa terjadi perang dunia pertama dong, dengan penuh bercanda Aku menjawabnya.
Aku berharap tulisan Mantan Dalam Karung#1 ini, tidak hanya memberi pandangan positif kepada para mantan pacar, khususnya sahabat-sahabatku yang sedang mencari calon pacar.
Seorang sahabatku juga pernah berkata kepadaku”mencari pacar yang sesuai keinginan dan harapan kita itu, seperti mencari kesalahan orang lain, belum tentu orang lain itu salah dan sebaliknya, makannya kita harus mengenalnya terlebih dahulu”. Nah bingungkan, yang penting setelah sahabat membaca tulisan Mantan Dalam Karung#1 bisa membuka wawasannya dalam mencari pacar atau kekasih yang baik hati.
Prakata penulis
Sudah pernah punya Mantan pacar belum??”Apa? banyak sekali woww banget pokoknya” Nah langsung aja nih, sudah pada gak sabaran untuk segera membaca judul demi judul yang ada di tulisanku berjudul“Mantan Dalam Karung#1” semoga teman-teman bisa mengambil pesan yang bagus untuk sang calon Mantan pacar, cerita yang aku tulis hanya fiksi, jadi bisa di bilang, ini adalah gambaran cerita waktu aku sedang ngobrol santai dan bertanya-tanya bersama sahabat-sahabatku tentang yang namanya Mantan pacar, selebihnya menuangkan semua alur cerita kedalam Imajinasiku, jadi mohon maaf jika ada kesamaan Nama Tokoh atau Nama Orang yang aku tulis. Memang sih di kehidupan kita saat mencari jati diri untuk seorang pacar yang cantik, baik hati tidak sombong dan mau menerima apa adanya sangat susah bangetloh, kita sering banget dipertemukan oleh yang namanya mantan pacar, tentunya bermacam-macam karakter, profesi dan tingkah lakunya. Semoga dengan tulisan yang ada di buku ini, bisa menginspirasi teman-teman dalam memilih pacar yang sesuai dengan keinginan dan harapannya amiienn, dan tungguin juga tulisan“Mantan Dalam Karung#2”. Selamat membaca.
Ucapan Terimakasih
Hallo salam sejahtera bagi kita semua, berjumpa kembali bersama aku Angga Pebria Wenda Mahesta, Berhubung saya suka menulis di Kompasiana saya mempersembahkan karya saya MANTAN DALAM KARUNG #1
Daftar isi
Pengantar
Prakata penulis
Ucapan Terimakasih
Daftar isi #1
- ·Mantanku idola bapak ibuku
- ·Mantanku seorang atlet lari
- ·Mantanku penjaga tiket konser
- ·Mantanku penggila bola
- ·Mantan yang baik hati
- ·Mantanku posesif
- ·Mantanku girl band bangets
- ·Mantanku seorang model
- ·Mantanku guru lesku
- ·Mantanku vokalis band alternatif rock
- ·Mantanku seorang penulis novel
- ·Mantanku penggila facebook
- ·Mantanku rajin ngetweet
- ·Mantanku pahlawanku
- ·Mantanku tetanggaku
- ·Mantanku kakak kelasku
- ·Mantanku seorang artis ibu kota
- ·Mantanku jualan jamu gendong
Mantanku
idola bapak ibuku
Pertemanan aku dan dia ternyata sudah dimulai sejak kecil, tapi aku sudah lupa, sehingga membawaku dalam nuansa penuh cinta monyet, padahal aku masih menginjak sekolah dasar kelas lima. Bisa dibilang ini yang namanya cinta monyet. Terus siapa yag jadi monyetnya??, Bapak dan Ibuku sudah sangat mengenalnya termasuk Bapak Ibunya. Namanya Rere, dia wanita pertama yang mengisi cinta dihatiku, pandangan pertamaku terjadi saat pagi itu di pintu gerbang sekolah, setelah Bapak Ibuku mengantarku kesekolah tercinta, sebelum memasuki halaman sekolah, aku bertemu Rere dan Bapak Ibunya, saat itu juga, aku tertarik kepada Rere, sebenarnya Rere belum begitu jelas mengenalku karena Rere murid pindahan dari sekolah 45, aku hanya tersenyum melihatnya dan menyapanya”Hei Selamat pagi”, apa karena usiaku masih dibawah umur ya, sebenarnya aku gak tahu namanya jatuh cinta itu seperti apa, berhubung Bapak Ibuku sangat akrab dengan orang tuanya Rere, akhirnya aku baru tahu kalo Rere itu ternyata teman sejak kecilku waktu aku belum pindah rumah di jl.pemuda”waktu dirumah lama aku masih taman kanak kelas nol besar, jadi ingatanku terbatas ”.
Pertamanya sih aku biasa aja, tidak ada yang berubah di dalam diriku, katanya kak Wisnu maksudnya tetanggaku yang sudah Sekolah Menengah Atas, pernah bilang ke aku tentang rasanya jatuh cinta, Rasanya itu di dalam hati pasti berbunga-bunga, aku baru ingat apa yang di bilang kak Wisnu, alhasil aku langsung berlari menuju kamar mandi dan melihat hatiku”kok gak ada bunganya ya”sudahlah aku langsung masuk ke kelasku 5c yang berada di ujung kelas 4b, inilah kelasku yang sangat aku sayangi.
Selama pelajaran, aku memperhatikan papan tulis, kenapa yang ada di papan tulis itu selalu bayangan wajah Rere, hehehhe ya mungkin ini yang namanya jatuh cinta. Jam istirahatpun tiba, aku langsung menuju kantin sekolah yang terletak di belakang sekolah, wah semoga saja aku bertemu dengan Rere. Sesampainya di kantin sekolah, aku cari-cari kok gak ada ya, aku sangat kecewa melihat Rere tidak ada di kantin sekolah, kenapa tadi pagi aku lupa tanya kelasnya ya?? Sudahlah nanti pulang sekolah aku akan menunggunya di depan pintu gerbang sekolah.
Ini hari pertama Rere masuk di sekolahku, aku harus memberikan kesan yang menarik”kata kak Wisnu seperti itu, kalo mau punya pacar”maklum namanya saja cinta monyet tapi kok berani ya aku menjadikan Rere seorang pacar. Sudahlah pusing ngebahasnya hhehehe aku mengambil tasku dan langsung berlari menuju pintu gerbang sekolah, padahal bell sekolah belum dibunyikan, aku meminta izin kepada ibu guru untuk pulang lebih awal”alasan waktu itu sakit perutJ”dengan penuh percaya diri aku berdiri diluar gerbang sekolah, nah disaat bell sekolah berbunyi, tiba-tiba perutku beneran sakit banget”akibat berbohong sama Ibu guru nih”, waduh kenapa nih perutku, gak bisa diajak bekerjasama huuh, kalo aku tinggal ke kamar mandi, pasti Rere sudah pulang, okay aku tunggu Rere apapun yang terjadi”segitunya banget ya, kalo anak sd jatuh cinta” gak tahunya, aku gak tahan lagi, alhasil aku buang Air Besar dicelana, sudah sangat gak tahan lagi dan harus bagaimana lagi, aku jadi bingung dan malu banget ketika teman-teman sekolah mencium bau aneh, saat mereka hendak melewati pintu gerbang sekolah termasuk Rere L”dengan muka baja aku tetap tersenyum”.
Akhirnya perjuanganku terasa sangat sia-sia, aku tidak akan menyerah”kata kak Wisnu jangan menyerah mengejar cinta”malam harinya sesudah belajar, aku bertanya-tanya kepada Bapak Ibuku tentang Rere, malah dibilang sama Bapak dan Ibuku, besok kalo sudah besar kamu boleh deh pacaran sama Rere” woow tambah semangat aku untuk menjadi orang besar J”.
Sebelum tidur aku berdiri di depan cermin kamarku yang sangat besar, aku melihat diriku sendiri, ternyata aku keren juga ya, gak sabar untuk menyelesaikan sekolah dasarku”padahal masih satu tahun lagi”.
Pagi ini aku bersemangat untuk menuju sekolah tercinta, lagi dan lagi aku di antar Bapak dan Ibuku, tentunya kali ini aku membawa makanan dari rumah, tidak lupa juga membawa makanan buat Rere”ya semoga makanan ini bisa membuat Rere tertarik sama aku”. Nah setelah sampe di sekolah, aku langsung melihat Rere yang sudah datang lebih awal, untungnya Rere masih terlihat jelas belum memasuki kelas, oh ternyata Rere kelas 5a, ehmm ini kan, kelas unggulan di sekolahku.
Walaupun aku beda kelas dengan Rere, tetap saja aku semakin bersemangat untuk bertemu dengan Rere, setiap ada kesempatan untuk izin keluar kelas, aku selalu datang ke kelas Rere, mungkin karena aku terlalu sering ke kelasnya Rere, aku dimarahin wali kelas 5a. Tidak apa-apa yang penting Rere sudah tahu, kalo aku mengaguminya.
Setelah pulang sekolah aku di jemput Bapak Ibuku, dan aku menceritakan semua hal yang membuat aku berkesan terhadap Rere, berhubung Bapak Ibuku juga sangat mendukung J. Malam harinya aku dan Bapak Ibuku berkunjung kerumah Rere, tapi sayang, Rere waktu itu sedang belajar, ya apa boleh buat L aku gak bisa bertemu.
Nah ini dia saat-saat aku mengucapkan sayang kepada Rere”tentunya aku banyak belajar sama kak Wisnu tetanggaku” katanya kak Wisnu aku harus percaya diri untuk mengutarakan perasaanku, aku gak mau menunggu lama, setelah sampai disekolah, aku langsung menuju kelas 5a, aku duduk di bangkunya Rere, walaupun suasana di kelas hanya beberapa orang saja, aku tetap percaya diri, hingga waktu yang ku tunggupun datang juga. Rere dengan senyuman manisnya kaget melihat aku berada di bangku miliknya. Kamu kenapa disini ngga??? gak apa-apa , aku mau ngomong, kalo aku sayang banget sama kamu, Bapak Ibuku boleh kok pacaran sama kamu, asal kalo sudah besar besok, bagaimana??”tidak aku sangka, aku begitu polosnya mengutarakan perasaan ini” Rerepun menjawab dengan pasti, dengan menganggukkan kepalanya tiga kali, apakah ini jawaban ujian ulangan besok hehehe, tapi rasanya begitu luar biasa, inikah yang namanya pacaran yang sukses diterima versi sekolah dasar.
Waktupun terus berjalan, singkat cerita sekarang aku sudah mengenakan seragam putih abu-abu, tentunya Rerepun juga sama sepertiku, maksudnya kalo aku tambah ganteng, kalo Rere sekarang tambah cantik, rambutnya yang hitam berkilau panjang terurai sebatas punggung, tatapan matanya yang mempesona di antara wajah lonjongnya dan kulitnya bersinar putih bagai cahaya matahari J, membuatku tambah yakin gak salah memilih Rere, dan setiap pagi giliran aku yang datang kerumah Rere, ya bisa dibilang Bapak Ibunya Rere juga mendukung aku berpacaran dengan anaknya”jadi tidak ada masalah aku menjemput Rere setiap pagi”. Rere dengan senyum manisnya menatapku, sepertinya Rere sudah menungguku, rambutnya yang terurai panjang seperti bidadari membuatku tambah sangat mencintainya. Berkilau banget pagi ini beb, eh tumben kamu pakai helm??”sedikit basa basi”. Rere langsung menjawab, biasanya juga pakai helm beb”panggilan sayang aku dengan Rere”. Sekolah aku dan sekolahannya Rere hanya berjarak 3 meter, tidak terlalu jauh, tapi ada sedikit rasa khawatir karena aku dan Rere beda sekolah, maksudnya takut sama-sama diselingkuhin, kan gak bisa memantau secara detail. Tepat jam setengah dua siang, aku menjemput Rere disekolahnya, eh ternyata Rere pulang jam setengah tiga sore, aku juga gak dikasih tahu kalo Rere pulang jam segitu, apakah mendadak ada jam tambahan disekolahnya. Aku sempat ngobrol-ngobrol dengan pak satpam disekolahnya Rere, “ya biasanya sering ada jam tambahan, tanpa pemberitahuan”, sambil menunggu Rere pulang, aku bermaksud pulang sebentar untuk berganti pakaian lalu balik lagi kesekolahannya Rere.
Setelah sampe disekolahannya Rere, aku kecewa banget melihat Rere boncengan dengan teman laki-lakinya, walaupun sebelumnya, aku pernah dikenalkan oleh Rere tentang teman laki-lakinya itu, aku tetap saja emosi melihat Rere dibonceng teman laki-lakinya, siapa sih yang gak emosi melihat pacar sendiri diboncengin sama pria lain”maklum aku dan Rere sama-sama tidak dibolehkan membawa handphone saat disekolah, jadi sering terjadi salah paham, saat menjemput Rere sepulang sekolah”. Aku tidak akan tinggal diam, ini kelima kalinya Rere diboncengin dengan teman laki-lakinya yang sama, dan ini yang terakhir, selama perjalanan aku mengikuti mereka dari belakang”rasa emosi menggebu-gebu”, dan setelah sampe dirumah Rere, emosiku tak terbendung lagi. Dengan cepat tanganku melayangkan satu pukulan“bogem mentah kearah wajah laki-laki tersebut, dengan hitungan detik laki-laki itu langsung jatuh ke tanah” kedua orang tua Rere melihat kejadian itu dari dalam rumah dan langsung memisahkan aku, sejak dari kejadian itu, aku dan Rere diberi waktu untuk introfeksi diri, supaya hubungan pacaran kami terjalin baik seperti dahulu.
Bapak Ibuku, selalu mengidolakan Rere dari sekolah dasar hingga saat ini, jadi apapun yang terjadi, pasti aku yang disalahkan,”maklum orang tua Rere selalu berkomunikasi dengan baik sama bapak ibuku, jadi kalo ada masalah sedikitpun tentang aku dan Rere wah bisa dimarahin habis-habisan sama Bapak Ibuku” padahalsudah jelas Rere diboncengin sama teman laki-lakinya, pasti ada apa-apanya, tetap saja aku yang dimarahin sama Bapak Ibuku L. Tiga minggu berlalu, aku dan Rere kembali seperti semula, maksudnya tidak terjadi apa-apa, tentang hubungan pacaran aku dan Rere, sama-sama berjanji tidak akan menyalahkan satu sama lain. Masalah kemarin sudah selesai, kali ini Rere di tunjuk untuk mewakili sekolahannya mengikuti lomba baca puisi di kantor bupati pada hari sabtu sore , lomba puisi ini diikuti oleh semua sekolah menengah atas di kabupatenku. Rere lagi-lagi berbohong kepadaku kalo dia tidak ikut lomba puisi karena sedang tidak enak badan, ya sudah apa boleh buat, terus saat aku bertanya, siapa yang menggantikan membaca puisi dikantor bupati?, Rere menjawab, sudah ada temanku yang menggantikan. Ya sudahlah aku hanya bisa bilang, istirahat yang banyak biar cepat sembuh ya beb, aku langsung balik kerumah, jadi percuma saja kalo aku datang sendirian ke lomba tersebut dan aku juga batal malam minggu bersama Rere,”eh gak tahunya, rere pergi ke lomba tersebut ditemani teman laki-lakinya kemarin, dan parahnya lagi aku dikasih tahu oleh orang tuanya rere”. Sudah sampai diluar rumah bermaksud untuk pergi menemui Rere, eh malah aku yang dimarahin sama Bapak Ibuku.
Apa salahku, kenapa aku yang selalu disalahkan sama Bapak Ibuku? sudah jelas Rere yang salah hufffttts apes banget sih, tidak tahan lagi aku dipermainkan oleh Rere, malam harinya” maksudnya malam minggu”, langsung aku mendatangi rumah Rere, dan bermaksud untuk memutuskannya”putus hubungan sebagai pacar” setelah tiba di depan rumah Rere, sekitar jam sembilan malam, laki-laki itu ternyata sudah berada diruang tamu dan sedang asik ngobrol bersama kedua orang tua rere dan Rere.”langsung Go, pulang kerumah sambil nangis, sampe dirumah dilanjutin nangis lagi sampe pagi L”.
Mantanku
Seorang atlet lari
Matahari pagi ini menjemputku dari tempat tidur, aku terbangun dan langsung melihat jadwal kuliahku yang menempel di sebelah kaca lemari pakaian, wah sepertinya hari ini asik untuk berolahraga, padahal aku sangat jarang berolahraga loh, cuacapun juga sangat mendukung tidak panas dan tidak mendung ehmmmm. Berhubung aku juga males banget masuk kuliah pagi ini J. Gak ada salahnya untuk berolahraga, aku langsung memakai celana training dan kaos oblong, gak ada pakai acara mandi pagi hehehe, tidak lupa handuk kecil putih yang tergantung di leherku. Jarak taman kota dari kostku cukup jauh, berhubung males juga menggunakan sepeda motor, aku langsung berjalan menuju halte bus. Sesampainya di dalam bus, aku langsung duduk di bagian tengah, kali ini aku benar-benar beruntung banget, ada seorang wanita cantik, rambutnya seperti polwan, alisnya tebal dan bertubuh tinggi seperti model duduk sejajar dengan aku“maksudnya persis duduk disebelahku”, jadi gimana gitu rasanya”bikin aku grogi, soalnya baru kali ini duduk sejajar dengan wanita cantik di bus kota”.
Aku harus mencari ide untuk bisa ngobrol bersamanya, tidak lama kemudian aku melihat sekilas, sepertinya dia juga mau berolahraga, karena mengenakan jaket sport warna merah, celana olahraga pendek berwarna putih dan sepatu sport nike berwarna hijau, langsung aja aku beranikan diri untuk ngobrol dengannya.
“permisi mbak, mau olahraga juga ya??”
“kalo iya kenapa!!”
“enggak mbak, Cuma tanya aja, berarti rute kita sama dong mau ke taman kota”
Walaupun pertama agak galak dan cemberut, aku yakin, bisa mengenalnya lebih dekat lagi, setelah sampai di taman kota, dia langsung turun dan berlari mengelilingi taman kota, sepertinya dia sudah terbiasa olahraga lari, tanpa harus memakai pemanasan J. aku berjalan santai untuk melakukan pemanasan, aku juga bingung mau olahraga apa pagi ini, alhasil aku hanya mengamati seorang wanita tadi yang duduk disebelahku didalam bus. Wah ternyata dia cantik banget dan mempesona, apalagi saat menatap matanya wooow. Selama dua minggu dan setiap hari rabu aku sealu datang ke tama kota untuk bertemu dengan wanita tersebut, meskipun dia sangat galak, aku berhasil mengenalnya lebih dekat, dia bernama Ana seorang atlet lari nasional, Ana ternyata sangat senang sama pria yang atletis atau olahragawan, berawal dari situ, aku akan lebih bersemangat untuk bisa menakklukan cintanya berbagai cara telah aku lakukan, mungkin ini tindakan yang sangat bodoh yang pernah aku lakukan, padahal aku sama sekali enggak suka berolahraga, apalagi lari??huufts alhasil demi Ana aku lakukan, dari pola makan seperti atlet sampai cara hidup sehatpun seperti yang telah atlet-atlet lakukan pada umumnya. Ana dengan tinggi 185cm sedangkan aku 167cm, jadi kalo aku dan Ana berjalan kaki sangat tidak imbang, apalagi ketika berboncengan dengan sepeda motor L bisa dilihat seperti apa coba. Tapi gak apa-apa, berhubung Ana seorang atlet nasional, aku sangat mendukungnya, aku belain sampai-sampai 2 smester membolos menemani ana berlomba ke berbagai daerah di indonesia, nah dari situ aku berhasil mencuri cinta Ana, aku yakin banget, ana tidak salah menerima aku sebagai pacar, aku bangga menjadi seorang pacar atlet lari, ini yang pertama dalam kamus berpacaranku. 4 bulan menjadi seorang pacar atlet lari, membawaku perubahan yang luar biasa, setiap 3 hari disore hari aku dan Ana pasti berlari mengelilingi taman kota, kalo dulu sebelum pacaran Cuma hari rabu saja nah kali ini setiap 3 hari loh, buseet ini kaki sudah kayak tukang becak.Hari terakhirku berpacaran bersama Ana, saat Ana mengikuti lomba lari yang diadakan oleh pemerintah kota jawa barat. Paginya aku mendapatkan pesan singkat dari Ana, yang berisi, dia akan ikut lomba bersama teman-temannya di jawa barat, loh kenapa aku gak boleh ikut ya, ehmm perasaanku tidak enak, diam-diam aku ikut menyusul Ana ke jawa barat, tempat berlangsungnya lomba lari tersebut. Setelah sampe di dalam gedung olahraga jawa barat, aku duduk di tribun hijau, suasana di dalam gedung sungguh rame, aku bingung gak bisa melihat Ana, kok gak ada ya, apa dia berbohong kepadaku, 15 menit berlalu, panitia lomba menyebut nama Ana, nah itu dia Ana, hatipun menjadi tenang setelah melihat Ana, aku bermaksud memberikan surpise kepada Ana setelah perlombaan lari berakhir, tapi apa boleh buat, ketika aku menghampirinya di ruang atlet, Ana sedang ngobrol bersama seorang pria yang berada disampingnya, ternyata dia atlet lari juga, sama seperti Ana, tapi kok mereka sangat dekat ya, seperti sudah lama berkenalan, seperti?? Ada sesuatu yang disembunyikan diantara mereka.Sudahlah pikiranku yang negatif ini, terlalu berlebihan, aku segera menghampiri mereka, gimana sayang lombanya??”Anapun terkejut melihatku, dan langsung segera meminta maaf, maaf ya angga, sebenarnya aku sudah 6 bulan berpacaran bersama toni, ini kenalkan cowok aku yang sebenarnya, dan aku menganggap kamu Cuma teman biasa saja tidak lebih, terimakasih ya sudah menemani aku lari setiap 3 hari berturut-turut, selama 4 bulan. dan aku terpaksa jadi pacar bohongan kamu, karena kasihan melihatmu”.
Mantanku
penjaga tiket konser
Hari sabtu, maksudnya malem minggu, aku nonton pentas musikrock di stadiun lapangan bola maguwoharjo sleman yogyakarta,yang letaknya gak jauh dari rumah kontrakanaku. Ini pentas musik rock terbesar seindonesia, banyak sih kejadian aneh, selama pentas musik berlangsung. Mulai yang ketemu aak borjo di depan gang, yang juga nonton pentas musik itu, juga ketemu temen-temen sekolah menengah atas, saat badung aku dulu, yang aslinya mereka cuma ngerti konser dangdut yang diadain di sebelah desa, waktu masa sekolah, sekarang sedikit demi sedikit mereka sudah mengenal pentas musik rock. Dan juga ketemu pak rt, ngapain juga Pak RT nonton musik rock hehehe, sampai-sampai aku juga ketemu selingkuhanku waktu kuliah, tetapi selingkuhanku itu mempunyai kenangan yang berbeda,”aku juga diselingkuhin maksudnya”.
Saat masuk di pintu loket, sepertinya ada yang tidak asing, melihat penjaga tiket yang memakai topi hitam, weetts gawat itu kan mantanku namanya Rini, dulu aku dan Rini mengakhiri hubungan pacaran dengan penuh benci dan dendam, jadi males aja untuk bertemu lagi dengannya,”tapi aku juga sempat bepikir lagi, kenapa aku dulu bisa minta putus sama Rini ya, padahal Rini itu orangnya baik, tambah cantik sekarang, enggak gemuk dan enggak kurus juga, ah sudahlah” nah berhubung ini tiket harus di tukerin sama tiket aslinya, aku berharap bukan sama Rini, tapi sama temannya rini.
Karena rini adalah panitia tiket masuk, mau gak mau, aku dan Rini saling bertatap muka, tapi Rini cuek aja, merasa tidak kenal sama aku, ya sudah aku juga merasa tidak kenal dengan dia, ternyata Rini dengan cepat memberikan tiket asli kepadaku, dan langsung ngecap stempel tanda sudah menukar tiket masuk, yang biasanya di cap di tangan, ini malah di cap di jidatku”saat ngecap stempel tanda sudah menukar tiket masuk yang asli, Rini tidak melihat ke arahku, Cuma cap stempel yang mengarah kepadaku”.
Hati ini kesel banget, rasanya ingin membalas tingkah laku rini, berhubung banyak orang disekitarku, aku hanya tersenyum saja, aku masuk ke depan stage menikmati dentuman distrosi dan suara scream dari vokalis, saat musik mulai semakin bringas, aku ikut berteriak mengikuti salah satu lagu yang dinyanyikan oleh band rock favoriteku yang lagi main. Tanpa aku sadari ternyata semua panitia di tiket masuk, termasuk Rini juga ikut tumpah ruah, dalam suasana musik rock didepan stage, dan lagi-lagi aku bertemu dengan Rini.
Sebenarnya gak ada dendam sedikitpun, untuk membalas cap stempel yang di kasih oleh Rini di jidatku, tapi aku sudah membuka lagi lebar-lebar hati ini untuk Rini, bisa dibilang aku malah ingin balikkan lagi, saat aku mendekati Rini yang sedang menikmati musik rock, Rini yang sambil loncat-loncat gak disengaja, aku terjatuh di depannya, dan terinjak-injak oleh Rini.
Maaf mas, gak disengaja”, itu yang di ucapkan Rini kepadaku, gak apa-apa kok, oh iya Rini, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, mau gak jadi pacar aku lagi??”berhubung suara musik lebih keras, jadi Rini gak begitu mendengarkan apa yang aku bilang”, Rini Cuma angguk-angguk kepala saja, hati ini seneng banget”aku sudah tahu jawabannya pasti di terima, aseek balikkan lagi sama Rini”.
Setelah pentas musik rock selesai, aku menunggu Rini di pintu gerbang, bermaksud untuk ngantar Rini pulang, eh gak tahunya, Rini pulang sama cowok lain”dan parahnya lagi cowok itu vokalis band rock favorite akuL”.
Mantanku
penggila bola
Saat semester kuliahku yang pertama, aku memiliki mantan pacar yang fanatik banget sama sepak bola, namanya Sophie, orangnya cantik banget, apa lagi Sophie memiliki bentuk wajah seperti diamond, setiap ada club bola kesayangannya main di televisi, aku harus wajib menemaninya nonton bareng bersama teman-temannya. 2 bulan pertama menjalin hubungan sebagai pacar, tidak ada yang aneh dengan tingkah lakunya, aku menganggapnya wajar aja fanatik sama club bola kesayangannya. Memasuki bulan ke 3, aku mulai menyadari bahwa hubunganku dengan sophie tidak akan lama.
Coba aja bayangin, ketika lagi jalan di mall atau ke toko olahraga, asal ada aroma berbau club bola kesayangannya”dan matanya melotot mulai melirik, tanpa memikirkan harga yang tercantum”, pokoknya wajib dan harus di beli, dari segi pernak pernik, gantungan kunci, shall, topi, tas baju hingga karpet L. Ya lama-lama aku semakin dijajah sama sifatnya Sophie yang fanatik banget oleh club bola kesayangannya.
Sejak waktu itu, aku banyak melakukan percobaan selingkuh, supaya aku bisa putus dengan Sophie, tapi tetap saja selalu gagal, dan aku juga sudah sangat mengenal teman-teman pria Sophie yang bringas-bringas terhadap club sepak bola” jadi aku mikir enam kali, supaya aku bisa putus dengan Sophie secara baik-baik, ini namanya cintaku berat di dompet”.
Pernah dengan sengaja, aku bilang ke Sophie, kalo aku tidak suka sama club bola kesayangannya, aku lebih suka club lain, berharap Sophie akan marah besar dan segera memutuskanku, “tapi Sophie malah bilang, aku juga suka club bola yang lain kok”, lalu Sophie tidak merespon dengan bercanda, dia kali ini sangat serius, langsung Sophie bilang juga, “ya udah, aku juga ikut club bola kesukaanmu, tapi harus dibeliin assesoris yang lengkap lagi ya beb”.
Waduh malah semakin kacau gini, akhirnya biayaku malah membengkak dua kali lipat, karena membelikan Sophie assesoris club bola yang lain yang aku pilih, strees banget aku di buat Sophie, dan titik terangpun datang juga, walaupun Sophie banyak di kejar-kejar oleh orang lain karena kecantikannya, selama rekor usia pacarannya cuma sama aku yang masih bertahan lama, 6 bulan 3 hari. Dan aku harus mengakhirinya, tantangan terbesarku mencari kesalahan Sophie.
Saat aku dan Sophie nonton bareng di suatu cafe, aku membuat taruhan, siapa yang kalah harus menuruti permintaan yang menang, kebetulan club yang bertanding adalah club kesayangan Sophie yang dahulu, Sophie pun menyanggupinya dengan penuh percaya diri dan tidak ada pikiran negatif tentang taruhanku, babak pertama, Sophie tersenyum lebar kepadaku, melihat skor akhir babak pertama 2-0. Wah bisa gagal lagi aku kali ini, tapi masih ada babak kedua, selama pertandingan babak kedua berlangsung aku terus berdoa supaya aku menang taruhan sama Sophie, alhasil skor akhir menjadi 4-2 , club yang aku jagoin menang” aku langsung loncat dari tempat duduk dan langsung berteriak di depan Sophie, KITA PUTUS AJA YA MULAI HARI INI!!.
Mantan yang baik hati
Aku memang anak yang rajin dan lumayan pintar kata teman-temanku. Ya sejak saat itu, saat yang paling membuatku menyesal untuk selamanya, mungkin ini hanya masalah sepele bagiteman-temanku. Tapi bagi lubuk hatiku yang paling dalam, ini masalah paling berat, aku putus dengan pacarku. Itu lah masalahku sebenarnya, tapi ini sangat merubah semua hidupku, setelah aku putus dengan pacarku“Rena namanya”karena aku selingkuh dengan cewek lain di sekolah yang samadengan aku, aku juga kepergok dengan Rena berkali-kali, saat sedang berjalan jalan di mall, makan di taman, dan nonton film di bioskop L.
Saat itu juga aku di putuskan, ya memang seharusnya seperti itu, masalah hati juga seharusnya selesai tapi yang bikin aku tidak bisa menyelesaikan masalah hati ini sendiri,karena aku gak bisa melupakan Rena, pernah berkali-kali mencoba membuka hati sama yang lain, tapi tetap saja gak bisa, Rena cinta pertamaku di bangku sekolah menengah atas, walaupun aku dan Rena sudah gak ada hubungan lagi, aku tetap masih berkomunikasi dengannya, setiap malam aku selalu mengirim sms” lagi apa, jangan lupa makan dan belajar ya” dan Rena tetap saja membalas smsku dengan seadanya, ya gak apa-apa yang penting masih di balas smsku, setiap malam aku terus berdoa untuk Rena supaya dia membukakan hatinya lagi untukku J .
Aku juga sering berkomunikasi dengan temannya Rena namanya Ami, satu bangku sama Rena, sering juga aku curhat sama Ami tentang Rena, sampai-sampai Ami ada rasa juga kepadaku, ya kalo boleh dibilang Ami lebih cantik dari pada Rena,”maksudnya Ami lebih juga lebih dewasa dalam mengambil sikap” tapi aku tetap milih Rena dari pada Ami. Suatu hari aku disuruh Ami main ke sekolahnya”maksudnya sekolah Rena dan Ami, yang terletak 15 menit dari sekolahku”.
Aku juga kangen banget sama Rena, sudah lama tidak bertatapan muka, maksud kedatanganku ialah, ingin bertemu Rena, tapi Ami mengira kalo aku datang hanya buat ketemu dengan Ami saja, sepulang dari sekolah, aku langsung menuju sekolah Rena dan Ami, setelah sampai disana, aku langsung menuju kantin di belakang sekolah, sebelumnya aku sudah sms Rena dan Ami.
Tapi aku tidak tahu kalo Rena dan Ami sedang lagi marahan, alhasil aku hanya sebagai pendengar setia mereka yang sedang perang mulut,“percuma juga aku memish mereka”dan aku memutuskan untuk segera pergi saja, dari pada aku menjadi korban mereka berdua.
Malam harinya aku meminta maaf kepada Rena dan Ami, melalui telepon genggam. Dua minggu berlalu, aku sengaja tidak berkomunikasi sama Rena dan Ami, walaupun aku juga kangen banget ingin berkomunikasi sama mereka berdua, apalagi terhadap Rena cinta pertamaku ehmm”seperti ada yang hilang dari hidupku, untuk makanpun jadi tak enak”. Keesokkan harinya sepulang sekolah, aku memberanikan diri untuk berkunjung kerumah Rena, sesampainya dirumah Rena aku menceritakan semua isi hatiku, sebenarnya aku gak bisa berpisah dengannya”ternyata Ami juga sudah curhat semua tentang perasaannya yang paling dalam terhadapku dan sangat mencintaiku”. Alhasil Rena hanya tersenyum mendengar semua isi hatiku.
Dan kini tiba saatnya aku harus mencoba membuka lembaran baru?? Tapi bersama siapa ya, gak ada salahnya juga kalo bersama Ami”aku pikir-pikir, Ami cantik dan enak di ajak ngobrol”, waktu itu Rena sengaja membuat janji bertemu denganku di taman kota, tapi perasaanku sejak awal mendengar Rena ingin bertemu denganku sudah berbeda”ada apa ini”. Aku menyanggupi untuk bertemu dengan Rena di taman kota, jam tiga sore aku duduk di bangku taman, aku menunggu Rena sambil bermain handphone black berryku, lima belas menit berlalu Rena belum datang-datang juga, sampai jam lima sore aku menunggu di taman ini, tiba-tiba Ami datang menghampiriku, akupun terkejut melihat Ami datang ketaman kota menghampiriku, bukan karena sebab apapun Ami datang menghampiriku, tapi karena cintanya terhadapku yang membuatku yakin kalo Ami benar-benar sangat mencintaiku, setelah Ami datang menghampiriku, Renapun datang dari kejauhan menghampiri kami berdua, dengan membawa balon hati berwarna merah dan memberikannya kepada Ami J.”Dan aku langsung spontan memeluk Ami dengan erat, dan tidak lupa mengucapkan terimakasih sama Rena”
Mantanku posesif
Saat terminal bus giwangan ini aku tinggalkan, itulah terakhir kalinya aku tidak melihat pandangan bola matamu yang bulat seperti bersinar bening bagaikan embun pagi yang sedikit hujan, begitu mewarnai hati yang terluka, sampai-sampai panasnya pagi ini tak terasa di tubuhku, aku akan menghapus kenangan wajahmu Arumi. Senyum manismu bagaikan bunga mawar yang layu, mekar namun tak merona menghiasi juga di bibirmu yang sangat merah sekali, seakan ingin menyampaikan kalo aku dan Arumi memang harus berpisah. Apakah ini takdirku berpisah dengan Arumi, meskipun tak terucap penyesalan yang aku buat, Arumi selalu mencintaiku ada apanya. Pertemuan aku dan Arumi, pertengahan 2011 tepatnya bulan mei, ya karena cinta yang berbicara, padahal aku dan Arumi beda 3 tahun umurnya, bagi aku gak masalah tapi gak tahu bagi Arumi. Dari bandung menuju jogja, itulah jarak yang harus aku tempuh, setiap satu minggu sekali, demi Arumi pujaan hati. Bayangin aja sudah 2 tahun berpacaran tingkah laku Arumi yang sangat super ketat membuatku tambah sabar, sabar dalam hati, sabar dalam sikap, sabar dalam biaya, sabar dalam segi umur. Jurusanku public relations sedangkan Arumi psikolog, tentunya tidak jadi masalah besar kalo tidak ada yang mulai duluan, sedikit saja tidak memberi kabar, aku selalu di marahin. Sedikit aja gak bilang sayang, telinga aku selalu di jewer, ya selama berpacaran banyak pengorbananku untuk mempertahankan hubungan aku dan Arumi. Pernah saat itu, aku memakai kaos warna merah, “aku lupa kalo arumi gak suka dengan warna merah” setelah sampai di jogja, walaupun Arumi menjemputku di terminal bus giwangan, mukanya berubah seperti mau makan orang, bukannya disambut senyum indah ini malah disambut dengan amarah L. Mau gak mau, aku harus ganti pakaian warna biru, dengan cepat aku langsung mengambil tas di bagasi bus dan bergegas menuju toilet umum yang terletak di ujung terminal giwangan, untung banget Arumi gak marah-marah di depan banyak orang. Nah setelah selesai menjemputku, akhirnya aku dan Arumi makan di lesehan dekat kostnya Arumi, dengan motor matic mio merah aku dan Arumi menuju kesana. Aku memesan bebek goreng dan Arumi memesan ayam goreng, kebetulan ada pete, kalo sudah lihat pete, aku langsung gak bisa menolak untuk memakannya, eh sudah di pesan petenya, setelah datang pesanan di hadapan aku dan Arumi, gak tahunya Arumi langsung buang pete pesananku, katanya “kalo kamu makan pete aku gak akan mau ngobrol sama kamu!!”. Akhirnya aku lagi yang mengalah L, sabar-sabar, kata orang tua, kalo sabar disayang TUHAN, sebenarnya niatku berkunjung untuk menemui Arumi hanya empat hari, berhubung tingkah lakunya yang membuatku gak bisa sabar lagi akhirnya keesokkan harinya aku langsung pulang tanpa memberi tahu Arumi, setelah sampe di bandung aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan aku dengan arumi melalui telepon genggam. Bukannya bersedih, Arumi malah marah-marah sama aku, katanya “seharusnya aku duluan yang mutusin kamu!!”.
Mantanku
girl band bangets
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia musik tanah air di bius oleh boy band dan girl band, dari korea sampai ke indonesia, awal jadian sih gak ada yang aneh sama tingkah lakunya, dan gak kepikiran juga dapat pacar yang ternyata fans berat sama group girl band korea, kalo gak salah SNSD. Apa itu SNSD? mungkin cuma pacarku saja yang tahu lebih detail tentang group girl band asal korea tersebut. Kalo tanya sama aku, tentang girl band, sumpah deh enggak banget. Pacarku namanya Lili, wajahnya yang putih berbentuk oval membuatku tambah sayang banget sama dia, apalagi poni ala dora membuat Lili tambah menarik, masa pacaranku bersama Lili sudah memasuki tahun kedua, dia senang banget sama girl band, gak peduli itu dari korea atau dari indonesia, menuruti semua kemauan Lili berburu vcd, hingga assesoris pakaian dan lagu-lagunya pokoknya serba girl band banget deh, ya mau ga mau, setiap ada konser musik girl band, aku harus menemaninya. Gak peduli itu namanya tiket mahal, jarak yang di tempuh dan lamanya mengantri tiket L harus aku jalani dengan penuh cinta. Sampai-sampai aku harus membelikan Lili poster girl band yang ada di seluruh indonesia, dan menaruhnya di dinding kamarnya. Yayaya, ini namanya kerja keras dan harus ekstra dalam menanggapinya, pernah juga Lili menyuruhku ke salon sebelah rumah Lili, dan harus memotong rambut gaya girl band atau boy band gitu. Alhasil aku juga menuruti perintah Lili, ehmm melihat ke kaca sudah kayak badut ancol L. Berulang kali aku selalu berdebat dengan Lili, tentng girl band, ya wajar dong, masak aku terus yang harus di tindas dengan sikap Lili. Pernah nih aku ngajak Lili, nonton pentas seni di SMA 5, waktu itu, adik sepupuku ngeband disana, pertamanya Lili mau aku ajak, tapi setelah di depan gerbang sekolah, Lili ngajak balik, katanya kalo gak ada perfom group girl band, mendingan pulang aja. Aku berusaha meyakinkan dia kalo nonton band itu juga gak kalah sama nonton girl band. Sampai di depan stage, adik sepupuku dan bandnya akhirnya main, berharap membawakan lagu metal atau rock, eh gak tahunya sama aja, mereka mainin salah satu lagu girl band dari indonesia, Lili pun berjoget ala girl band mengikuti alunan musik dari depan stage dengan penuh semangat menyuruhku ikut berjoget juga, aku hanya bisa bengong, melihat tingkah laku Lili??”lebih baik kita putus aja ya, aku sudah enggak sanggup lagi L”.
Mantanku
seorang model
Iseng-iseng aja, berkunjung kerumah temenku yang mempunyai agency model, pertamanya aku disuruh bantuin dia motret salah satu modelnya yang bernama Nia, tahu sendirilah kalo model pasti cantik, sexy dan mempesona, aku sih sama sekali gak bermaksud untuk mendekatinya atau mengenalnya lebih jauh lagi. Sekedar bantuin temenku motret aja tidak mengharap lebih, tapi Nia yang pertama kali ngajak aku ngobrol dan meminta nomor teleponku, ya mau gak mau aku kasih aja.
Dua hari berikutnya setelah selesai kuliah, aku di telepon nih sama Nia, disuruh motret lagi, tapi kali ini ada bayarannya, aku gak sendirian pergi menemui Nia di lokasi pemotretan, kebetulan aku ngajak temenku yang bernama Ardi, Ardipun menyanggupi, alhasil aku dan Ardi menuju pantai tempat lokasi pemotretan Nia selanjutnya. Setelah sampai di lokasi, Nia dengan bersemangat menghampiriku, terus aku mengenalkan temenku Ardi kepada Nia, karena Ardi lebih pintar motret dari pada aku, aku menyuruh Ardi aja yang motret Nia, berhubung suasana siang itu panas banget. Aku duduk berteduh di depan rumah-rumahan dari kayu, tidak jauh dari lokasi pemotretan, di depan rumah-rumahan ini terdapat peralatan motret yang berantakan”tumpah ruah”, dari lighting hingga treepot kamera. 30 menit berlalu Nia memanggilku, “kenapa gak nemenin aku, jawabnya” ya gak apa-apa, gak ada yang salah sih sama sikap Nia kepadaku. Berawal dari sana akupun jadian, maksudnya terpaksa jadian sama Nia, karena semua crew dan semua orang di lokasi mendukungku untuk jadian, mau gak mau J.
Satu bulan berlalu, ternyata punya cewek seorang model juga butuh ekstra sabar ya, kalo sudah ada sesi motret harus ikut dan harus membawakan peralatan perang Nia”alat make up dan jajarannya” sumpah deh, capek banget, belum lagi kalo Nia minta minum dan makan di lokasi, aku harus mencarikannya.
Kadang-kadang Nia marah gak karuan, kalo pemintaannya gak sesuai, contohnya aja, ketika Nia menyuruh aku membawakan sepatunya, padahal Nia sendiri yang nyuruh bawa sepatu hak tinggi, eh sampe di lokasi, aku yang disalahin”kan aku nyuruh membawakan sepatu casual gimana kamu itu beb”. Tidak sampe disitu, ketika Nia menyuruhku memilih hasil foto yang sudah di potret oleh kameraman, aku juga yang kena marah sama Nia, seperti ini katanya”kamu kok plinplan banget beb milih fotonya”.
Sabar banget aku mempunyai pacar super model seperti Nia, setelah selesai sesi motret, aku dan Nia hendak makan, berhubung aku cuma bawa uang pass, eh Nia malah ngajak makan di restoran L”padahal aku sudah bilang ke Nia, kalo aku cuma bawa uang pass” alhasil aku pulang terakhir, apa salahnya sih, bayarin dulu, masak aku terus yang bayarin Nia makan.
Nah dari sana, aku mulai gak suka sama Nia, aku mencoba menjauhkan diri sama Nia, mencari-cari alasan supaya aku dan Nia jarang ketemu, sampai pada akhirnya Nia sadar kalo tingkah lakunya membuat aku sakit hati. Nia bermaksud untuk meminta maaf, tapi aku sudah kecewa duluan. Sampai-sampai Nia menelponku sambil nangis-nangis.
Karena aku gak tega mendengar cewek lagi nangis, akhirnya aku maafin Nia, aku langsung menemui Nia di tempat agency model temenku, eh sampai disana, nia malah mengenalkan aku dengan cowok barunya L.
Mantanku
guru lesku
Dulu aku sempat strees juga, oleh pelajaran matematika, berhubung sebentar lagi aku menghadapi ujian nasional, aku harus ikut les matematika, Mama Papaku, sangat mendukungku untuk segera mengikuti les, alhasil aku ikut les matematika yang diberikan oleh Guru magang disekolahku namanya mbak Vega. Mbak Vega masih muda, dia Guru magang dari universitas pemuda indonesia. Mbak Vega sering banget buat aku pusing dalam mengajari aku rumus-rumus matematika dirumah.
Ada keselnya juga sih, dengan les matematika yang di ajarkan mbak Vega kepadaku, sedikit membosankan, rumus lagi rumus lagi, hufttss, apa karena aku sangat membenci pelajaran matematika ya”sempat berpikir, seandainya tidak ada ujian nasional pelajaran matematika, pasti pada seneng banget termasuk aku hahahha”.
Ini minggu ketiga, aku sudah nyerah deh, sama yang namanya les matematika, tapi kali ini mbak Vega memberikanku semangat yang luar biasa, katanya gini, kalo aku, berhasil mendapatkan hasil UN yang bagus, aku akan di traktir mbak Vega di salah satu restoran terbesar di kotaku. Entah mengapa, aku tambah bersemangat untuk memenangkan taruhannya mbak Vega, aseekkk makan gratis, dan kalo dilihat-lihat mbak vega juga cantik, gak ada salahnya mencoba mengenalnya lebih jauh J”kalo sudah jatuh cinta berjuta rasanya”.
Hari yang di tunggupun datang juga, aku bergegas pergi ke sekolahanku yang terletak di tengah kota, aku sudah mempersiapkan semua peralatan perangku dalam ujian nasional, sebelum memulai ujian nasional, aku mendatangi ruang mbak Vega, aku bilang, aku pasti bisa mendapatkan nilai tertinggi matematika di sekolahku. Mbak Vega tersenyum dan hanya bilang, Ayo buktikan ya.
Setelah memasuki kelasku, entah mengapa jantung ini berdetak lebih cepat dari sebelumnya, apalagi setelah berdoa ehmmm, sepertinya aku mulai grogi, lalu aku melihat soal-soal ujian matematika. Mampus banget nih, mimpi apa ya aku semalem, tiba-tiba ngeblank, berhubung posisi aku duduk di depan sendiri berhadapan dengan pengawas ujian, aku hanya bisa pasrah, keringat dingin mulai berjatuhan di atas meja.
Lima belas menit berlalu aku hanya bisa bermain dengan pensil, memutar pensil di jari tanganku, mana harus ngelingkari dan di tebalin jawabannya supaya bisa terbaca oleh komputer, tentunya memerlukan waktu yang cukup banyak. Huh ini soal banyak banget, isinya paling banyak tentang rumus. Tiba-tiba aku mendapatkan ide untuk bermain dengan keberuntungan, aku menghitung kancing di bajuku, a, b, c, d, e. Dari atas sampe bawah dan seterusnya aku menggunakan kertas yang aku potong kecil-kecil untuk aku undi, terus mengocoknya dan mengambil satu potongan kecil untuk jawabannya J.
Ini semua adalah ide gila yang aku lakukan untuk menjawab soal rumus matematika, dan detik-detik terakhir sebelum jam ujian nasional matematika selesai, aku semakin percaya diri, kalo jawabannku pasti benar semua.
Keesokkan harinya, aku dipanggil mbak Vega disuruh menemuinya di ruang guru, ternyata aku dikasih tahu sama mbak Vega tentang ujian nasional matematika kemarin J, Angga selamat ya, kamu telah berhasil mendapat nilai tertinggi ujian nasioal matematika di sekolah. Betapa senengnya aku seteah mendengarkan kabar itu, dengan spontan, aku langsung memeluk mbak Vega, dengan spontan juga mbak Vega kaget dan terkejut melihat perbuatanku, walaupun mbak Vega gak marah, tapi terlihat dari wajahnya, kalo mbak Vega sangat malu, saat aku peluk” semua guru di ruangan itu melihatnya J”
Akhirnya malam yang aku tunggu datang juga, aku disuruh menjemput mbak Vega di rumahnya, karena ini moment yang sangat spesial buat aku, aku gak akan melewati kesempatan ini, setelah aku jemput mbak Vega di rumahnya, aku dan mbak Vega menuju restoran yang terbesar di kotaku, sedikit gugup juga aku jalan bersama mbak vega, karena perasaan ini berbeda”maksudnya aku telah jatuh cinta, sama guru lesku ini hehehe” aku dan mbak Vega duduk berhadapan, saling bertatapan satu sama lain. Apalagi saat mbak Vega menanyakan, kamu mau pesan apa ngga?? aku jawab aja, pesannya sama kayak mbak Vega pesan ya.
Disaat aku dan mbak Vega menyantap makanan yang sudah kami pesan, aku memberanian diri untuk mengungkapkan perasaan apa yang ada di hati ini, langsung saja aku bilang” maaf mbak kalo aku jujur banget sama mbak Vega, sebenarnya aku memiliki perasaan yang lebih buat mbak vega, maksudnya mau gak menjadi pacar aku?? Sepuluh menit berlalu mbak Vega hanya terdiam, dan ini adalah yang pertama kalinya mbak Vega di tembak oleh muridnya sendiri”.
Mbak Vega tersedak makanan dan langsung berdiri dari tempat duduknya, bergegas ke toilet, mungkin mbak Vega berpikir tujuh kali untuk menerima cintaku L. Akhirnya setelah dua puluh menit berlalu, mbak Vega keluar dari toilet, dia bilang untuk sementara ini mbak Vega, mengiyakan saja ya, gak tahu juga kalo besok sudah berubah lagi,”aku semakin bingung dibuat mbak Vega, maksudnya apa ya???” terus aku bilang, aku di terima nih jadi pacar mbak Vega?? mbak Vega hanya mengangguk-angguk. Yessss akhirnya aku jadi pacar mbak vega J.
Malam ini aku benar-benar senang banget, rasanya tuh kayak dunia ini milik aku dan mbak Vega saja, yang lainnya ngontrak hehehehehe, tepat jam sepuluh malam aku mengantar mbak Vega pulang, aku juga gak bolah malam-malam pulang kerumah, soalnya dari tadi Mama Papa sudah sms nyuruh pulang. Pagipun menjemputku dengan penuh semangat, sepertinya aku terlahir kembali di dunia ini hanya untuk mbak Vega J”sambil ngomong sama kaca lemari”.
Setelah sampe disekolah, aku bermaksud untuk menemui mbak Vega diruangannya, tetapi mbak Vega gak ada, tumben banget jam segini belum kelihatan mbak Veganya, sudahlah nanti aja jam istirahat aku kembali lagi menemuinya. Tiba-tiba ada amplop putih di atas mejaku, saat aku mulai masuk ke kelas dengan cepat aku langsung membuka amplop tersebut” isi suratnya, mohon maaf ya dek angga, mbak vega mendadak pamit dulu, berhubung masa magang mbak sudah selesai disekolahan ini, mbak harus segera kembali ke kampus, dan semoga mbak bisa bertemu denganmu lagi ya dek, jangan lupa rajin belajar, soal hubungan pacaran kita, juga harus putus. Kan kemarin mbak Vega sudah bilang ke kamu, kalo besok bisa berubah”.
Mantanku
vokalis band alternatif rock
Sebenarnya kemarin gak sengaja juga bertemu Mia, dia itu wanita dengan ciri vokal yang unik, berbadan tinggi seperti model, rambut pendek pakai kacamata sering memakai kaca mata hitam, walaupun dia vokalis sebuah band alternatif rock, tidak membuatku berkecil hati, nah yang aku pikirkan bagaimana aku bisa mendekatinya, sedangkan aku bukan anak band “aku kan boyband hehhe”J.
Berada di lingkup organisasi sebuah forum kesenian di yogyakarta, aku harus mencoba konsep yang sangat berbeda, apalagi aku di tunjuk sebagai ketua, kali ini aku di tunjuk sebagai ketua pelaksanaan, dan untuk membuat suasana jogja java carnaval yang sangat berbeda dari sebelumnya, akhirnya aku memutuskan berdiskusi panjang lebar bersama timku di jogja java carnaval. Dan aku mendapatkan ide, ehmmm bagaimana kalo kita menampilkan drama jalanan dengan diiringi sebuah band alternatif rock,”sambil berusaha meyakinkan, kalo ini adalah ide yang sangat menarik untuk di coba” nanti bandnya di taruh kepanggung yang sedang berjalan”truck stage on the street” tapi tidak sampe disitu nanti ada lampu sorot berwarna warni yang dipancarkan ke langit-langit supaya menarik perhatian masyarakat, biar lebih heboh lagi, terus ada kembang api yang muncul selama lima belas menit, dalam tiga puluh menit sekali.
Setelah mematangan konsep bersama tim, aku meminta tolong kepada temenku, di divisi pengisi acara, supaya menghubungi bandnya Mia,”kenapa gak aku saja yang menghubunginya” ehmm J, karna niatku baik, jadi, aku saja yang menghubungi Mia dan bandnya, namanya aja usaha, jadi gak ada salahnyakan J”tentunya aku sudah konfirmasi dulu ke timku, kalo Mia dan bandnya bakal ikut di jogja java carnaval sebagai pengiring musik drama besok”. Diam-diam aku menjalankan misi cintaku juga loh hehehe, setelah aku menelpon Mia, kebetulan juga Mia dan bandnya sedang berlatih di salah satu studio musik.
Tanpa membuang waktu, aku langsung menghampiri Mia dan bandnya, wah sudah lama juga aku menunggu moment seperti ini, sesampainya di dalam studio musik tempat Mia dan bandnya latihan, aku dengan penuh percaya diri, masuk melihat mereka latihan, di sela-sela waktu latihan, Mia menghampiriku, ini mas Angga ya?? Iya, maaf mengganggu latihannya,”aku menjelaskan maksud dan tujuanku, dengan sangat profesional miapun menyanggupinya, sejak dari situ, kedekatanku dan Mia semakin mendalam”.
Tiga hari sebelum di gelarnya jogja java carnaval, aku dan mia sudah jadian, dan hanya aku dan Mia saja yang tahu, bahkan teman-teman bandnya juga pada gak tahu, kalo aku sudah jadian sama Mia. Dan saat mia hendak latihan geladi resik di taman budaya, perasaanku sudah berbeda, ketika Mia marah-marah di atas stage, Mia meminta rider yang kemarin,”ternyata terjadi miss komunikasi” padahal sudah aku lengkapi keperluan Mia dan bandnya.
Aku dan timku saat gladi resik, sudah sangat capek mempersiapkan segala hal, dan saat Mia lagi check sound di atas truck, suara mia terdengar aneh, ada yang salah dengan sound sytemnya, aku semakin di marah-marahin sama Mia L. Aku berusaha meredam suasana supaya kondusif, akhirnya selesai juga gladi resik sore itu.
Malamnya aku dan Mia, bermaksud makan di lesehan dekat kostnya Mia, eh ternyata teman-teman bandnya Mia sedang makan di lesehan tersebut, sempat curiga juga teman-temannya Mia terhadapku, apalagi guitarisnya Mia, Mia pernah bilang kalo guitarisnya sempat suka sama Mia, tapi Mia diamin aja, tidak menanggapinya, malah Mia bilang ke aku, berhubung belum sempat ganti guitaris terpaksa dipertahanin, sebenarnya gak ada yang salah sama guitarisnya Mia, tapi masalah terbesarku dimulai saat hari h jogja java carnaval berlangsung, semuanya jadi berantakan.
Satu jam sebelum memulai jogja java carnaval, guitaris bandnya Mia, tidak hadir dan suasanapun menjadi kacau, apalagi Mia marah-marahnya ke aku,” dengan profesional aku menghubungi guitarisnya Mia, dan tetap saja tidak ada jawaban sedikitpun” setelah di hubungi dengan Mia, eh baru deh guitarisnya mau datang, tapi dengan sayarat Mia harus mutusin aku, ternyata guitarisnya Mia, tahu kalo aku dan Mia sudah jadian.” gila deh gak habis pikir juga sama nih orang, masak nyuruh Mia mutusin aku, aku sih sudah yakin, kalo Mia gak akan tega mutusin aku J, alhasil hubunganku beneran putus, dan parahnya lagi, Mia sebenarnya juga suka sama guitarisnya itu, berarti semua yang di ucapkan Mia tentang guitarisnya bohong dong L”.
Mantanku seorang penulis novel
Waktu itu aku di ajak pergi bersama adik sepupuku, berbelanja di toko buku, yang terletak di jantung kota, adik sepupuku ini namanya Miko, masih sekolah menengah atas kelas 2, di sekolah swasta. Sebenarnya aku gak mau ikut, tapi terpaksa mengikuti permintaan Miko, berhubung aku kakak sepuppu yang baik hati dan tidak sombong, ya apa boleh buat”yang terpenting aku dibeliin satu buku novel terbaru, soalnya Miko juga sudah janji, mau membelikan aku novel terbaru di toko tersebut”.
Sampe di toko buku, aku parkir di dalam, berhubung parkir di dalam full ac, akhirnya aku bisa ngadem J hehhe, soalnya diluar puanas banget, saat melihat ke belakang, eh gak tahunya si Miko menghilang ninggalin aku. Dasar anak muda, enak aja dia langsung pergi ke lantai atas, huh awas kau anak muda, awas ya.
Aku bergegas menghampiri Miko, mana nih Miko, kok gak ketemu-temu, akhirnya aku menunggu di tempat duduk yang berada bersebelahan bersama dengan tempat duduk kasir, tanpa aku sadari, disebelahku ada cewek cantik memakai kacamata berwarna hijau, kelihatannya dia sedang asik membaca buku cerita”mantan dalam karung#1” untung aku sudah baca isi bukunya, jadi ada bahanku untuk ngobrol dengannya.
Permisi, sedang baca buku mantan dalam karung ya?? dengan wajah polosnya cuma menjawab iya, kenapa? Masalah buatmu!!? “ini cewek galaknya minta ampun, tapi gak apa-apa, asal cantik galak juga boleh kok” akhirnya aku berhasil ngobrol dengannya, dengan sedikit rayuan, dan pujian, aku bisa mengenalnya lebih jauh lagi, ternyata dia bernama Angel, Angel setiap hari sabtu pasti berada di toko buku ini. Nah ternyata sudah punya cowok, tapi gak apa-apalah selama janur kuning belum melengkung aku akan berusaha mendapatkannya, Saat aku bertanya-tanya tentang novel, eh Angel malah semakin bersemangat J.
Tiba-tiba si Miko datang, dengan tampang tak berdosa, bilang gini, eh kak Angga lagi apa kamu?? Ngerayu cewek lagi ya??
“kamu itu bikin kacau aja, ini kenalkan temen kakak, Angel namanya” jawabku dengan singkat.
Angel langsung berdiri,”sejak kapan aku jadi temenmu!! Kita aja baru kenal lima belas menit yang lalu.
”maksudku temenku lima belas menit yang laluJ”. Aku jawab dengan polos.
Sudah-sudah gak usah pada ribut, kalo mau ribut diluar saja” jawab pegawai kasir.
Akhirnya kami bertiga ngobrol di tempat lain, Angel ini ternyata seorang penulis novel, gak tahu tuh, novel horor atau novel cinta-cintaan, ini dia nih, yang bikin suasana gak enak semuanya karena Miko, jadi aku kurang leluasa untuk ngobrol sama Angel, sedikit-sedikit Miko berbisik kepadaku, bertanya terus, “kak Angga kapan kita pulang??” Sampai-sampai ada tuh lima kali nanyain lagi”kak Angga mau pulang kapan sih”. Alhasil aku menyuruh Miko, pulang sendiri aja dulu, aku ada urusan sebentar sama Angel, ini kunci sepeda motornya, sesudah aku kasih kunci sepeda motor, aku melanjutkan obrolanku bersama Angel.
Berhubung ini malam minggu, gak ada salahnya aku nemenin kamu ya Angel, Angelpun langsung terdiam, ternyata dari kejauhan, cowoknya Angel datang. Dia bilang ke aku, “berbahaya kalo kamu berada disampingku Angga, nanti cowokku malah mukulin kamu loh”. Sempat berpikir dalam benakku, ini cowoknya Angel atau bodyguard Angel ya?? Ah sudahlah aku langsung pergi aja, dari pada kenapa-napa yang penting aku sudah dikasih nomor telepon handphonenya Angel”sambil berlari ke lantai bawah menuju tempat parkir, aku bertemu cowoknya Angel di anak tangga, gila badannya gede banget, pas bertatap muka, aku hanya tersenyum cemas, dan berbicara di dalam hati, untung gak sempat di pukul”.
Sesampainya di tempat parkir, nah kunciku mana ya?? Terus melihat di tempat parkir, kok motorku gak ada. Aku bertanya-tanya sama pengunjung yang ada di tempat parkir termasuk Satpam di toko buku tersebut.”Oooops aku lupa J kan tadi kunci dan sepeda motor sudah di bawa Miko”. Melihat jam sudah menunjukkan angka delapan malam. Waduh aku ada janji sama Rido”temen main futsalku”.
Aku pulang menggunakan jasa taxi, di dalam taxi, aku merogoh saku celana jeansku, nah uangku kemana ya”padahal aku memang gak bawa uang”. Buseeettt apes banget hari ini. Alhasil aku sampai kost, membayar taxi pinjam uang temenku dulu. Woi lama banget”sahut Rido” ya biasa macet bro.
Setelah sampai dilapangan futsal, ternyata, gak disangka-sangka malam ini aku bertanding dengan club futsal bodyguardnya Angel”maksudnya pacarnya Angel” rido gak bilang-bilang kalo ada tandingan futsal, mana club futsal pacarnya Angel kan badannya gede-gede banget, bisa resiko nih kaki.”ternyata Angelpun ikut datang nemenin pacarnya main futsal”.
Tapi gak apa-apa aku bisa ketemu Angel, dari kejauhan saat aku belum memasuki lapangan, Angel tersenyum kepadaku, seolah-olah ada sinyal-sinyal cinta, yang menggetarkan hatiku, apakah ini tanda-tanda Angel suka sama aku ya, hehheJ tapi apa iya secepat itu. Gak usah mikir yang enggak-enggak, yang penting malam ini aku harus menang melawan club futsal pacarnya angel.
Alhasil tujuh kosong tanpa balas, aku, Rido dan teman-teman yang lain, kalah telak. Gimana gak kalah, kalo yang main monster-monster semua , main futsalnya kasar banget L.
Malam harinya tepat jam sebelas malam, aku di telepon oleh Angel, ya gitu deh, angel minta maaf, kalo pacarnya main kasar saat futsal, ya yang penting aku jawab aja, gak apa-apa kok Angel, sudah biasa dalam permainan futsal, oiya kamu besok ada waktu kosong gak?? Tanyaku, Angelpun menjawab “enggak, tapi aku mau ke taman pintar nyari inspirasi buat menulis novel”.
Ya udah aku temenin kamu ya,”Angelpun bersedia ditemani aku, tapi masalahnya bodyguardnya itu loh, yang bikin pusing”. Aku juga bingung kenapa Angel mau ya, aku temenin, padahal dia sudah punya pacar, diam-diam Angel pun menyukaiku, dan sebenarnya dia sudah gak suka sama pacarnya yang tempramental itu. Tapi Angel bingung gimana caranya mutusin, alhasil aku memberanikan diri untuk menemui pacarnya Angel, aku bilang sejujurnya kalo Angel sudah gak suka sama dia, tapi dasar orangnya tempramental, tidak dapat di elakkan lagi adu fisik jotosjotosan. Untung saja ada Angel di sampingku, jadi Angel memisahkan kami berdua dan Angel memutuskan pacarnya itu”gak apa-apa muka lebam membiru, asal Angel menjadi milikku”.
Akhirnya aku dan Angel jadian juga, kini setiap malam minggu tiba, aku menghabiskan waktu membaca buku di toko buku kemarin, dan Angel asik menulis novel terbarunya, berjudul pacarku tempramental J. Hari-hari aku jalani dengan penuh cinta, sampai-sampai aku memberi masukkan terhadap novel yang di tulis Angel, susahnya kalo Angel lagi konsentrasi dengan notebooknya, aku selalu di cuekin, aku ajak ngomong aja di diemin. 4 bulan berlalu, novel terbarunya Angel berhasil masuk ke penerbit, betapa senangnya hati Angel ketika mendengar novel karyanya di terima oleh redaksi penerbit dan segera akan di terbitkan bulan ini.
Bermula dari sana, nama Angel mulai terkenal, apalagi saat novelnya sudah di launching, semua buku novel Angel yang terdapat di toko buku manapun, habis terjual. Royalti 10% yang di terima Angel naik menjadi 35%, disaat itu juga aku mulai terasingkan oleh Angel, sedikit-sedikit Angel marah-marah, sedikit-sedikit Angel gak bisa bertemu aku, alasannya, pasti Angel ngisi seminar dan ada talk show tentang novelnya di luar kota. Aku hanya bisa terdiam dan pasrah sama TUHAN.
Sudah 3 hari, Angel tidak ada kabar, aku telepon gak di angkat, aku sms gak di balas, apa sih salahku, apakah kesibukkannya sekarang sudah menggantikan arti hadirku di hatinya. Selama 1 bulan Angel tak kunjung memberi kabar, ya sudah, aku dengan berat hati merelakan Angel, walaupun hati ini sakit banget, aku mengirim pesan singkat yang berisi ”maaf ya sebelumnya sudah ganggu waktu kamu, sebaiknya kita putus aja, sukses terus ya Angel”L.
Mantanku
penggila facebook
Siapa sih yang gak kenal facebook, ituloh Media jejaringan Sosial yang terpopuler di kalangan anak muda zaman sekarang, baru kemarin nih, aku sempat membuka akun facebookku, ternyata isi di wallku, penuh dengan berbagai macam orang jualan, dari sepatu, baju, jam tangan, tas dan jaket.
Sudah lama juga gak update status di facebook, akhirnya aku update status”selamat datang kembali di dunia maya” alhasil ada komentar dari sahabat-sahabatku.
Ada yang komentar aneh-aneh dan lucu-lucu, kemana aja kamu ngga?? terus ada komentar juga, selamat datang kembali, ada juga jangan lupa bayar pajak J”dan kali ini temen cewek satu kampusku yang bernama Rere, walaupun dia adik angkatan,aku menganggapnya sama seperti angkatanku, ikut komentar juga, isi komentar tersebut, eh akhirnya Angga muncul lagi”.
Akhirnya aku balas satu persatu komentar teman-temanku termasuk Rere temen kampusku, kira-kira dua jam lima belas menit, aku sibuk berjalan-jalan di facebook, wah ternyata konten tampilan facebook semakin mantab, bisa di ganti sampulnya J. Langsung aja aku ganti sampul dengan fotoku yang paling ganteng.
Rere temen kampusku langsung komentar di foto sampul yang aku ganti,”Angga kamu mirip vino J” baru kali ini, aku dibilang mirip vino hehehe, amiiien. Sebenarnya obrolan di facebook aku matiin, berhubung semakin seru aja online di facebook, alhasil aku nyalakan.
Nah benarkan, Rere langsung chat ke aku J, sepertinya Rere penasaran, atau ada sesuatu yang gimana gitu, aku gak sengaja, melihat foto profil Rere, setelah aku klik, woow, ternyata Rere sekarang tambah cantik, kira-kira 20 menit chat sama Rere, ya banyak hal yang aku tanyakan kepadanya, begitu juga sebaliknya dengan Rere.
Sekitar 22.10. WIB, aku online lagi, eh pesan chat tadi sore sama Rere tambah numpuk, terus aku update status di wallku”teimakasih sudah dibilang mirip vino J (kode)” 5 menit setelah aku bikin status di facebook, Rere langsung komentar di statusku, katanya, “sama-sama ganteng :p “. Semalaman aku jadinya gak bisa tidur gara-gara asik komen-komenan bareng Rere, ya berhubung aku jojoba”jomblo-jomblo bahagia” gak ada salahnya, mengenal Rere lebih dekat lagi.
Pagi hari aku langsung menuju kampus tercinta, hari ini aku ada janji sama dosen pembimbingku, kan sebentar lagi pendadaran,”iseng-iseng,update status, diperpustakaan kampus bersama dosen pembimbing tercinta, woow dakdikduk jantung ini” setelah 30 menit, ngobrol bersama dosen pembimbing, aku coba buka facebook lagi lewat handphone, berharap Rere komentar di statusku. Ternyata benar Rere komentar di statusku, isinya” semangat ya Angga”. Gak mau menunggu lama, setelah aku keluar dari perpustakaan kampus, aku mengirim inbox ke Rere di facebooknya, “aku tunggu siang ini di kantin kampus ya Rere, ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan”. Rere menyanggupi permintaaanku untuk bertemu di kantin kampus, padahal Rere lagi ngerjain tugas di kostnya J.
Aku berjalan menuju kantin kampus, melewati beberapa ruang UKM, sambil menunggu aku memesan jus pokat, dan duduk di bangku sudut kantin menghadap ke pintu gerbang kampus”karena, kantin kampus dekat sama pintu gerbang akses keluar kampus, jadi aku sangat menanti kedatangan Rere”.
Akhirnya Rere datang, wah tenyata Rere lebih cantik dari foto profil di facebooknya J, sangat gugup aku berbicara dengan Rere, walaupun Rere adik angkatanku, aku menganggap dia teman satu angkatanku, jadi gak ada kata senior dan junior, Rere menanyakan gimana tadi, bimbingannya ngga?”gak gimana-gimana re, Cuma diskusi bab 4 aja”,jawabku. Sambil salah tingkah, aku garuk garuk kepala, mau minum apa re?? “Aku sudah minum tadi di kost, jawab Rere”. Aku memberanikan diri untuk bertanya-tanya tentang kriteria cowok idaman Rere, alhasil Rere menjawan”ya seperti kamu ngga?” sambil tersenyum melihatku, kali ini senyuman Rere menggugah hatiku, untuk segera menyatakan cinta kepadanya.
Akhirnya aku dan Rere jadian, hal positifnya aku setelah menjadi pacar Rere, aku jadi lebih semangat untuk menyelesaikan pendadaranku, hal negatifnya banyak L, setiap aku jalan sama Rere dan makan sesuatu entah apa itu makanannya, selalu di foto, dan di upload ke facebook, tiap hari update status contohnya aja nih”jalan sama cowok baruku, asiik di beliin es cream, mendadak ingin pizza, menjadi tambah sayang deh sama cowokku, semangat ya sayank angga, dan lain-lain”. Enak sih kalo pas mesra-mesranya, kalo lagi marahan, statusnya aneh-aneh, semua caci maki Rere tertuju kepada wall facebookku, aku kan jadi malu, mana di facebookku gak hanya sahabat-sahabatku, orang tua, dan sepupuku juga punya facebook”bisa tamat facebookku kalo seperti ini terus”.
Saat usia hubungan pacaranku sama Rere memasuki minggu kedua, aku dan Rere menuju sebuah mall, ya sekedar refreshing menikmati keramaian, tiba-tiba Rere menyuruh aku untuk update status, katanya gini”yayank angga, sudah update status belum di facebook?? Kalo kita lagi di mall”. Sambil menggandeng tanganku dengan sangat erat dan menyodorkan handphonenya. Gila segitunya banget sih, sama facebook, apa-apa dibikin status facebok L.
Akhirnya aku mencoba memberi penjelasan kepada Rere, setiap yang kita lakukan”makan, pergi, dan lain-lain” gak perlu di update lewat facebook, iya kalo status di facebook positif, kalo negatif dan keluarga berserta temen-temenku melihatnya bagaimana??. “sejak aku memberikan penjelasan kepada Rere, Rere beranjak untuk menjauhiku, dan terakhir dia update status, mungkin aku bukan cewek idamanmu silahkan cari yang lain!!”.
Mantanku
rajin ngetweet
Namanya Vany, dia anaknya asik sih diajak ngobrol, memiliki wajah paras cantik, dan pintar, aku jadi tambah kangen, pertama kali aku mengenalnya di salah satu forum komunitas sosial yang berada di yogyakarta, saat itu aku gak sengaja ikut di forum komunitas tersebut, banyak hal yang aku dapat selama menjadi anggotanya termasuk bisa mengenal Vany lebih dekat. Sudah 3 bulan ini aku gak pernah lagi muncul di forum komunitas tersebut, hingga akhirnya aku sengaja menelpon Vany, aku bertanya-tanya sama Vany tentang forum komunitas tersebut, ternyata Vany juga sudah lama tidak aktif.
Rumahku 40 meter dari rumahnya Vany, tapi karena kesibukkanku menjadi penyiar radio, membuat aku lost komunikasi untuk 2 bulan bersama Vany” dulu sempat dekat banget sama Vany, sampe-sampe setiap seminggu sekali bermain kerumahnya, orang tuanya juga sangat mengenalku”. Berhubung aku sudah lama gak kesana ada kerinduan yang mendalam J.
Pagi ini, setelah selesai siaran, aku bermaksud untuk berkunjung kerumah Vany, kalo gak salah Vany sekarang bekerja di salah satu bank swasta. Biasanya jam segini Vany belum pulang ya sudah nanti malam saja aku berkunjung kerumahnya.
Malam harinya aku bertemu dengan Vany berserta orang tuanya, aku duduk di ruang tamu dengan segelas teh hangat ikut menemani, aku bercengkrama bersama Vany sekeluarga. Ternyata Vany sangat merindukan aku juga”terlihat jelas di wajah manisnya, apalagi saat memandangku dan berbicara mengenai pekerjaannya, tentu Vany dengan logat indonesia medoknya membuatku tertawa hehehe,sekarang Vany yang super sibuk juga J” tiba-tiba Vany bilang ke aku, punya akun twitter gak ngga??” hah, tumben Vany nanyain akun twitter”.
Vany lagi demam twitter, ya aku kasih aja nama akun twitterku @anggapebria, “nanti aku follow terus kamu follbeck ya ngga?”. dengan penuh semangat Vany menyampaikannya.”iya-iya nanti aku follbeck deh” jawabku sambil tersenyum. Berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 22.15 aku segera berpamitan dengan orang tuanya dan Vany.
Setelah sampe di rumah, aku menerima pesan singkat dari Vany,”obrolannya masih seru kok kamu keburu pulang sih, disambung lewat twitter ya, nanti kita ngetweet dan mention-mentionan J “. Aku langsung membalasnya, Iya Vany. Alhasil semalaman aku dan Vany gak bisa tidur, gara-gara ngobrol via twitter, mention-mentionan jadi lupa waktu, padahal aku dan Vany masih masuk kerja mulai pagi hari”dan akhirnya sampe pukul 01.23 aku dan Vany baru selesai”.
Keesokkan harinya, aku bangun pukul 08.45, gawat bisa di marahin si boss, kalo ketahuan datang jam segini, tanpa basa-basi aku langsung berangkat menuju radio siaranku”astaga ada berkas yang ketinggalan dirumah, berhubung sudah sampe kantor apa boleh buat, pasrah aja. Padahal itu berisi materi siaranku”.
Selama siaran, aku banyak di komentari sama bossku, ternyata pagi ini si boss sedang mendengarkan aku siaran, setelah sesi siaranku istirahat, aku di telpon dengan bossku”kamu kok beda banget siarannya, padahal materi untuk siaran sudah dikasih jauh-jauh hari,
kalo seperti ini terus kamu bisa saya pecat!!” dengan nada tinggi.
Hari ini jadi kacau banget sih, ya udah percuma juga aku jelasin ke boss bahwa materi siaranku ketinggalan, nanti malah aku yang terus di salahin.
Pukul 12.00 aku menelpon Vany,” biasanya kalo jam segini, Vany istirahat buat makan siang, aku bermaksud mengajak Vany makan siang bareng”. Kok gak di angkat-angat ya, ya sudah aku mengurungkan niatku untuk makan siag bareng bersama Vany.
Akhirnya aku makan siang sendirian di cafe, berhubung hari ini malas banget ngelanjutin siaran, aku menelpon temenku, untuk menggantikan aku siaran hari ini. Sambil menunggu pesananku datang, aku membuka akun twitterku, aku lihat di timeline nah ini Vany malah aktif ngetweet.”isi kicauan Vany dalam twitter: lagi males nerima telepon, lagi males gara-gara gak enak body, bawaannya pengen emosi.”.
Akhirnya aku sms aja,”Vany kok gak diangkat telepon dari aku, kamu marah ya??”setelah 5 menit berlalu, Vany membalasnya” enggak kok, aku gak marah sama kamu ngga, aku lagi banyak masalah aja, belum lagi urusan di kantor” kenapa jadi sama gini ya, mungkin aku berjodoh kali ya sama Vany hehehe.
Ya berawal dari kejadian hari itu, malam harinya aku berkunjung lagi kerumah Vany, kali ini aku bermaksud untuk menembak Vany” menembak cintanya Vany”. Sudah ganteng dan rapi tidak lupa juga aku membelikan Vany setangkai bunga mawar, selama perjalanan kerumah Vany, hati ini entah mengapa bertanya-tanya, kira-kira aku diterima gak ya?? Terus bagaimana kalo aku di tolak, ehmm tentunya sangat malu banget kalo seandainya cintaku di tolak sama Vany.
Dengan muka bersinar penuh percaya diri tingkat dewa, aku mendatangi rumah Vany, sampai didepan rumah Vany, mau mengetuk pintu saja sudah gemetar apalagi mengungkapkan isi hati ini L payahnya aku ini. Aku mengambil handphoneku dan segera mengirim pesan singkat” Vany aku sudah berada di depan rumahmu” kok lima menit berlalu gak ada balasan dari Vany, ehmm, saat aku melihat ke jendela rumah Vany, tiba-tiba Vany membukakan pintu”Hayo mau ngapain ngintip-ngintip gitu kayak maling?? J” aku terkejut dan langsung tersenyum melihat Vany.”sini masuk ngga, kenapa harus ngirim sms sih, gak ngetuk pintu saja” gerutu Vany.
Gak apa-apa kok Van, aku kira kamu gak ada dirumah J”sambil menyembunyikan bunga mawar di belakang badanku, dan setelah masuk di ruang tamu aku langsung bersujud di depan Vany, tangan kiriku memegang tangan Vany, gini Van sebenarnya aku, mencintamu, mau gak jadi pacarku, kalo kamu mau, kamu bisa ambil bunga mawar ini” dengan penuh percaya diri aku menyodorkan bunga mawar ke hadapan Vany.
Vany pun mulai bingung,” apa-apaan kamu ngga??” dengan spontan Vany melepaskan tangan kiriku.
“enggak apa-apa Van, Cuma ingin tahu jawaban terbaik dari lubuk hatimu”
“kamu yakin ingin jadi cowokku??” pandangan Vany mulai serius menatapku lebih tajam.
“Apa kamu mau menerima aku apa adanya??”
“IYA Vany, aku bersedia menerima kamu apa adanya, sudah lama aku memendam perasaan ini” dengan mata berkaca-kaca aku memandang Vany, masih memegang bunga mawar yang mungkin akan segera layu.
Berhubung dirumah Vany, Cuma ada aku dan Vany, akhirnya suara detak jam ikut mengisi suasanaku dalam mengutarakan isi hati ini, lima belas menit berlalu, masih sama, cuma terdengar suara jam saja, hening penuh harapan tentang jawaban terbaik dari Vany.
Vany mengambil nafas dalam-dalam, dan sedikit bingung tentang sikapku ini, alhasil Vany hanya bisa tersenyum J.
”Aku pikir-pikir lagi ya ngga, jawabannya nanti malam aku kirim via DM”diirect message”
“Okay No problem, apapun jawaban dari kamu Van, aku sangat menantinya” dengan muka memerah karena sedikit malu, aku segera berpamitan.
Sesampainya dirumah, aku terus melihat akun twitterku, gak peduli, aku belum mandi, makan ataupun berganti baju, pokoknya selalu melototin layar laptopku”sambil berharap penuh cemas”.
Tepat pukul 00.00 aku membuka Direct Message untuk kesekian kalinya. Nah ini dia yang aku tunggu!, “@Vanyimoet: berhubung aku sudah mengenalmu sejak dulu, dan aku tahu benar sikap kamu, aku mau kok menjadi pacarmu ngga” air mataku tak lagi terbendung, woow aku senang sekali membaca DM dari Vany, terimakasih TUHAN.
Aku langsung menelpon Vany untuk memastikannya, kalo ini gak mimpi,”langsung manggil sayang-sayangan loh, ya beginilah kalo sudah kena virus cinta J, cuma 20 menit cukup menelpon Vany”, gak sabar menunggu pagi, yes yes yes seneng banget, akhirnya aku di terima menjadi pacarnya,
Pagi ini menunjukkan pukul 07.00, langsung bergegas mandi dan menyiapkan materi siaranku, tidak lupa aku ngechek tweetnya Vany, ternyata sudah update aja nih Vany”@Vanyimoet: selamat kerja ya @anggapebria, walaupun ini hari pertama kita jadian, semoga kamu gak cpt bosan sama aku” lalu aku bls”Gak akan pernah bosan kok cintaku, bidadariku, belahan jiwaku Cc: @Vanyimoet”.
Awalnya aja yang manis ketika sudah kena virus cinta, ya apapun itu terlihat indah, hubungan aku sama Vany Cuma berjalan 2 minggu, Cuma gara-gara Vany rajin ngetweet di twitter, dan aku sibuk kerja, kebetulan gantian shift siaran sama temenku alhasil lembur siaran sampe jam 9 malam, kan gak mungkin bisa balasin semua tweetnya Vany yang di mention dan di Cc: sama Vany.”akhirnya hubungan aku memang harus berakhir, di putusin sama Vany, karena gak ngebalas semua mention dan Cc darinya, helloo dan ini tweet yang 215 dihari terakhir dari semua mention ataupun Cc, ini yang terakhir juga aku balas” Terimakasih.
Mantanku
pahlawanku
Jenny itu, pacarku satu-satunya yang jago bela diri, dengan tinggi badan 167cm Jenny sangat lincah melakukan gerakan silat, waktu aku pertama kalinya jadian sama Jenny,”ini adalah waktu tersingkatku dalam mendapatkan pacar, mungkin karena aku mudah jatuh cinta juga ya atau bisa juga Jenny terpaksa menerimaku” ceritanya seperti ini, saat aku sedang mengalami musibah, aku kecopetan di angkotan umum, untung saja di dalam angkot ada Jenny, Jenny dengan cepat langsung memukul pencopet itu dan segera menangkapnya, nah saat itu juga, aku langsung berterimakasih sama Jenny, dan langsung juga aku mengungkapkan rasa terimakasihku dengan penuh cinta, tidak mau membuang waktu dan kesempatan, aku pun langsung nembak Jenny, alhasil Jenny juga mau menerimaku, wah betapa beruntungnya aku ini”tapi saat kulihat wajahnya Jenny kayak terpaksa gitu menerimaku”.
gak bisa ngebayangin juga ternyata berbagai penghargaan lomba nasional sudah banyak diraih oleh Jenny di ajang bela diri silat. Walaupun Jenny jago bela diri, tentunya aku sabagai pacarnya juga gak mau kalah dong sama Jenny yang jago bela diri silat. Aku juga banyak belajar di internet mengenai bela diri, aku lebih tertarik sama Thai boxing sih dari pada silat.
Hubunganku sama Jenny sudah memasuki 4 bulan, lebih banyak Jenny yang mengalah dari pada aku, oiya inikan hari jumat, hampir aku lupa menjemput Jenny, aku langsung bergegas menuju tempat jenny latihan silat, selama perjalanan menuju tempat jenny berlatih silat, aku melihat pemandangan yang sungguh indah, kanan kiriku terhampar luas keindahan alam yang masih alami, melewati sawah, dan kebun teh.
Sampe di tempat latihan Jenny, ternyata Jenny sudah pulang lima belas menit yang lalu, ehmm ya sudah gak apa-apa, kok Jenny tumben gak ngabarin aku ya? Geregetan di dalam hatiku.”aku langsung balik menuju rumah Jenny”. Gak habis pikir juga setelah sampai di depan rumah Jenny, aku melihat Jenny sedang ngobrol di teras rumahnya bersama Lulu temennya Jenny satu perguruan silat, ini yang ketiga kalinya aku melihat Lulu mengantar Jenny, aku cemburu dengan teman Jenny yang bernama Lulu itu, enak aja ngantarin cewek orang, akhirnya berdebat heboh di depan Lulu, aku bilang ke Jenny”jadi gak ngabarin aku kalo sudah pulang, eh ternyata sudah di antar cowok lain ya? Bagus lanjutin aja!!” emosiku memuncak.
“Apa-apaan kamu itu ngga!!, kayak anak kecil aja, denger dulu dong penjelasanku” Jenny balik marah ke aku.
“Apa yang harus di jelasin sudah cukup semuanya, gak perlu penjelasan” secara spontan aku melayangkan pukulan hebat ke wajah lulu.
Untung saja Lulu jago silat, jadi sempat menghindar gitu. Akhirnya, karena emosi, aku memutuskan Jenny di depan Lulu,”Sudah cukup, Kita putus aja!!” aku langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Ini semua karena emosiku yang gak bisa aku kontrol, akhirnya penyesalan menghampiriku, malam ini, aku hanya memandang langit kosong tanpa bintang, setelah mengingat-ingat kejadian tadi sore.
Aku mencoba meminta maaf sama Jenny, melalui telepon genggamku. Alhasil Jenny sudah gak mau menerima telepon dariku, satu minggu berlalu, aku mencoba menghubunginya lagi, tapi tetap saja gak mau ngangkat telepon dariku. Keesokkan harinya, aku bermaksud berkunjung kerumah Jenny, berhubung jadwal kuliahku yang menumpuk aku baru sempat datang kerumah Jenny pukul 22.16. Melewati gang rumah Jenny, aku gak sengaja ngebut padahal ada pemuda yang sedang jaga pos ronda, maklum sepeda motorku berkenalpot racing, jadi suaranya gak karuan gitu. Akhirnya aku di berhentikan pemuda, dengan cepat aku mengijak rem motorku”Woi!! Kalo naik motor itu yang bener!!” empat pemuda langsung memarahiku.
Aku langsung turun dari motor, dan gak peduli lagi itu salahku atau salahnya mereka, walaupun ke empat pemuda tersebut berbadan besar, namanya hati lagi emosi ya tak terbendung lagi perkelahian antara aku dan keempat pemuda yang lagi jaga pos ronda. Gak percuma juga aku belajar thai boxing di internet, Ooops ini tidak imbang, empat lawan satu, jelas saja, muka aku habis babak belur, sekitar 30 menit perkelahianku berlangsung, akhirnya aku di pisahkan Jenny untung bangetkan ada Jenny yang kebetulan baru pulang dari beli pulsa”kalo enggak ada Jenny bisa gawat”.
Aku langsung dibawa Jenny menuju rumahnya, untung saja Bapak Ibu Jenny enggak tahu kalo aku habis berantem, aku alasan aja, jatuh di jalan, aku tidak menghiraukan luka di wajahku, saat aku tanya, Jenny mau balik lagi kan sama aku??”Jenny hanya diam”, Jenny tetap gak mau balikkan lagi sama aku, terus tiba-tiba Jenny bilang ke aku kalo dia sudah menemukkan pengganti yang lebih dari aku L.
Mantanku
Tetanggaku
Langit cukup terang setelah aku berniat untuk pulang ke kampung halamanku di sumatera selatan, berhubung badanku masih sakit karena habis mengalami kecelakaan saat aku pulang dari kampus menuju rumah kontrakanku”untung juga yang parah Cuma motorku saja, walaupun badan lumayan pegel-pegel”. Mau gak mau aku harus segera pulang menuju kampung halaman, tapi aku sengaja gak ngasih tahu kepada orang tuaku kalo aku baru saja mengalami kecelakaan”nanti malah jadi pikiran”. Setelah aku prepare kebutuhanku selama di kampung halaman, aku segera mencari tiket pesawat menuju bangko”kota kecil tercinta di sumatera selatan”. Dengan memakai baju kemeja kotak-kotak berwarna biru, dan topi kesayangan, aku menuju loket pesawat yang berada tidak jauh dari rumah kontrakanku, mau naik motor, motorku masih di bengkel, ya sudah aku pinjam sepeda temenku saja. Sesampainya di depan loket pesawat, ada mbak-mbak makai motor revo, sepertinya mbak ini juga mau memesan tiket pesawat. Setelah dilihat-lihat lagi ternyata aku mengenal mbak-mbak tadi, kalo gak salah namanya Mia, langsung aku berteriak, Mia masih kenal gak sama aku?” Mia pun kaget dan sedikit bingung, setelah melepas helm dan slayer penutup mulut”, oh, Angga ya?. “Ngapain kamu disini?” Tanya Mia.
“Aku mau pesan tiket pulang, kebetulan ada acara keluarga juga sih, mau gak mau hari ini harus pulang” jawabku dengan penuh semangat
“Kalo begitu sama dong, aku juga mau pulang ngga,”. wah bisa bareng satu bangku dong.
Aku dan Mia temen sekolah menengah atas di bangko. Ya karena kebetulan juga Mia mau pulang ke bangko, akhirnya aku dan Mia pulang bareng, dari jakarta menuju bangko kalo naik pesawat menempuh waktu 2 jam.
Pesawat aku dan Mia berangkat pukul 15.00, aku sudah janjian kalo kita bertemu langsung di bandara dari pada ribet, akhirnya aku memanggil taxi, tidak banyak sih barang bawaanku, cuma satu koper saja, di tambah tas ransel berwarna hitam. Setelah sampe di bandara, aku menunggu di depan, belum sempat masuk, terlihat dari kejauhan Mia memakai baju biru bermotif bunga, dengan kacamata hitam dan kopernya berwarna pink,”wah Mia semakin hari semakin cantik, Mia ini satu angkatan 2009 tapi dia kuliah di universitas indonesia, sedangkan aku Cuma di mercubuana”. Aku dan Mia masuk untuk segera check in, setelah check in lalu menunggu di ruang tunggu.
Walaupun wajahku enggak ganteng, aku cukup percaya diri melakukan pendekatan sama Mia, maklum jomblo sejati nih. Gak ada salahnya mencoba, lagi setegah jalan pendekatan sama Mia, aku terkejut setelah handphone milik Mia berbunyi, Mia menjawab pakai sayang-sayang gitu, waduh jadi kacau pendekatanku.
5 menit berlalu pesawat yang membawaku dan Mia ke bangko sudah mau berangkat, akhirnya aku bilang ke Mia yang sedang menelpon,” Mia pesawatnya sudah mau berangkat” dengan tampang datar aku menatap Mia.
Di dalam pesawat, aku menceritakan semua perjalanan cintaku, walaupun pertama Mia mendengarkan biasa saja, akhirnya Mia semakin bersemangat untuk mendengarkanku lebih detail. Dan ternyata Mia juga curhat ke aku tentang pacarnya, alhasil peluangku untuk pendekatan sama Mia terbuka lebar J.
Selama perjalanan menuju bangko aku asik ngobrol panjang lebar bersama Mia, akhirnya sampai juga di kota kecil tercinta, Mia nanti kalo ada waktu, kita jalan berdua ya?”iya ngga, bisa di atur J, kamu sudah punya nomor handphoneku yang baru belum, ini nomorku yang baru” sambil menyodorkan handphonenya ke hadapanku. Betapa senangnya hati ini, semoga besok ada waktu untuk jalan dengan Mia di bangko J. 5 hari acara keluargaku sudah selesai masih ada 3 hari lagi di bangko, akhirnya aku menghubungi Mia.
“Hallo Mia?” jantung ini berdebar-debar, aku merasakan getaran cinta yang sangat hebat
“Iya, kenapa ngga? kamu masih di bangko”
“Gak apa-apa kok, iya nih aku masih di bangko, nanti ada waktu gak, aku ingin ngajak kamu jalan-jalan di taman kota”
“kalo nanti aku mau nemenin Mamaku belanja, bagaimana kalo besok malam?”
“Ooo iya deh, gak apa-apa besok malam aku jemput kamu jam 7 malam ya, oiya alamat rumahmu masih yang dulu kan?” ternyata rumah Mia sudah pindah.
“Rumahku sudah pindah di jalan pemuda,”
“Itukan, alamat rumahku Mia” aku kaget mendengar Mia kalo rumahnya sudah pindah di jalan pemuda.
“Emang rumah kamu nomor berapa angga??”
“No 14”
“Rmah aku di nomor 10 ngga”
“Berarti tetanggaan dong” pantasan kemarin aku tanya sama orang rumah, katanya ada temen kamu ngga waktu SMA dulu, pindahan satu RT sama kita, tapi lupa namannya siapa. Ternyata itu rumah kamu Mia. Alhasil semakin dekat aja, calon pacarku ini hehehe”pede banget ya” keesokkan harinya aku menjemput Mia dirumahnya tepat jam 7 malam, dengan wangi parfum seperti bunga mawar dan tidak lupa mengingat-ingat rangkaian kata cinta yang sudah aku persiapkan untuk menembak Mia J “semoga berhasil”.
Setelah sampe dirumahnya Mia, aku langsung mengetuk pintu Mia, permisi, Mia, Mia”dengan sedikit suara besar memanggil nama Mia” ternyata yang membukakan pintu adalah papanya Mia.
“Eh Om apa kabar” seidikit basa-basi sambil bersalaman.
“Mau cari siapa dek?” melihatku penuh curiga
“Mia nya ada Om?” saya Angga temen sekolah menengahnya Mia, tapi sekarang saya kuliah di jakarta”
Tiba-tiba Mia langsung muncul di sela-sela aku ngomong.
“Eh Angga silahkan Masuk, ini Angga pa, temenku waktu SMA” Sahut Mia.
Kira-kira 15 menit ngobrol bersama Mia dan Papanya Mia, akhirnya aku pergi juga sama Mia ke taman kota, setelah berpamitan sama Papanya Mia, aku langsung melesat ke taman kota menggunakan vespa kesayanganku
Selama di perjalanan menuju taman kota, aku banyak ngegombal hehhe, tapi Mia malah sangat tertarik gitu aku gombalin J, jadi tambah yakin kalo Mia juga sebenarnya suka sama aku. Sesampainya di taman kota, aku memarkirkan vespaku di sebrang jalan.
“Ayo Mia, segera turun, aku mau ngasih kamu kejutan yang sangat spesial buat kamu” dengan penuh semangat aku langsung menggandeng tangan Mia ke taman kota.
“Iya ngga, waduh, kamu seperti apa saja menyiapkan surpise buat aku” Mia hanya bisa tersenyum
Di tengah-tengah taman kota, disekelilingi lampu taman yang berwarna warni menghiasi taman, aku langsung berhenti menggandeng tangan Mia, tahu gak kenapa aku mengajak kamu kesini??
“Enggak tahu ngga, emang kenapa??”
“Sebenarnya aku sayang banget sama kamu Mia, mau gak jadi pacar aku,” keringat dingin mulai muncul di muka ku.
“APA, Kamu Yakin sayang sama AKU!!, Aku kan sudah punya Pacar nggga??” Mia langsung memblikkan badannya dan tidak mau menatapku.
“Tapi beneran Mia, aku sangat mencntaimu” Aku langsung memegang tangan Mia,, dan menatap matanya lebih dalam lagi, berusaha meyakinkan Mia, kalo cintaku ini memang nyata apa adanya. Mia pun, sebenarnya terkejut dan gak bisa ngebayangin, kalo dia akan aku tembak di taman kota, alhasil Mia mau menerimaku. Betapa senangnya malam ini, cuaca juga sangat mendukung biasanya sering hujan ini malah terang benderang J.
2 hari berturut-turut aku jalan dan menghabiskan waktu bersama Mia di kota bangko, kota kecil tercinta ini sangat indah bagi aku J, soal pacarnya Mia nanti dulu deh, Mia juga sudah mutusin pacarnya yang di jakarta, selama di bangko dari jalan bareng, makan bareng, pokoknya keliling kota bangko full bersama Mia. Sampai pada akhirnya di hari terakhir aku di kota bangko, sebenarnya gak mau pisah sama Mia, kebetulan aku dan Mia balik ke jakartanya gak bisa bareng, karena Mia harus menunggu adik sepupunya keluar dari rumah sakit. Ya apa boleh buat, yang penting besok bisa jalan sama Mia kalo sudah di jakarta.
Sudah sangat serius dan percaya banget sama Mia, kalo Mia menaruh cintanya Cuma sama aku, tidak sama orang lain, selama 4 hari di jakarta, aku terus menunggu kabar dari Mia, kapan dia balik ke jakarta ya kok gak ngabar-ngabarin sih. Aku telepon gak bisa, jaringan sibuk terus, aku sms gak di balas???”ujung-ujungnya aku mendapat kabar dari Orang Tuaku, kalo Mia melangsungkan acara pertunangan dirumahnya bersama pacarnya Mia yang di jakarta L.
Mantanku
Kakak Kelasku
Siang ini cukup panas, ketika aku berjalan menuju rumah tercinta, saat itu aku baru menginjak sekolah menengah pertama kelas 2, jarak antara sekolah dan rumahku cukup dekat, jadi aku gak mau menggunakan sepeda walaupun aku mempunyai sepeda sendiri dirumah. Seperti biasa aku berjalan bersama sahabatku Ega, walaupun aku adik kelasnya Ega, Ega sudah mengganggapku seperti adiknya sendiri dan aku menganggapnya seperti sahabat terbaikku”rumahku dan rumahnya Ega cukup dekat cuma beda gang saja”.
Ega wanita yang sangat pendiam, cantik, dan penuh tanda tanya, apalagi cuma mau curhat sama aku saja, setiap hari aku selalu pulang berjalan kaki bersama Ega, kalo kelasku pulang duluan aku yang menunggu Ega di pintu gerbang sekolah, dan sebaliknya.
Pernah nih setiap ada cowok kelas 3 yang suka sama Ega, pasti dekatin aku dulu, pada umumnya mereka semua menanyakan, Ega sudah punya pacar belum? hoby Ega apa, terus kesukaan Ega apa? Ya pertanyaan yang sangat membosankan bagiku, tapi ujung-ujungnya mereka semua gagal dalam mengambil cintanya Ega. Kalo hari valentine tiba, justru aku yang banyak menerima coklat dari teman-teman Ega, ya lebih banyak cowok sih yang ngasih coklat ke Ega, tapi Ega gak mau menerimanya, alhasil coklat pemberian mereka di kasih ke aku semua J.
Hari ini Ega mengajakku pergi ke perpustakaan daerah sepulang sekolah, aku menyanggupi permintaan Ega, padahal aku sudah janjian juga sama temenku untuk bermain bola sepulang sekolah, demi Ega aku membatalkan bermain bola bersama temenku, seperti biasa aku menungggu di pintu gerbang sekolah, karena kelasku pulang lebih awal, kok lama banget Ega keluar kelasnya, padahal sudah waktunya pulang sekolah, ternyata Ega asik berbicara bersama Erik temen satu kelasnya.
Ega menuju pintu gerbang bersama Erik.
“Maaf ya ngga, nungguin lama ya??”
“Enggak kok Ga, aku juga barusan aja keluar dari kelas” sambil melihat sinis ke wajah Erik.
Erik langsung bertanya kepada Ega.
“Gimana Ga, jadi kita ke perpustakaan daerah??”
Perkiraaanku salah, ternyata Erik juga di ajak Ega, entah mengapa, hati ini gak enak, biasanya aku dan Ega selalu pergi kemana-mana berdua, eh ini malah ada Erik temen sekelasnya. Tahu seperti ini aku main bola saja bersama temenku. Sampai di perpustakaan daerah, Ega langsung masuk bersama Erik, L aku dibiarkan saja masuk sendirian, nampaknya mereka berdua memang lagi jatuh cinta, dari tadi selama di perjalanan, mereka selalu tersenyum satu sama lain.
Aku tahu persis karakter Ega, kalo wajahnya Ega mulai merah, Ega sedang jatuh cinta, coba aja deh lihat, dari tingkah lakunya Ega saat pulang aja sudah beda, huuh dasar Ega. Aku duduk dan langsung mencari buku yang asik dibaca, habisnya aku gak ada niat sama sekali pergi ke perpustakaan daerah, kan ini demi Ega, eh malah ngajak Erik temen sekelasnya.
Dari kejauhan aku melihat Ega sedang asik mencari buku bersama Erik, terus aku di cuekin aja tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Ega. Erik terus memamerkan senyum kepadaku seakan-akan Erik sudah berhasil mengambil cinta Ega, aku doain aja supaya Ega jadi milikku weeeek, gerutuku dalam hati.
Sudah 2 jam berlalu, aku masih belum beranjak dari bangku ini, alhasil aku berteriak dengan keras kepada Ega,” Ega sudah belum nyari bukunya!!, kalo masih lama aku tinggal pulang ya, soalnya aku masih ada kerjaan bantu ibu dan bapak dirumah” padahal Cuma alasanku saja supaya Ega cepat selesai mencari buku.
“Kamu pulang duluan aja ya ngga, soalnya aku sama Erik mau ngerjain PR juga di sini”. Sambil asik mencari buku ega mengabaikanku.
Okay, aku langsung bergegas pulang, selama di jalan, kalo di biarkan seperti ini, Ega pasti jadian sama Erik, ya kalo dilihat-lihat mereka serasi banget sih, tapi kalo seperti ini terus aku juga gak bisa jalan bareng sepulang sekolah bersama Ega dong. Sambil berjalan menuju rumah, aku terus menendang-nendang benda apa saja yang ada di hadapanku”kenapa aku jadi kesal seperti ini ya”.
Keesokkan harinya aku pergi kesekolah, dan bermaksud hari ini marah besar sama Ega, ya gara-gara kejadian kemarin. Selama di sekolah aku juga mencari berita terbaru tentang hubungan Ega dan Erik,ooooo yayaya mereka berdua memang sedang pendekatan, aku harus mencari ide supaya mereka tidak jadian.
Aku sengaja untuk beberapa hari ini tidak menunggu Ega pulang sekolah, alhasil Ega mencari-cari aku dengan bertanya-tanya kepada temen-temenku, selama satu minggu berlalu aku sengaja menghiraukan Ega, apalagi untuk menegurnya, senyum saja enggak. Tiba di hari senin saat sekolah mengadakan upacara bendera, kebetulan aku yang bertugas membawa bendera, ya aku di pilih sebagai murid kelas 2 yang membawa bendera.
Sebelum di mulai upacara bendera, aku melihat barisan kelas Ega, ternyata Ega benar sudah jatuh cinta sama Erik, terlihat mereka sedang asik ngobrol di dalam barisan kelasnya, dan aku berpikir, tidak bisa dekat lagi sama Ega. Dan setelah upacara bendera selesai, tiba jam istirahat aku mencoba menghampiri Ega di kantin belakang kelasnya, ya sedikit memasang wajah cemberut, tapi dalam hati, kangen banget untuk pulang bareng Ega, ngobrol banyak bersama Ega dan menjadi pendengar terbaik curhat darinya, tapi sekarang sudah berubah.
Ega yang duduk bercengkrama bersama teman-temannya, kaget melihat aku menghampirinya, kebetulan Erik gak ada disana, aku langsung memegang tangan Ega, dan menyeretnya keluar dari kantin sekolah, walaupun agak kasar tapi Ega hanya diam saja, aku menatap wajah Ega, dan segera aku bilang, aku kangen banget sama kamu Ga, kita jalan pulang bareng, ngobrol bareng selama perjalanan pulang dan curhat kamu selalu aku dengar, tapi kenapa saat ini kamu jauh banget sama akau Ga??”Ega hanya bisa berkaca-kaca meneteskan air mata, dengan setengah suara Ega bilang”maaf ngga, kita gak bisa jalan dan ngobrol bareng lagi, aku sudah jadian sama Erik.
Dengan cepat aku langsung berlari menuju kelasku, air mataku pun tak mampu aku bendung lagi, sebenarnya aku juga sangat mencintai Ega, entah mengapa, aku merasakan kehilangan Ega sebagai sahabat terbaikku.
Bell tanda berakhirnya jam pelajaran sudah di bunyikan, dengan cepat aku mengambil tas dan berlari menuju rumah, melewati gerbang sekolah, tiba-tiba air mataku jatuh lagi, teringat bayangan Ega yang selalu pulang bareng sama aku, ya banyak hal yang sudah menjadi kenang aku sama Ega.
Sampai dirumah aku merasa tidak mempunyai semangat lagi untuk pergi kesekolah, ada yang salah dengan hatiku ini L. Pagi harinya aku sengaja gak masuk kesekolah, aku membuat surat sakit dan segera mengirimnya ke sekolah, ya nitip temenku, aku juga sudah berbohong kepada kedua orang tuaku”padahal aku gak sakit, Cuma males aja datang kesekolah, gara-gara kecewa melihat sikapnya Ega”.
Lontang-lantung ternyata gak enak juga ya dirumah seharian, aku melihat sudah pukul 15.30, tiba-tiba ada suara ketukan pintu rumah, dan suara wanita yang sangat tidak asing lagi di telingaku, ternyata setelah aku lihat dari jendela” hah Ega!” dengan cepat aku membukakan pintu.
“Kenapa kamu kesini’ jawabku dengan sedikit kesal.
“kamu kenapa gak masuk hari ini ngga, aku mencarimu di kelasmu, kata temenmu kamu sakit??”
“Iya aku sakit hati sama kamu GA!” mari masuk kedalam, kebetulan bapak ibuku lagi pergi ke kantor, dan gak baik ngobrol diluar.
Aku ngobrol panjang lebar bersama Ega, ternyata Ega kecewa melihat Erik, rupanya Erik sudah punya pacar, aku memberanikan diri bertanya kepada Ega,
“Ega aku mau tanya, sebenarnya kamu suka gak sih sama aku??” dak dik duk suara jantung ini.
“Emang kenapa ngga?? aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri”
“Kalo aku menganggap kamu sebagai pacarku, apakah kamu mau menerimaku?” dengan penuh percaya diri aku mencoba meyakinkan Ega.
“Aku gak bisa menjawabnya sekarang ngga?” tahu sendiri, aku baru saja putus sama Erik.
Persaaanku terluka setelah Ega bilang baru saja putus dengan Erik, apalagi menyebut-nyebut nama Erik, berarti benar kata temenku, kalo mereka sudah lama jadian, tapi bagus lah kalo sudah putus, okay aku akan memberi waktu buat Ega untuk memikirkan jawabannya.”dalam hatiku, semoga Ega mau menerima aku sebagai pacarnya J”.
Akhirnya Ega berpamitan pulang, aku hanya bisa berharap besok pagi Ega sudah memberikan jawabannya, malam ini aku sangat gelisah dan gak bisa tidur, apakah ini yang dinamakan getaran cinta.
Pagi ini pukul 07.00 aku mulai berangkat ke sekolah, dengan penuh percaya diri aku melangkahkan kaki ini kesekolah tercinta, memasuki gerbang sekolah aku tersenyum bahagia, aku sudah memutuskan apapun hasil dari jawaban yang Ega berikan pasti aku terima dengan lapang dada.
Sepulang sekolah aku menunggu Ega, ternyata Ega belum bisa memberikan jawaban, ya gak apa-apa, aku hanya bisa tersenyum dan banyak berdoa, sudah satu minggu berlalu, Ega belum bisa memberikan jawaban, sampai-sampai aku lupa menanyakannya tentang jawaban dari Ega.
Malam hari setelah aku selesai belajar, tiba-tiba Ega berkunjung kerumahku, alasan meminjam buku, padahal Ega kan kakak kelasku, tapi orang tuaku percaya aja, kalo Ega temen satu angkatanku, aku dan Ega ngobrol di teras rumah, tiba-tiba Ega berbisik kepadaku, Angga aku mau kok menjadi pacarmu, tapi yang tahu hanya kita berdua ya ngga.
Wooow betapa senangnya hati ini setelah mendengar Ega menerimaku menjadi pacarnya hahahhaa, tidak menyangka aku menjadi pacarnya Ega. Setiap hari aku lalui dengan penuh cinta, walaupun ini juga sebagai semangatku untuk berprestasi di sekolah, terimaksih Ega, aku sangat senang banget menjadi pacar kamu, walaupun aku adik kelasmu J.
Tiba saatnya aku harus berpisah bersama Ega, saat kelas 3 mulai ujian nasional, aku yakin sebenarnya Ega masih sayang kepadaku, tapi karena dia mau fokus untuk ujian akhirnya Ega memutuskanku, mungkin juga karena jadwal les Ega yang sangat ketat sehingga aku jarang bertemu sama Ega, tapi gak apa-apa, yang penting Ega selalu ada di hatiku sampai kapan pun, dan Ega adalah mantan pacarku kakak kelasku yang sangat aku cintai, love you Ega.
Mantanku
seorang artis ibu kota
Setelah aku menyelesaikan perkuliahanku di bogor, aku memutuskan untuk pergi ke Jakara, ya bermodalkan nekat, aku memberanikan diri untuk merantau ke ibu kota ini. Di Jakarta aku gak punya saudara sama sekali, aku juga bersusah payah meyakinkan kedua orang tuaku untuk merantau ke Ibu kota ini, aku mencoba mengadu nasib di Jakarta, aku tahu di Jakarta kehidupan memang sangat mahal dan keras, apalagi aku hanya lulusan D3 public Relations dari segi ekonomi saja aku dibawah garis kemiskinan, untung kemarin dapat kuliah berkat beasiswa yang aku peroleh.
Untung juga aku mempunyai sahabat di Jakarta, namanya Rido, perkenalan aku dengan sahabatku Rido sudah cukup lama, dari sekolah menengah atas di Bogor, Rido asli orang jakarta, katanya Rido kemarin balik ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya, di Jakarta Rido tinggal bersama kedua orang tua Rido. Sudah lama juga aku tidak berjumpa dengan Rido, alhasil kemarin baru sempat menelpon Rido kalo aku membutuhkan pekerjaan di jakarta, dan untuk sementara waktu aku di perbolehkan sama Rido tinggal di rumahnya J.
Pagi ini aku berangkat ke jakarta memakai bis umum, sebelumnya aku sudah di kasih tahu oleh Rido, tentang alamat rumahnya, aku hanya menulis alamat lengkap Rido di selembar kertas yang aku taruh kedalam saku celana jins ku. Dengan tas ransel berwarna hitam, memakai baju oblong berwarna biru aku memantabkan diri untuk segera menuju ke ibu kota Jakarta.
Seumur-umur baru kali ini menginjakkan kaki di ibu kota, memasuki jalan tol, aku melihat pemandangan yang penuh sesak, udara polusi dan macet dimana-mana, ditambah bangunan gedung yang terlihat mewah, sungguh seperti ini ya keadaan ibu kota ku. Kemarin-kemarin Cuma bisa lihat di televisi saja, sekarang aku melihat dengan kedua bola mataku dan terpampang nyata.
Untung aku masih di beri handphone jadul peninggalan pamanku, hanya handphone ini milikku yang paling berharga, dengan uang saku hasil tabunganku 200.000 aku berani mengadu nasib. Setelah sampai di terminal, aku segera menelpon Rido, kata Rido aku naik taxi saja kerumahnya ”di daerah Tanah abang” akhirnya aku memakai taxi menuju rumahnya Rido, di dalam taxi, aku hanya bilang, “bang turunkan aku ke tanah abang ya”sambil menyodorkan kertas putih yang ada disaku kantong celanaku. Pak supir taxi hanya menjawab” YA” sambil mengambil kertas putih yang aku sodorkan di hadapannya, selama di perjalanan kok lama banget gak nyampe-nyampe kira-kira satu jam dua puluh menit”akhirnya aku bertanya kepada pak supir taxi, KOK lama BANGET PAK!! Gak sampe-sampe?.
“Iye sabar disini macet, makannya jadi lama, ini bentar lagi sampe,” Pak supir taxi ini Galak banget.
Setelah sampe di tanah abang, berapa bang?”
“Seratus ribu” sambil memegang kumisnya yang sangat tebal.
“GILA MAHAL bener bang, gak salah tuh??” dengan penuh emosi aku gak iklhas ngasih uang ini.
“KALO MAU MURAH,., JALAN KAKI AJA!!!”
Setelah sampe di tanah abang, aku menelpon Rido, hallo Rido, aku sudah sampe nih.
“Lama bener Lo ngga??” padahal jarak dari terminal gak sampe 20 menit..
Ternyata aku di tipu tukang taxi, pantesan dari tadi Cuma muter-muter aja,.,. siiiiall, akhirnya dari kejauhan Rido datang dengan sepeda motor, dan aku segera menuju kerumahnya. Sampe dirumah Rido, aku bertemu kedua orang tuanya, walaupun orang tua Rido terlihat baik, tapi sesungguhnya sangat galak, aku sudah di ceritakan sama Rido J.
Ini ngga, kamarmu, aku melihat kamar yang berukuran 3x4, lalu aku segera menaruh tas ranselku, sambil ngobrol bersama Rido, ya rumah Rido cukup besar berlantai 2, aku mendapat kamar yang cukup bagus, bersebelahan dengan kamarnya Rido. Di lantai 2 ini, orang tua Rido, jarang banget naik ke atas. Jadi sedikit lega, walaupun begitu aku bersyukur mempunyai sahabat sebaik Rido.
Sinar matahari pagi menembus tirai jendela di kamar ini, aku bangun lebih awal, melihat jam sudah pukul 06.00, kok si Rido belum bangun-bangun ya, aku keluar kamar, langsung menghirup udara pagi di teras luar lantai 2”tempat jemuran pakaian” seperti ini ya suasana Jakarta dan aku kembali masuk ke kamar untuk segera membereskan tempat tidurku.
20 menit berlalu, Rido langsung masuk ke kamarku.
“woi ngga, sudah bangun lo??”
“Iya Do, aku terbiasa bangun pagi” pagi ini aku harus ngapain ya Do, aku gak enak sama kedua orang tuamu, kalo aku hanya berdiam diri saja dirumah ini, kamu hari ini gak kerja??”
“Tenang aja ngga, disini kamu nyantai aja, booos ku”maksudnya orang tuaku”, orangnya nyantai kok, tapi asal jangan buat berantakan aja nih rumah, aku gak kerja, aku sekarang ngelanjutin S2 di trisakti” kamu bisa mencari kerja lewat koran atau internet, kamu tinggal pakai komputerku di kamar, anggap saja disini rumahmu sendiri.
Beruntung banget ya jadi Rido, segala sesuatu sudah tersedia, dari materi sampai kebutuhan pengetahuannya, ya kedua orang tua Rido bekerja di pertamina sebagai trainer, bisa di bilang kehidupan Rido sungguh beruntung, seandainya aku jadi Rido. “pikiranku pagi ini penuh dengan khayalan” hehehe.
Hari ini suasana dirumah Rido, sungguh sepi, semua pada sibuk dengan aktifitasnya, ya aku gak mau berlama-lama dirumah Rido, gak enak juga ngerepotin Rido, walaupun Rido gak merasa aku repotin. Untung aku sudah di ajarin mengoprasikan komputer dan internet waktu kuliah kemarin, jadi gak harus gaptek gitu, aku membuka situs pekerjaan, gila banyak banget nih lowongan pekerjaan yang berada di Ibu kota ini. Setelah memilih satu, persatu, akhirnya aku menemukan pekerjaan yang cocok buat aku.
Ini semua serba instan, apa-apa pakai internet, ngelamar kerja juga pake internet buktinya langsung bisa kok. Aku ngelamar di production house sebagai humas, “production House di singkat menjadi PH”, di dunia entertainment, aku harus menunggu pengumuman hasil tes yang berlangsung online ini sampai tanggal 3 bulan depan.
Selama itu aku harus tinggal di rumahnya Rido, semoga hasil lamaranku besok bisa langsung di terima J soalnya tesnya berat banget, pakai bahasa inggris segala, padahal bahasa inggrisku berantakan. Kalo aku lihat-lihat di televisi tentang PH, bergerak di perfilman, iklan dan lain-lain, setahuku ya seperti itu.
Sudah 2 minggu aku berada di rumahnya Rido, rasanya aku ingin segera pergi dari sini, gak enak banget, dirumah yang sebesar ini, setiap hari hanya dirumah beres-beres, tentunya aku juga gak ngelamar di PH aja, pilihanku yang lain, aku ngelamar di restoran siap saji sebagai waiters, yang penting aku punya pekerjaan dulu deh biar bisa cari kost sendiri.
Hari ini sudah tanggal 3, aku bergegas menuju kamar mandi dan menyiapkan keperluan untuk interviewku di PH, aku sudah dikasih tahu sama Rido, tentang alamat interviewku enggak jauh dari rumahnya, jadi gak bakal ketipu lagi oleh supir taxi.
Setelah sampe di depan kantor PH, aku langsung membayar taxi lalu masuk kedalam ruang tunggu, suasana dalam gedung ini sangat luas, terdapat 2 patung wanita yang gede banget, aku kira, aku saja, yang ikut interview, ternyata ada 30 orang yang mengikuti interview hari ini.
Setelah aku mengisi form formulir biodata, aku mendapatkan nomor antrian 24, betapa lamanya, untung ada kursi sofa yang sangat empuk, jadi bisa menunggu sambil bersandaran, 2 jam berlalu, aku tebangun, ternyata sudah nomor 19 aja, walaupun aku agak ngantuk, aku berusaha pergi ke toilet yang terdapat di sebelah ujung pintu masuk.
Aku berusaha meyakinkan diriku di depan cermin toilet, aku membasuh wajahku dan segera mengelap air yang tersisa di wajah ini menggunakan tisu, setelah aku keluar dari toilet, dengan sangat terburu-buru aku hendak memasuki ruang tunggu interview tak sengaja aku menabrak seorang wanita,
”Maaf-maaf gak sengaja” aku segera mengambil barang bawaannya yang terjatuh di lantai
“Iya gak apa-apa mas” sambil berusaha mengambil barang yang terjatuh
“Kamu artis ya, yang di televisi itu ya” jawabku dengan suara histeris, dan menatapnya lebih tajam lagi.
“Enggak-enggak, mas salah lihat kali,.,. maaf ya mas , Aku buru-buru.
Wah ternyata di Productions House ini, sudah memunculkan banyak artis ibu kota, dari film sampe iklan, dalam hati kapan ya punya pacar seorang artis ibu kota.
Aku langsung duduk lagi di sofa tadi, 15 menit berlalu, nah giliranku mulai di panggil, dengan menarik nafasku dalam-dalam lalu membuangnya, aku masuk ke dalam ruang interview, sedikit gugup, untung aku sudah memantabkan diriku,”TUHAN mudahkanlah jalanku ini, Amiien”. Aku bertemu dengan pria yang tidak asing lagi, ya salah satu produser ternama di tanah air, akhirnya banyak rangkaian interview yang aku jalani.
45 menit berlalu, akhirnya aku keluar, di pintu keluar rasa lega yang luar biasa, aku mengekspresikannya dengan Loncat-loncat dan bilang YESS, gak peduli disekitarku banyak orang yang penting aku happy hehehe, nanti malam aku akan di beri kabar oleh staff productions House soal di terima atau enggaknya J.
Aku balik kerumah Rido, setelah sampe di teras rumah Rido, betapa senangnya hati ini, karena sudah interview kerja, aku langsung menceritakannya kepada Rido dan kedua orang tua Rido yang kebetulan hari ini ada dirumah. Tanggapan mereka sangat positif, wah semoga malam ini ada kabar dari productions house”dalam hati terus berdoa”.
Pukul 19.00 aku mondar-mandir di depan kamar Rido.
“Hey sedang ngapain lo mondar-mandir kayak Orang bingung,.” Rido muncul dari lantai bawah menuju lantai atas, mendekatiku sambil memukul bahu kiriku.
“Kamu ngagetin aja Do, aku lagi bingung nungguin kabar interview kerjaku”. Sambil menarik nafas panjang dan membuangnya ke udara
“Sudah gak usah dipikirin kayak gitu amat kali,.,., masih banyak pekerjaan yang menanti, jadi sabar aja, lo sudah makan??? Segera turun ke bawah sana, Boss ku nyuruh kamu makan malam.
Ya walaupun perasaanku gak tenang, akhirnya aku turun kebawah sambil makan malam sama kedua orang tuanya Rido, selama makan malam aku hanya memikirkan apakah staff productions house menelponku malam ini atau tidak, setelah 20 menit berlalu, aku pamit untuk pergi ke atas menuju kamarku, Rido hanya melihatku dengan pandangan penuh pertanyaan.
Aku duduk di atas kasur sambil memegang handphone peninggalan pamanku ini, aku juga sudah meminta kedua orang tuaku supaya mendoakan aku cepat mendapatkan pekerjaan, tiba-tiba, ada nomor asing yang menelponku.
“Hallo, ini siapa ya?”
“Maaf ini benar dengan saudara Angga”
“Iya pak bener banget, ada apa ya pak” pasti mau ngabarin tentang pekerjaan di productions House kan?”
“Ini aku RENDI, kata Rido, kamu di jakarta ya sekarang??”
Sial ternyata Rendi, temen SMA ku dan Rido, wah apa kabar kamu Di, kerja dimana sekarang, sedikit basa-basi aku ngobrol sama Rendi sambil keluar kamar dan masuk ke kamar Rido, pandangan Rido sangat senang bisa ngerjain aku, awas ya kamu Do.
Aku melihat jam sudah pukul 22.00, alhasil tidak ada kabar dari staff productions house, ya sudahlah, aku masuk lagi kedalam kamar dan segera mematikan lampu kamar merebahkan badan ini ke kasur yang sangat empuk, berharap besok ada keajaiban yang datang. Sambil memandang langit kamarku aku menikmati gelap dan hanya jam dinding di kamar yang terdengar terus sampe aku mulai tertidur lelap.
Pagi ini matahari menjemputku untuk segera bersemangat kembali, aku segera mengecheck handphoneku, eh hari ini beruntung banget aku di sms oleh Pak manager restoran siap saji jadi perasaanku sedikit lega, terimakasih TUHAN, aku harus bertemu Pak manager restoran siap saji pukul 11.00, seperti biasa dirumah Rido terlihat sepi, aku segera mempersiapkan keperluanku untuk bergegas pergi bertemu Pak manager restoran siap saji.
Walaupun aku belum mengenal betul alamat di jakarta ini, ya gak apa-apalah, aku masuk ke kamar Rido dan mencari alamat restoran siap saji di internet untung ada internet J. setelah mengetahui alamat tersebut aku langsung berangkat. Kali ini aku sudah agak terbiasa menggunakan taxi, kebetulan juga pagi ini Orang tua Rido meninggalkan uang, untuk transportasiku selama mencari pekerjaan, uang yang di tinggalkan di titipkan kepada Rido, ya sepertinya sebelum berangkat kuliah Rido menaruh uang tersebut di atas lemari di kamarku.
Langit mulai mendung menghantarkan aku di depan restoran siap saji, saat aku melangkah memasuki pintu depan, aku langsung disambut petugas keamanan, aku langsung meminta petugas keamanan mengantarkanku bertemu pak manager, aku melihat dari desain interior yang sangat megah, wah tenyata dalamnya seperti ini ya. Langsung aku bertemu Pak manager, iya terlihat jelas kalo Pak manager ini sangat membutuhkan seorang waiters, kerutan di wajahnya tidak bisa di bohongi lagi. Aku dipersilahkan duduk, aku duduk sambil memandang wajah beliau, banyak pertanyaan yang dilemparkan kepadaku, dan tidak ada senyum sedikitpun yang terpancar di wajah beliau. Pertanyaan terakhir darinya, seandainya kamu diterima berapa gaji yang akan kamu minta?? Aku menjawab 2 juta 500 ribu, akhirnya aku disuruh menunggu di luar ruangan, gerutuku, apa aku salah menjawabnya ya.
Dua puluh menit berlalu, aku di panggil, oleh Pak manager, SELAMAT ya, kamu saya terima sebagai waiters di restoran siap saji ini. Betapa senangnya hati ini aku segera menelpon Rido, Ridopun menanggapinya dengan positif , “Akhirnya lo di terima juga ngga, selamat ya”.
Sampai dirumah Rido, aku menunggu Rido pulang dari kuliahnya, wah gak sabar ingin cerita banyak sama Rido, dan sekalian aku bermaksud minta tolong kepada Rido untuk menemaniku mencari kost di ibu kota Jakarta ini. Pukul 17.00 Rido pulang kerumah, belum sempat masuk kedalam kamar aku segera menghampirinya, bercerita panjang lebar, dari interview tadi sampe keinginanku mencari kost.
Langsung sore itu juga aku dan Rido mencari kost, dengan sepeda motor, aku dan Rido berkeliling mencari kost, pada akhirnya mencari kost dadakan itu gak akan bisa dapat, akhirnya aku dan Rido balik ke rumah pukul 22.00. untung saja kedua orang tua Rido tidak marah-marah aku dan Rido balik larut malam, oiya kedua orang tua mempunyai sahabat namanya Pak Budi, ya Pak Budi ini mempunyai rumah kontrakan yang di jadikan Kost, alhasil ya gak apa-apa dari pada gak dapat Kost, Keesokkan harinya aku membereskan semua barang-barangku, aku berpamitan dengan kedua orang tua Rido dan Rido.
Taxi yang menjemputku ke rumah kontrakan yang menjadi sebuah kost punya Pak Budi sudah datang di depan rumah, aku hanya bisa bilang terimakasih untuk keluarga ini, kalo besok ada waktu pasti kesini lagi, sambil bercanda sama Rido, lambaian tangan ini menjadi perpisahan aku sama keuarga Rido.
Setelah sampai di kostku ini, aku tak melihat tanda-tanda kehidupan di sekitar sini. Aku mengetuk pintu, beberapa kali aku mengetuk pintu ini, tapi tetap saja tidak ada satupun penghuni yang muncul. Tiba-tiba ada seorang bapak memegang bahu kananku, sedang mencari siapa ya mas??
“Ini benar Pak Budi??”
“Iya saya sendiri” ada apa ya mas.
“Aku angga pak, temen anaknya Pak Jodi.,
“Oiya tadi pak Jodi sudah menelpon saya, kalo kamu sahabatnya Rido” Silahkan masuk
Aku masuk, dan bercengkrama bersama Pak Budi, maklum Pak Budi tinggal sendirian, semua keluarganya di luar kota, pukul 15.32 aku baru di antar ke kamarku “sini masuk ke samping” sahut Pak Budi, ukuran kamar yang cukup besar 3x5, terus aku tanya berapa biayanya perbulan, Pak Budi bilang Cuma buat kamu ngga, hanya 250ribu saja, murahkan, diantara kost yang berada diluar sana J.
Ini malam pertamaku di kamar baruku dan suasana baru yang cukup sunyi sepi, Cuma ada televisi 24inc diruang tamu, aku sempat sms sama Rido, kalo aku sudah di kostnya Pak Budi. Aku membuka jendela kamarku yang langsung menghadap keluar rumah kost ini, aku melihat langit yang cukup indah bertabur bintang aku gak tahu apa rencana TUHAN semoga aku bisa menjadi orang sukses, sebelum tidur aku menelpon kedua orang tuaku, ya cukup melepas rasa kangen ini.
Keesokkan harinya aku langsung mempersiapkan keperluanku untuk bekerja, karena ini hari pertamaku, jadi aku harus datang lebih awal, jarak antara kostku dan restauran siap saji lumayan jauh, setengah jam, kalo gak macet. Setelah sampai di depan restauran aku segera ke toilet merapikan penampilanku, sebelumnya aku harus menghadap Pak Manager dulu, setelah di brefing pagi dengan Pak manager, aku segera beraksi hehhe. Ternyata asik juga menjadi waiters, apalagi di Resturan siap saji yang ternama ini, banyak juga dari kalangan artis ibu kota yang datang, rata-rata mereka kesini untuk makan, meeting dan rapat manajement.
Sampai pada hari itu tiba, aku mengantar hidangan masakan yang di pesan oleh seorang artis, sebenarnya aku sangat gugup banget, ini pengalamanku yang pertama berhadapan langsung dengan seorang artis ibu kota.
Walaupun wajahku pas pasan, aku juga memiliki tinggi badan seperti seorang model.
“Permisi, ini hidangan masakan yang di pesan”, sambil tersenyum aku menaruh makanan hidangan tersebut di mejanya.
“Okay terimakasih oiya mas, aku pesan menu yang ini satu lagi ya”
“Iya mbak, tunggu sebentar ya mbak” wah aku gak bisa ngebayangin kalo barusan aku sudah ngobrol bersama arti ibu kota, sepertinya dia artis yang sering nongol di FTV gitu.
Selama bolak balik kedepan dan belakang, aku terus memandang artis tersebut, kenapa dia memesan 2 menu makanan yang sama, satau lagi buat siapa ya, padahal dia datang hanya sendirian. Semakin aku penasaran dan terus mengawasinya, menu pesanan yang di pesannya sudah jadi, aku segera memberikan hidangan makanan yang di pesannya,.
“Ini mbak sudah jadi lagi pesanannya, ada lagi yang mau di tambah?? Denga penuh antusias aku bilang kepadanya.
“Enggak mas, nanti saya kabarin mas lagi kalo ada yang mau di pesan” aku melihat dia sedang bingung seperti menunggu seseorang,.
Eh ternyata benar seorang pria berwajah ganteng, bertubuh kotak-kotak menghampirinya, terlihat di wajahnya kalo dia benar-benar menunggu kedatangan pria tersebut. Sambil mondar-mandir memenuhi pesanan pengunjung yang lain, aku terus mengamatinya. Sudah satu jam sepertinya dia sedang marah-marah sama pria tersebut, aku hanya bisa melihat gerakan emosinya dari jauh. Akhirnya pria tersebut pergi meninggalkannya, aku melihat wajahnya sudah merah dan bertetesan air mata. Entah apa yang terjadi, sepertinya dia membutuhkan seseorang yang mau mengusap air matanya, aku bermaksud baik untuk membantunya, soalnya aku gak tega melihat wanita secantik dia menangis.
Hari ini aku sudah membantunya dan aku berharap dia bisa memecahkan semua permasalahannya dengan pria tadi, sudah 3 hari ini aku sering melihatnya datang ke restoran siap saji tempat aku bekerja sesekali dia menatapku dan memperhatikanku. Lagi dan lagi dia tetap bersedih, sambil menikmati hidangan makanan yang di pesannya, apa mungkin jadwal syuting FTVnya yang sangat padat hingga dia tak bisa mengurusi permasalahan hati dan cintanya ya, sudahlah kenapa aku jadi mikirin dia ya, sepertinya aku bermimpi punya pacar seorang artis hehehe.
Saat itu restoran sudah hampir tutup pukul 23.00, dan hari ini tumben banget dia seorang artis cantik yang kemarin aku bantu mengusap air matanya, belum juga beranjak pergi, aku memberanikan diriku untuk mendekatinya, walaupun dia seoang artis, ternyata gak ada bedanya sama orang lain yang ku kenal.
“Maaf mbak, restoran ini sebentar lagi mau tutup” sebenarnya aku gak tega menegur dia, berhubung Pak manager menyuruhku untuk bilang kepadanya ya apa boleh buat.
“Sebentar lagi ya mas, aku lagi bersedih, aku butuh waktu sendiri untuk menghillangkan rasa sedih ini” maaf mas sudah membuat restoran ini menjadi pulang agak telat.
“Waduh mbak, gini aja, aku ada lokasi yang bisa buat mbak gak sedih lagi, aku jamin deh” padahal aku gak tahu tempat lokasinya dimana. Alhasil mbak artis ini menungguku diluar gerbang restoran siap saji, berhubung aku gak punya kendaraan, ya aku terpaksa mengajak dia muterin taman kota, sebenarnya aku juga grogi untuk berbicara panjang lebar bersamanya, tapi gak ada salahnya aku membantunya. Setelah beres-beres di dalam restoran aku menghampirinya, sebelumnya aku sudah tanya apakah mbak membawa kendaraan?? Dia menjawab, aku kesini sama sopir pribadiku, nanti kalo aku mau pulang tinggal telepon saja kok, jadi gak ada masalah, asal kesedihanku hilang” oh iya nama kamu siapa mas?? Aku angga mbak, mbak ini siapa?? Jawabku dengan penuh penasaran.
“Nama saya , Devi, iya sih beberapa hari yang lalu, aku baru saja putus sama pacarku, mungkin kamu juga melihatnya”
“Bagaimana kalo kita berjalan-jalan ke taman kota?” aku memberanikan diri mengajaknya.
“Maksudmu, jalan Kaki??”
“IYA” aku berusaha meyakinkannya, tahu sendiri Artis mana mau jalan kaki sama seorang waiters J .
Lima belas menit berlalu, aku dan Devi masih di depan gerbang, sepertinya Devi masih berpikir, atau Devi mengira aku bermaksud jahat terhadapnya Aku langsung bilang, sebaiknya sopir pribadimu di ajak aja ke taman kota. Akhirnya Devi menelpon sopir pribadinya, dan 10 menit menunggu akhirnya aku, Devi dan sopirnya pergi ke taman kota, sepertinya Devi sudah gak sedih lagi, aku melihat jelas pancaran wajahnya yang sedih menjadi gembira.
Di dalam mobil Devi berbicara tentang banyak Hal, dari pekerjaan syutingnya sampe perjalanan cintanya, mungkin Devi memang butuh teman curhat selain managernya, dari sekian pembicaraan aku sama Devi, yang membuat Devi Heran adalah, kenapa dia percaya banget sama aku?? Padahal dia baru kenal sama aku, dan aku juga gak berharap lebih, Cuma membantu Devi.
Berawal dari muter-muter taman kota, sekarang Devi sudah aku anggap sebagai sahabatku sendiri, setiap malam Devi selalu hadir di restauran siap saji, berhubung shiftku dari pagi sampe malam ya jadi bersemangat kerja, gak ngebayang punya temen seorang artis, untung gak ke sorot kamera atau media masa hehhe.
Pertemananku sama Devi sudah berjalan 2 bulan, kalo Devi libur dan aku libur, aku mengajak Devi main kerumahnya Rido dan bertemu kedua orang tua Devi, begitu juga sebaliknya, aku sering kerumah Devi bertemu bapak ibunya berserta keluarga besarnya.
Sampe-sampe suasana kostku menjadi rame, kalo Devi berkunjung ke kost, apalagi Pak Budi yang selalu menanyakan Devi setiap pagi, kalo bertemu sama aku sebelum berangkat kerja. Devi ini seorang Artis yang sangat sederhana, dia gak mau memamerkan kekayaannya, sudah cantik, baik hati, kulitnya putih , wajahnya seperti boneka, pokoknya luar biasa, pernah saat aku pulang ke kost, aku mampir ke toko bubur kacang ijo membeli gorengan, aku melihat televisi eh ada Devi, hehehe sedikit lucu dan gimana gitu melihat Devi acting menjadi tukang sopir.
Malam ini aku sudah meminta izin untuk pulang lebih awal sama Pak Managerku, setelah sampe di kost, aku segera mandi, handphoneku berbunyi 3 kali, tapi aku gak mendengar suara nada dering di handphoneku. Tahu-tahu Devi sudah berada di ruang tamu.
“Eh Devi, sudah lama menunggu??” bentar ya aku ganti pakaian dulu, sambil terbutu-buru masuk ke kamar.
“Payah kamu ngga di telepon gak di angkat, akhirnya aku langsung kesini, habisnya aku cari – cari kamu di restoran cepat saji kamu gak ada, kenapa pulang lebih awal??” Devi berkata dengan keras sampe kamarkupun terdengar dengan jelas suara Devi.
“Lagi capek aja Dev, lagian kerja full terus dari jam 11 pagi sampe jam 11 malam, ya lama-lama bisa down, kamu gak syuting hari ini, kemarin aku lihat FTV ada kamu loh jadi sopir angkot haahhaa”, membalas pertanyaan Devi dari balik pintu kamar.
Malam itu aku mungkin terbawa suasana ya, Devi mengajakku makan malam di dekat kostku, sebenarnya aku minder juga jalan sama Devi, seorang artis ibu kota kok makan bareng seorang waiters, selama makan, ada yang minta fotolah, ada yang minta tanda tanganlah, ada yang ngajak ngobrol lah, sampe-sampe aku dan Devi pindah tempat ke daerah menteng agung, disanalah Devi sebenarnya juga memiliki rasa cinta yang sama seperti apa yang aku rasakan pada malam itu.
Singkat cerita walaupun hanya aku dan Devi saja yang tahu kalo kami sudah pacaran hehhee, bahkan managernya Devi gak tahu kalo aku ini pacarnya Devi. Pernah aku di ajak Devi untuk datang ke acara ulang tahun temennya, iya temennya ini juga seorang artis pemain sinetron.
Aku di jemput Devi pukul 19.30, hari ini aku sudah izin gak masuk shift malam, akhirnya aku dan Devi pergi ke acara ulang tahun temenya Devi namanya lili, aku juga sebenarnya minder banget nanti kalo ketemu orang media masa bisa gawat.
Eh ternyata benar, baru sampe di lokasi pesta, aku dan Devi sudah di datangi teman-teman media masa, saat ditanya oleh salah satu wartawan, siapa lelaki di sampingmu?”Devi menjawab, bukan siapa-siapa hanya bodyguard gue. Walaupun aku tahu Devi hanya menyimpan hubungan pacaran Cuma aku saja, jadi dia menjawab seperti itu.
Sudah 5 bulan aku berpacaran sama Devi seorang artis ibu kota, pertama sih gak di anggap di publik tentang status pacaranku, sebenarnya gak masalah, tapi kalo kelamaan di sembunyiin juga gak bagus. Hingga waktu itu, aku di beri tahu oleh managernya Devi, kalo selama ini Devi hanya berpura-pura menjadi pacarku. Hati ini rasanya sakit banget, padahal aku sudah sangat serius mencintai Devi, Devi juga sudah berjanji kalo suatu saat nanti Devi akan melakukan confrensi pers tentang hubungan aku dan Devi.
Setelah aku tunggu-tunggu eh ternyata benar apa yang di bilang managernya Devi kepadaku, kalo Devi hanya berpura-pura menjadi pacarku, hanya pelarian saja L.
Mantanku
jualan jamu gendong
Aku dulu mempunyai seorang pacar, yang bernama Riin, dia anak yang baik, pintar, cantik, tidak suka joules, dan dia juga sangat mencintai keluarganya, perkenalan aku bersama Riin waktu aku berkunjung ke warung makan milik ibunya. Bisa di bilang aku langganan makan di warung makan ibunya, Cuma makan siang aja sih yang sering, nah bapaknya Riin sudah lama tiada sejak Riin berumur 3 tahun.
Waktu itu, aku sedang makan siang di warung ibunya Riin, biasanya ibunya yang melayani di depan, kebetulan ibunya Riin lagi sibuk di dapur, alhasil Riin yang melayani di depan, waktu aku ngambil nasi dan lauk pauk, kok beda banget ya perasaanku, setelah aku memandang ke arah meja kasir, siapa wanita yang ada di meja kasir itu, aku juga gak tahu kalo yang di meja kasir itu anaknya Bu Ani, namanya Riin.
Sesudah aku mengambil makan, aku duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan meja kasir, sambil sesekali aku mengamatinya, namun tidak ada perasaan cinta waku itu, setelah aku selesai makan, saat aku hendak membayar, tiba-iba mulutku ini tak sanggup berbicara kepada wanita tersebut yang duduk di kursi kasir, entah apa yang membuatku segugup ini.
Lima belas menit berdiri berhadapan langsung memandang wajahnya dan bola matanya yang sangat sipit, membuatku tak berdaya, seakan-akan aku dihipnotis oleh kecantikannya, lalu aku hanya bisa bilang, mbak ini pegawai baru ya??
“Eenak saja, saya ini anaknya ibu Ani!” sambil sibuk menghitung uang di meja kasir
“Oooh maaf-maaf aku gak tahu mbak” kok ibu Ani gak pernah bilang ya kalo punya anak secantik ini.
Berawal dari sana, setiap hari aku terus makan di warung bu Ani, kalo dulu Cuma makan siang, sekarang pagi siang sore dan malam hehehe, lagi-lagi anaknya bu Ani ini membuatku penasaran, seakan-akan aku ingin mengenalnya lebih jauh lagi. Ini sudah 4 hari aku melihat mbak itu di meja kasir, dalam hati ini, banyak banget pertanyaan yang tertuju kepadanya hingga aku memberanikan diri untuk bertanya langsung.
“Eh mbaknya lagi?” dengan penuh basa-basi aku terus mendekatinya.
“Emang kenapa?? Gak boleh aku disini” jawabnya dengan nada jutek
“Oiya nama mbaknya siapa ya? Kan gk enak panggil mbaknya terus” oiya sekalian tadi aku makan habis berapa y?
“Terserah deh mau panggil mbaknya juga gak apa-apa, total makannya tadi 20 ribu”.
“Ih kok Jutek banget jadi orang” sambil memberi uang 20 ribu yang terselip di saku celanaku.
“Maaf mas, saya gak ada waktu ngobrol panjang lebar, tahu sendiri disini lagi rame banyak orang, maaf ya mas, lain kali aja ngobrolnya”
Semenjak itu, aku semakin bersemangat untuk mendekati Riin, walaupun Riin sangat cuek terhadapku terus saja aku coba untuk mengganggunya setiap aku makan di warung ibunya. Sudah 3 bulan ini aku terus mengganggu Riin, mungkin bisa jadi Riin sangat bosan aku ganggu, hingga Riin meminta nomor handphoneku wah akhirnya hati Riin J.
Malam itu aku membuka handphoneku yang masih tersimpan di dalam tas kuliah, kok gak ada pesang singkat yang masuk ya, padahal aku menanti pesan singkat dari Riin. Pukul 22.14 akhirnya pesan singkat Riin masuk juga dengan cepat aku membalasnya, hey jutek akhirnya kamu sms aku, lagi apa kamu?.
Lama banget Riin membalas sms ku.
“Gak lagi apa-apa, nama kamu siapa mas?? Aku Cuma mau tanya nama kamu saja”
Lalu aku balas
“Hah kamu minta nomor handphoneku Cuma mau tanya namaku?? Ehmmm ya udah perkenalkan namaku angga.
Kesel banget masak Riin Cuma sms aku menanyakan namaku saja, awas ya besok kalo ketemu, akhirnya keesokkan harinya aku mendatangi warung makan ibunya, nah itu Riin, dengan cepat aku menghampirinya, sebenarnya ibu Ani tahu sih kalo aku suka sama anaknya tapi ibu Ani juga cuek saja menanggapinya.
Aku hanya menanyakan kenapa dia sms Cuma nanya nama? Akhirnya Riin menjawab, kalo dia juga mau mengenalku lebih dekat lagi, perasaaanku setelah mendengar berita bagus ini seperti mimpi J di siang bolong, Riin juga jujur gara-gara aku sering godaain dia, dia malah jadi suka sama aku woooo, betapa senangnya hati ini, tapi hari itu aku gak langsung mengatakan cintaku kepada Riin, butuh proses 2 minggu untuk mengatakan cintaku kepada Riin.
Akhirnya aku jadian juga sama Riin, setelah perjuangan cintaku berhasil, ya pertamanya gak ada yang salah dengan hubunganku sama Riin, tapi kesel juga setiap malam minggu ngapelin Riin di warung makan ibunya. Inilah yang namanya cinta, pertama-tama sih semangat banget malam minggu gak kemana-mana Cuma di warung makan ibunya Riin, tapi di bulan ke 3 aku mulai bosan hingga pada akhirnya muncul pertengkaranku bersama Riin dan bodohnya lagi ibunya Riin menyalahkanku dan menentang hubunganku sama Riin.
Dari kejadian itu aku gak leluasa untuk menemui Riin, aku mencoba meminta maaf kepada ibunya tapi apa daya, ibunya tetap gak mau maafin aku, akhirnya sore itu aku di suruh mutusin Riin L betapa berat hati ini untuk mengakhiri hubunganku sama Riin. Walaupun aku terpaksa memutuskan Riin, aku masih tetap berkomunikasi melalui telepon.
2 bulan berlalu rasa di hati ini menjadi bersalah, entah mengapa aku selalu memikirkan Riin dan ibunya terus, semenjak kejadian itu aku juga gak pernah makan di warung makan ibunya Riin, pagi harinya aku beranikan diri untuk menemui Riin dan ibunya di warung, tapi setelah sampe, warung makan tersebut To be Continue
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI