Al-Qur’an juga menjelaskan bahwasanya Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, dengan tanggungan amanatnya yang begitu besar terhadap bumi yaitu untuk memakmurkan bumi, untuk itulah manusia perlu melakukan produksi sebagai mana statusnya sebagai kholifah, agar bumi ini termanfaatkan dan terjaga. Hal ini Dijelaskan dalam Qs. Al-An’am; 6: 165 yang artinya: “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Pada kegiatan produksi terdapat faktor-faktor produksi yang dapat menunjang kelancaran kegiatan produksi itu sendiri. Al-qur’an telah menerangkan faktor-faktor produksi yang diantaraya adalah alam, kerja manusia dan ilmu. Produksi merupakan perpaduan harmonis antara alam dengan manusia. Hal ini Dijelaskan dalam Qs. Huud; 11: 61 yang artinya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”
Dari kesemua faktor-faktor tersebut, menurut Al-Qur'an ilmulah yang merupakan faktor terpenting penting dalam kelancaran proses produksi. Hal ini di jelaskan dalam Qs. Al-Baqarah; 2: 30-31 yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 30. Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" 31.”
Referensi
Al-Qur’anul Karim
Shihab, M Quraish., 2002, Tafsir Al-Mishbah, Vol 15, Jakata: LenteraHati.
Oleh Angga Hergastyasmawan
Mahasiswa PPs FIAI UII
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H