Mohon tunggu...
Angga Rega
Angga Rega Mohon Tunggu... lainnya -

Pen and paper it's all a part of me to hold my tongue speaks. My words may disturb. Escape from reality, do you wanna get rocked?

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politic or Politrick (Breakdown Moment Fvcking Bullshit)

6 Mei 2012   08:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:38 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kenapa saya harus memiliki pandangan yang sama dengan mahasiswa-mahasiswa keparat itu? Apa pandangan-pandangan politik dan pandangan-pandangan terhadap agama seorang mahasiswa harus selalu dibenarkan dan benar adanya? Saya pernah juga kok jadi seorang mahasiswa. Dan jelas, pandangan saya dengan mahasiswa yang lain pasti ga selalu sama juga dong. Kampus-kampus masih lebih produktif menghasilkan Ayam Ayam Kampus ketimbang calon-calon pemimpin (masa depan) di sebuah perusahaan. Mau kerja di perusahaan bonafide aja mesti ada rangkaian aliran relasi, koneksi dan piti (red: uang). Semacam ada breakdown moment ketika mereka sudah berada dipuncak kekuasaan.

Curang? Sogokan? Curigaan? Penuh pertimbangan? Selalu berhati-hati? Mencari titik teraman? Kok bisa? Karna sistem pendidikan di Indonesia belum mampu menghasilkan pemimpin-pemimpin yang baik. Bakat alam dan kharisma aja ga cukup untuk menjadi seorang pemimpin. (Indonesia adalah sebuah pusdiklat terbaik bagi koruptor dan poligator). Saya setuju dengan beberapa pendapat yang menyamakan pejabat dengan para komedian. Apalagi di masa-masa krisis seperti sekarang ini. Ada aja gerakan slapstick mereka yang mampu menghibur. Saling ledek, saling memaki, saling sikut.

Maaf, ini hanya pemikiran selintas yang samasekali ga penting. Bawaan lapar, oke. Lagian buah pikiran dari otak minim saya pasti kurang brilian dibandingkan opini mereka. A puppet all the same political. Yes it's fvcking political. It's so fvcking bullshit! Dan kalo boleh berkata jujur, saya lebih memilih untuk tidak peduli sama sekali dengan apa yang terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun