Pihak yang mengakomodir perlawanan ini yang akan memberikan pemikiran anti-manistream untuk membendung pemkiran yang sedang berkuasa yang kemudian oleh penguasa distigmatisasi dengan terminologi “kiri“.
Karena sudah tertanam dalam kesadaran umum bahwa “kiri” merupakan “pemberontak”, “pembuat kekacauan”, “sesat” dan label-label buruk lain, maka secara tidak sadar, kesadaran umum akan ‘terbawa arus‘ untuk memberika stigmat jelek terhadap perseorangan atau entitas kelompok tertentu yang melawan penguasa.
Dekonstruksi aliran “kiri” terhadap penguasa biasanya berbentuk dalam pola-pola underground jika kekuatan ‘penyeimbang’ masih relatif kecil, namun akan menjadi sebuah gerakan masif jika telah mencapai kondisi yang kuat.
Kiri ataukah kanan, sebenarnya adalah pilihan, memilih menjadi penyokong arus utama atau lebih mengulirkan pemikiran nakal nan radikal (baca: kritis). Kekritisan (ke-kiri-an) dalam berfikir bisa menjadi sebuah penyeimbang kepentingan yang menunggangi ideologi saingan dan memberikan epistemologi alternatif bagi pemikiran yang sedang mapan (source)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H