Mohon tunggu...
Angga Ariyanto
Angga Ariyanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir di Sidoarjo tahun 1993. Saat ini sedang kuliah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu politik Jurusan Ilmu Komunikasi. Musik dan traveling membuat hidupku semakin indah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mencintai Alam Tidak Harus Mengikuti Organisasi

24 Oktober 2013   08:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:07 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13825777391122871824

" Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam ada ( tanda - tanda kebesaran Allah ) bagi orang - orang yang memiliki akal.: ( QS. Ali Imran:190 ) " Ayat ini lah yang menjelaskan bahwa kita harus mencintai dan merawat ke agungan Allah untuk selalu besyukur atas semua yang di berikan oleh Allah SWT. Kita tidak tahu apakah keindahan alam ciptaan Allah akan selamanya bisa kita nikmati keindahannya, kita tidak tahu apakah Alam akan selalu bersahabat dengan kita, Kita tidak tahu berapa lama lagi akan  terjadi kehancuran di muka bumi ini, wallahua'alam bishawab. Namun perlu kita ketahui bahwa alam selalu ada untuk kita, terkadang bersahabat terkadang membuat kenyamanan itu menjadi kehancuran. Alangkah baiknya kalau kita merawat dan menjadikan keindahan itu untuk generasi penerus kita nanti, agar bisa melihat keindahan alam yang saat ini bisa kita rasakan. Banyak dari kalangan organisasi pecinta alam mampu membuat semua itu menjadi kenyataan, mereka bisa merawat keindahan dan kebersihan alam, tetapi di sisi lain saat ini banyak dari orang yang mengaku dirinya mencintai alam yang tak mengikuti organisasi tidak tahu aturan seperti membuang sampah sembarangan, menebang pohon, membunuh binatang liar dan sebagainya. Apakah seharunya mencintai alam harus mengikuti organisisi pecinta alam ?? saya menjawab " TIDAK " . Ada yang mengatakakan dari pihak pecinta alam berbicara kepada saya sewaktu saya berada di gunug Semeru tanggal 16 agustus 2013 untuk melakukan pendakian dengan teman saya,  karena saya pribadi tidak mengikuti organisasi pecinta alam, orang tersebut bertanya kepada saya, " Dari organisasi PA ( Pecinta Alam ) mana mas ?? " kemudian saya menjawab " Sama teman - teman kantor mas, saya bukan dari organisasi pecinta alam " Kemudian orang itu memotong omongan saya " Ooo... berarti PURPALA ( Pura - pura Pecinta Alam ) dong ?? " saya menjawab " Memang kalau mencintai alam, atau mendaki gunung harus ikut organisasi dulu ya mas ? " orang itu tidak menjawab dan hanya terdiam saja. Dari pembicaraan tersebut sudah kita ketahui bahwa orang itu sudah menganggap dirinya paling benar sudah mengikuti Organisasi pecinta alam. Memang ikut dalam organisasi pecinta alam untuk orang - orang yang ingin berpetualang dan mencintai alam bisa bergabung di organisasi pecinta alam, itu lebih bagus. Tapi tidak untuk di pertanyakan seperi itu. Dan kita ketahui sekarang hobby traveling sudah semakin banyak di kalangan remaja, mahasiswa, pekerja, pelajar dan sebagainya dibandingkan dengan 13 tahun yang lalu kebanyakan orang tidak begitu suka dan tidak terlalu banyak yang suka dengan travelling. Untuk 5 Tahun terakhir ini sudah semakin  banyak pecinta travelling, perusahaan jasa travel juga semakin banyak. Nahh.. Apakah semua orang itu harus mengikuti Organisasi pecinta alam dulu ?? Seperti yang kita lihat fenomena yang terjadi saat ini banyak sekali pengunjung di pegunungan semeru untuk melakukan pendakian tanpa adanya status ikut dalam organisasi Pecinta Alam. Sebenarnya dari pendapat orang yang mengikuti Organisasi PA mereka berpendapat bahwa orang - orang mendaki gunung tanpa mengikuti Organisasi Pecinta Alam dinilai kurang persiapan, tidak tau etika ketika di hutan, dan lain sebagainya. Tapi tidak semua orang seperti itu, sekarang informasi sudah sangat mudah kita dapatkan melalui media internet, bisa browsing untuk persiapan apa saja yang kaan di bawa, medan nya seperti apa, transportasinya seperti apa, itu sudah sangat banyak sekali di media internet. Dari situ secara tidak kita ketahui mereka sudah melakukan persiapan matang - matang. Mereka juga gak mau dong disana terjadi yang tidak di inginkan oleh dirinya. Tetapi sekarang yang terjadi banyak sampah - sampah yang menumpuk di sana - sini terutama di pegunugan semeru, jalan menuju puncak atau di sekitar camp ground pasti banyak terlihat sampah berceceran. Siapa sih yang salah ?? apakah orang yang mendaki ?? apakah organisasi PA ? Apakah media ?? Apakah pengelola tempat wisata tersebut. ? Jawabanyya menurut saya semua nya salah, karena kita tidak menyadari betapa pentingnya kebersihan dari masing - masing pribadi seseorang,  Pengelola seharusnya memberikan peringatan yang tegas, pecinta alam mungkin bisa membantu pengelola dan lain sebainya. Kita tidak bisa mengukur dari mana yang salah. Intinya perlu kesadaran kita masing - masing untuk selalu belajar mencintai alam jika anda mengaku pecinta alam atau bukan pecinta alam, kita harus selalu beryukur atas anugerah alam yang di berikan oleh Allah SWT.  Sebelum semuanya diambil kembali oleh Allah.  Karena semuanya yang ada pada diri kita sekarang kelak akan kembali dan semuanya akan sirna kehadapan Allah SWT. Semoga sedikit catatan saya ini bisa memberikan respon positif untuk orang yang mencintai alam , pecinta travelling, untuk senantiasa menjaga dan melestarikan alam kita dengan baik. Aamiin..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun