Pusing, pusing, dan pusing jika kita mengerjakan suatu hal yang membuat diri ini merasa terus menguras otak dan memacu pikiran serta adrenalin agar hal itu bisa selesai dengan cepat. Tetapi rasanya percuma saja, bila mengerjakan suatu hal yang diinginkan adalah cepat, cepat, dan cepat.Â
Tanpa ada pikir-pikir dahulu dan koreksi terlebih dahulu. Tentu saja itu akan membuat seseorang menjadi tidak nyaman akan hal yang dilakukannya itu, bisa-bisa terbawa beban dan pada akhirnya pusing, timbul lah stress, jangan sampai depresi yang jelas. Karena bisa berdampak sangat buruk, percaya deh! :D.
Untuk itu kita harus bisa sadar diri jika mengerjakan pekerjaan yang begitu banyaknya. Misalkan saja, seorang pengusaha sukses di sebuah perusahaan ternama (widihh kayaknya uangnya ngalir banyak hehe...). Dan ia harus memerintahkan bawahannya untuk mengerjakan sesuai dengan brief dari client.Â
Namun, diantara banyak bawahannya itu ada saja yang merasa malas-malasan dalam bekerja, tidak selesai tepat waktu, banyak kesalahan berulang kali, dan sampai-sampai ada saja yang merasa tidak kuat bekerja di perusahaan tersebut.
Melihat hal ini sang pengusaha pastilah merasa kebingungan, bagaimana caranya agar bawahannya mau terus bekerja di perusahaan itu dengan rasa nyaman, tiada beban, dan menganggap pekerjaannya adalah sebuah kesenangan yang dimiliki. Tentu banyak cara yang dilakukannya, apakah itu harus menasehatinya berulang kali, membuat metode baru di kantornya, dan sebagainya.Â
Sang pengusaha tersebut justru lebih pusing dibandingkan bawahannya. Karena menurut yang saya ketahui sih ya, kalau bawahan itu (alias anak buah) tidak terlalu memperdulikan detail pekerjaan dan perusahaannya, yang penting mereka merasa nyaman dan pekerjaannya itu selesai dengan baik dan benar. Serta anak buah juga tidak memikirkan apakah perusahaannya itu mengalami untung atau rugi, yang jelas ia dapat menerima upahnya setiap akhir bulan. Kemungkinan sih yaa seperti itu, dari yang saya baca di sebuah buku :D.
Nah dengan demikian, maka perjuangan si pengusaha (atasan lah yaa) sangat berat dan besar sekali. Pasti yang namanya atasan/senior sekalipun juga mempunyai tanggung jawab terhadap bos nya. Jadi mau tidak mau ia memang harus bergelut dengan apa yang ia kerjakan, jika memang itu terasa senang maka akan enjoy pula dijalaninya.Â
Mau sepusing apapun seseorang jika ada keinginan untuk tetap menjalankan segala kegiatan dan kewajibannya dengan sabar, semangat, dan ikhlas pasti tidak akan ada kok rasa stress, depresi, cemas, ragu-ragu. Karena kan rejeki sudah diatur oleh Tuhan, jadi tinggal dari diri sendirinya saja menyikapi suatu permasalahan/hal itu seperti apa.Â
Jika yang ada dipikiran hanyalah susah, mumet, ribet, stress, maka pada kenyataannya memang hal itu benar terjadi. Tetapi jika yang dipikirannya itu adalah rasa nyaman, senang, semangat, optimis, dan kemauan keras untuk berjuang maka kenyatannya adalah selalu dibawa enjoy, apalagi jika hal tersebut memang yang kita inginkan dan kita senangi.Â
Pada intinya sih, mau se-capek apapun itu jika suka dan senang dengan hal itu maka akan terasa enjoy. Pusing memang wajar, karena yang namanya pikiran butuh refreshing sejenak, otak juga perlu istirahat. Tetapi tidak masuk akal bila pusing karena menganggap suatu hal selalu dinilai negatif (alias susah, susah, dan susah). Yaa kurang lebih begitu lah yaa...Â
Dan yang terakhir, jangan pernah takut dan ragu jika selalu pusing dalam mengerjakan suatu hal. Bila perlu mintalah bantuan orang sekitar yang memang bisa membantunya sepenuh hati. Bila tidak, lebih baik seperti yang tadi dijelaskan. Harus selalu sabar, ikhlas, dan terus berusaha semaksimal mungkin. Karena yang namanya manusia nantinya pasti akan melakukan segala sesuatu dengan sendiri, jangan selalu bergantung pada orang lain. Itulah yang namanya proses kedewasaan.Â