Mohon tunggu...
Angga Joy
Angga Joy Mohon Tunggu... -

Senang bikin cerita\r\nwww.joyhomework.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Superhero Indonesia: Experiment No 36 (Part 4)

15 Januari 2015   13:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:06 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

4 hari sudah Bagas dengan masker di wajahnya diam-diam mengikuti Rani kemanapun ia pergi sepulang kuliah. Beruntung sejauh ini keadaannya aman-aman saja. Tidak ada monster yang menyerang, tidak ada perampokan, dan tidak ada hal-hal yang membahayakan lainnya.

Tapi sore ini keadaannya berubah

Di dalam bus, Bagas seperti biasa duduk di bangku paling belakang sambil memperhatikan Rani. Rani duduk di bangku di bagian tengah bersebelahan dengan seorang ibu-ibu. Tiba-tiba bus berhenti untuk menaikan penumpang, ada 2 orang masuk dari pintu depan bus. Salah satunya dari 2 orang tersebut berperawakan kurus hitam, bertato, tinggi, dan berambut panjang keriting terurai hingga pundaknya. Ia masuk sambil mengobrol dengan temannya yang lebih pendek darinya, berambut cepak, berkumis, memakai jaket dan berkaca mata hitam. Ketika mereka masuk beberapa penumpang tampak berwajah tegang, mereka sepertinya mengetahui aura jahat yang terpancarkan dari kedua orang ini.

Bagas terperangah ketika melihat kedua orang itu, mereka adalah preman yang merampok dan menikamnya beberapa waktu yang lalu. Perasaaan Bagas mulai gelisah bercampur dendam amarah kepada kedua preman tersebut. Terutama preman yang berambut gondrong keriting karena dialah orang yang menikam dan mengambil uangnya.

Kedua orang itu berdiri tepat di sebelah bangku dimana Rani duduk disitu. Selama beberapa menit mereka tampak larut dengan pembicaraan mereka sendiri tanpa mempedulikan penumpang yang lain, suara keras dan tawa lantang mereka membuat suasana bus tersebut menjadi semakin tidak nyaman. Bagas yang berada di belakang sama sekali tidak tertarik dengan perbicaraan dari kedua orang tersebut, matanya tajam fokus memperhatikan tindakan mereka.

Tangan Bagas mulai dikepalnya kuat-kuat dengan kondisi siap menyerang kapan pun jika kedua preman itu berbuat macam-macam kepada Rani maupun penumpang lainnya. Tiba-tiba, si preman berambut gondrong menoleh ke arah Rani. Lalu ia menyikut temannya sambil memotong pembicaraan temannya itu.

“Bro, cewek cakep bro” ujar preman berambut panjang itu ke temannya

“Hahahaha, dah embat aja lay” tantang temannya dengan logat Batak

Rani memalingkan wajahnya dari kedua preman itu ke arah jendela di dekatnya, tangannya memegang erat tasnya yang berada di pangkuannya. Bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa dia sangat tidak nyaman dengan hadirnya kedua orang itu.

Segera Bagas berdiri dari bangkunya, lalu berjalan menuju kedua preman itu berada. Wajah Bagas sudah menunjukan ekspresi marah, matanya menatap tajam kearah mereka, nafasnya pun keluar dengan begitu cepatnya.

Tiba-tiba preman berkaca mata menepuk pundak temannya yang sedang memperhatikan Rani dengan muka “mupeng”nya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun