Mohon tunggu...
Angga Arie Saputra
Angga Arie Saputra Mohon Tunggu... -

Sharing Great News about Everything

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Indonesia Siap Hadapi MEA 2015?

31 Desember 2014   18:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AEC 2015/MEA 2015

AEC 2015; ASEAN Economic Communities 2015 atau lebih dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA 2015) adalah sebuah gagasan pembentukan sebuah pasar tunggal di kawasan ASEAN pada akhir 2015 mendatang. Gagasan ini muncul pada awalnya untuk meningkatkan daya saing ASEAN di pasar internasional. Jalan menuju MEA 2015 ini pun telah diretas oleh pimpinan negara-negara ASEAN sejak satu dekade silam melalui penandatanganan ASEAN Charter pada 2007 dan mulai diberlakukan pada tahun 2008.

Menarik untuk Diperbincangkan

Sejak didengungkan, MEA 2015 selalu menjadi hal yang menarik diperbincangkan. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi penyebab kenapa MEA begitu menarik, yaitu: (1) Populasi ASEAN yang besar memainkan peranan penting, utamanya sebagai pasar barang dan jasa yang potensial. Populasi yang besar ini membuat ASEAN, pada umumnya, dan Indonesia, khususnya, untuk selalu waspada agar tidak hanya menjadi objek liberalisasi ekonomi, melainkan harus menjadi subjek di rumah sendiri. (2) MEA 2015 tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga tenaga kerja professional. (3) Faktor penyebab terakhir adalah mengenai kesiapan Indonesia sendiri dalam menghadapi MEA 2015.

Indonesia = Large, Young, and Growing

Dalam survey yang digagas oleh The ASEAN Business Advisory Council pada tahun 2012, lebih dari 50% responden menempatkan Indonesia sebagai Negara Tujuan Investasi Teratraktif di Kawasan ASEAN dan berniat untuk melakukan ekspansi usaha di Indonesia di tahun-tahun mendatang. Bahkan pada survey terbaru dari US Chamber of Commerce dalam ASEAN Business Outlook Survey 2015 yang dilakukan terhadap 588 top eksekutif Amerika, menyebutkan bahwa lebih dari 40% responden merencanakan untuk melakukan ekspansi ke Indonesia, tertinggi dibanding 10 anggota ASEAN lainnya. Alasan utama ekspansi tidak terlepas dari besarnya populasi Indonesia dan peluang diversifikasi basis konsumen.

Menghadapi MEA 2015, Indonesia bisa didefinisikan dalam 3 kata singkat: Large, Young, and Growing. Dengan populasi mencapai 250 juta jiwa, Indonesia menyumbang 38% populasi ASEAN, terbesar dibanding negara ASEAN lain (LARGE). Jika tidak disikapi dengan hati-hati, kita bisa saja hanya menjadi penonton di tengah hingar-bingar liberalisasi ekonomi MEA. Yang menarik berikutnya adalah lebih 67% dari populasi Indonesia berada di kisaran usia 15 – 65 tahun (YOUNG), struktur usia yang hampir sama dengan Amerika di tahun 90-an, yang menjadi pendorong utama booming ekonomi di masa itu. Dengan struktur populasi di usia emas dan produktif tersebut, Indonesia tentu saja mempunyai tenaga dalam untuk terus bertumbuh dan bersaing dalam MEA. Hal terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah dominasi kelas ekonomi menengah mencapai lebih dari 130 juta jiwa, lebih dari 50% populasi Indonesia (GROWING). Kelas ekonomi menengah inilah yang dapat terus bertumbuh dan menjaga roda perekonomian Indonesia untuk terus berputar. Dengan tingkat konsumerisme yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya penghasilan, kelas ekonomi menengah bisa menjadi bahan bakar perekonomian Indonesia.

Di penghujung tahun 2014, tentunya kita tetap perlu mawas diri dan bersiap meningkatkan kompetensi dan mempertajam keunggulan kompetitif yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan dan menjawab pertanyaan “Indonesia Siap Hadapi MEA 2015?”

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun