Mohon tunggu...
Angga anggara
Angga anggara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatir

Aku adalah sperma yang belum dikehendaki Tuhan untuk menjadi manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Rindu yang Tak Terobati

1 Mei 2020   00:11 Diperbarui: 1 Mei 2020   00:07 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tahu, sekalipun rinduku berteriak keras dihalaman rumahmu, kau tetap tak akan membukakannya pintu.
Kau akan menutupnya rapat-rapat, menguncinya dari dalam, agar rinduku tak mengacau dan mengganggu kebahagiaanmu.

Tentu saja, karena didalam rumahmu kini sudah ada tamu; tamu yang baru, yang membuat rumahmu ramai, dibanding denganku yang hanya membuatnya sepi dan penuh air mata.

Sepertinya aku harus tahu diri, harus pulang dengan rindu yang tak terobati.

Baiklah, akan ku simpan rindu ini baik-baik, akan ku tahan sekalipun ia menguap ke langit-langit, dan tak akan perduli lagi akan isyarat-isyarat fana yang hanya menghadiahi luka.

Dengan seiring waktu, kelak, rindu-rindu itu akan berubah menjadi kenang, bahwa setelah kau memilih hilang, aku pernah merasa begitu malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun