Mohon tunggu...
Dimas Angga
Dimas Angga Mohon Tunggu... -

an 80% movie lover who loves to criticize

Selanjutnya

Tutup

Nature

Blind-Fold Reading (Membaca dengan Mata Tertutup)

11 Mei 2010   05:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:16 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Taukah anda bahwa ada sebuah teknik yang bernama Blind-Fold Reading (membaca dengan mata tertutup)? Saya yakin bahwa banyak dari anda yang sudah mengetahuinya, yah meskipun hanya dari pertunjukkan sulap dan sejenisnya. Tapi yang lebih penting lagi, apakah anda percaya bahwa teknik ini benar-benar ada, benar-benar nyata dan bukan hanya teknik tipuan sulap semata? Mungkin ada sebagian dari anda yang menjawab ya, mungkin juga ada yang tidak. Saya pribadi sudah pasti menjawab "Ya, saya percaya." Saya berani menjawab demikian sudah tentu karena ada bukti nyata yang mendukungnya. Dan sebagai seorang mahasiswa teknik, saya terlatih untuk tidak pernah mengambil sebuah kesimpulan akhir atas apapun sebelum sebuah hipotesis itu benar-benar terbukti. Cerita ini bermula ketika suatu hari orang tua saya tiba-tiba menelepon dan menanyakan tentang Mid Brain Activation (MBA), saya pun berpikir "Wow, tumben amat pertanyaannya ilmiah banget, pake bahasa inggris pula." Mengingat orang tua saya bukanlah orang yang berlatarbelakang pendidikan yang tinggi, hampir mustahil rasanya beliau menanyakan hal itu, saya pun kemudian bertanya ada apa gerangan. Orang tua saya pun menjelaskan bahwa sedang ada sejenis workshop atau pelatihan untuk mengaktifkan otak tengah anak (Mid Brain Activation) di kota asal tempat kelahiran saya tersebut. Saya pun bertanya, apa yang bisa didapat dari hasil pelatihan yang kemudian saya tahu bahwa memerlukan biaya sangat besar tersebut (untuk ukuran 2hari workshop). Orang tua saya menjawab bahwa anak yang otak tengahnya diaktifkan akan bisa membaca dengan mata tertutup dan akan memiliki kecerdasan emosional dan kinerja otak yang lebih baik. Saya semakin penasaran dan bertanya apa saja prosedur yang dilakukan dalam pelatihan tersebut. tapi orang tua saya tidak tahu karena ternyata orang tua tidak diperkenankan masuk ataupun hanya sekedar melihat dari luar jendela. Akhirnya adik saya yang sedang duduk di kelas 1 SMP pun mengikuti workshop tersebut. O ya, saya perlu menginformasikan bahwa Mid Brain Activation ini hanya bisa dilakukan pada anak yang berumur kurang dari 13tahun (atau 14? saya agak lupa). Setelah mengikuti pelatihan tersebut ternyata adik saya memang benar-benar bisa membaca dengan mata tertutup. Pada hari-hari pertama setelah pelatihan tersebut ia mengaku kepalanya terasa sangat pusing dan sakit ketika ia mencoba untuk membaca dengan mata tertutup, tapi makin lama ia makin terbiasa dan rasa sakit itu pun hilang. Saya pun kemudian penasaran dengan hasil pelatihan tersebut dan meminta orangtuaku unutk mengujinya untuk membaca dengan mata tertutup, sambil matanya diikat dengan kain pertama-tama yang diuji adalah menebak nilai mata uang kertas, dia bisa menebaknya dengan mudah. Saya pun berpikir "Ah, sudah jelas bisa ditebak,uang kan tulisan pada bagian nominalnya timbul (kasar). Mungkin indera perabanya hanya menjadi sedikit lebih sensitif". Kemudian saya menyuruhnya untuk menebak warna, Pertama-tema dia agak kesulitan apabila hanya dengan meraba, diapun kemudian mencium baunya dan mendekatkannya ke telinga seakan-akan mencoba mendengarkan sesuatu (mencium warna? mendengar warna? benar-benar aneh bukan?), akhirnya diapun bisa menebaknya dengan benar. Tes selanjutnya saya menyuruhnya untuk menebak kartu yang diambil secara acak karena saya pikir ini akan lebih sulit karena mempunyai kombinasi gambar dan warna dan angka, tapi lagi-lagi dia bisa menebaknya dengan mudah hanya dengan merabanya dan dengan mata masih tertutup tentunya. Saya semakin penasaran dengan hasil ini dan mencoba untuk mencoba hal-hal yang lebih sulit lagi. Kali ini saya menyuruhnya untuk membaca tulisan yang ada di layar monitor laptop ataupun HP dan kali ini raba dengan jari yang lain (selain telunjuk yang sering dipakainya) dan kalu perlu pakai jempol kaki. Tebak apa yang terjadi? dia ternyata tetap bisa membacanya dengan mudah! Bahkan sekarang ia tidak perlu menempelkan jarinya pada media yang akan dibaca, sesekali ia hanya menaruh jarinya sedikit di atas media yang akan dibaca untuk bisa membaca isi yang tertuang di media tersebut, apakah itu tulisan, gambar, ataupun warna. Saya menjadi tidak habis pikir dengan semua hal itu. As a man of science saya mempunyai prinsip "everything can be explained by science." Tapi kali ini saya benar-benar bingung dibuatnya, bagaimana sebenarnya metode yang digunakan adikku untuk melakukan semua itu. Ketika saya tanya padanya, dia mengaku tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata, apa yang ia lakukan pada saat membaca dengan mata tertutup tersebut, ia hanya berkonsentrasi dan bisa membaca, itu saja! dan dia mengaku tidak terlalu ingat akan apa apa yang dilakukannya selama pelatihan, beberapa hal yang bisa diingatnya hanyalah antara lain : dia dan anak-anak yang lain disuruh menonton berbagai macam video dan kemudian disuruh untuk memakai headset dan mendengarkan musik klasik yang kemudian berganti dengan suara-suara keras dan tidak jelas (dia menjelaskannya sebagai suara pesawat jet, kereta api, mesin mobil, dll yang digabung menjadi satu) setelah itu diapun tertidur dan tidak ingat akan apapun yang terjadi setelah itu. Sebagai orang yang sedikit tau tentang ilmu hipnotis saya bisa menyimpulkan itu adalah salah satu bentuk teknik hipnotis dan saya yakin kunci dari dibukanya otak tengah ini (entah benar atau tidak) terletak pada sugesti yang diberikan pada alam bawah sadarnya (unconscious mind). Sekarang yang menjadi misteri adalah metode apa yang dilakukan selama hypno-state tersebut untuk membuat perubahan yang berarti (pada hal ini, sangat signifikan) pada otak seseorang. Satu hal yang pasti, terlepas dari benar atau tidaknya Mid Brain Activation ini, metode yang dilakukannya telah berhasil meningkatkan sensitifitas seluruh indera adik saya (kecuali mata,tentunya) dan berhasil membuatnya bisa berkonsentrasi secara lebih baik sehingga memungkinkan untuk melakukan Blind-Fold Reading. More importantly, knowing the fact that the adults (including me) cannot do it (Blind-Fold Reading) and my sister can, really do make me jealous to death! I mean, who doesn't want to be able to read with a closed-eyes? yang pasti, apabila saya bisa membaca dengan mata tertutup pasti saya akan memamerkannya pada semua orang dan membuat artikel di kompasiana ini tentang diri saya sendiri dan bukan menceritakan adik saya,grrrrr.......

Picture : sabdaspace.org

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun