Seringkali ada kebingungan antara dua konsep yang kelihatannya mirip, yakni frugal living dan perilaku pelit. Bahkan, mungkin kamu juga sering mendengar kedua istilah tersebut digunakan secara bergantian atau mungkin justru menganggapnya dua hal yang sama.
Banyak orang menganggap "frugal living" dan "pelit" sama karena punya perilaku yang mirip, yakni sama-sama tentang hidup irit. Namun meski saat mengelola keuangan keduanya sama berhati-hatinya, kenyataannya frugal living dan pelit punya perbedaan yang sangat fundamental.
Sering Dianggap Terlalu Perhitungan
Bagi banyak orang, gagasan tentang frugal living atau hidup hemat sering kali dihubungkan dengan perilaku yang terlalu perhitungan. Orang yang menerapkan gaya hidup frugal seringkali dilihat dari sudut pandang yang berbeda oleh orang awam. Mereka sering dianggap terlalu banyak pertimbangan dalam pengeluaran, bahkan untuk hal-hal yang bagi sebagian orang dianggap biasa saja.
Salah satu alasan kenapa orang yang menerapkan frugal living tampak terlalu perhitungan adalah karena mereka mendahulukan prioritas finansial mereka. Mereka punya visi yang jelas tentang tujuan keuangan jangka panjang, seperti tabungan pensiun atau pembayaran utang. Oleh karena itu, setiap pengeluaran dihitung dengan cermat untuk memastikan bahwa uang yang mereka miliki digunakan secara efisien untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi orang yang tidak akrab dengan konsep ini, fokus yang sangat tajam pada pengelolaan uang bisa terlihat sebagai perilaku yang berlebihan.
Selain itu, orang yang menerapkan gaya hidup frugal juga cenderung sangat teliti. Mereka sering membandingkan harga, mencatat pengeluaran, atau mencari cara kreatif untuk menghemat uang. Sikap seperti ini, meskipun penting dalam menjaga keseimbangan keuangan, sering dianggap berlebihan oleh orang yang belum memahaminya.
Bisa Sulit Mengeluarkan Uang, Bahkan untuk Sesuatu yang Dibutuhkan
Orang yang terbiasa menerapkan gaya hidup frugal punya kecenderungan untuk menjadi sangat berhati-hati dalam mengelola uang. Mereka telah melatih diri untuk mempertimbangkan banyak hal sebelum membeli sesuatu, hingga  membuat mereka sulit untuk mengeluarkan uang, bahkan untuk sesuatu yang sebenarnya dibutuhkan.
Pelaku frugal living seringkali sangat sadar akan nilai uang. Mereka telah menginternalisasi prinsip bahwa setiap rupiah punya nilai, dan setiap pengeluaran harus sepadan dengan manfaat yang diperoleh.
Ketika dihadapkan pada keputusan untuk mengeluarkan uang, pelaku gaya hidup frugal cenderung mempertimbangkannya dengan matang apakah itu benar-benar diperlukan atau ada alternatif yang lebih ekonomis. Hal ini bisa membuat mereka merasa ragu secara berlebihan dalam mengeluarkan uang, bahkan untuk kebutuhan dasar.
Orang yang menerapkan gaya hidup frugal juga sering merencanakan pengeluaran dengan membuat anggaran. Mereka mengidentifikasi prioritas keuangan dan berusaha mengikuti anggaran yang telah dibuat.
Dalam prosesnya, mereka bisa sangat konservatif dalam pengeluaran, apalagi kalau anggaran tersebut sudah dimasukkan ke dalam pos-pos pengeluaran secara terperinci. Tidak heran, mereka sering merasa kesulitan untuk mengeluarkan uang di luar anggaran yang telah ditetapkan, bahkan jika itu adalah pengeluaran yang sebenarnya diperlukan.