Belakangan ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kabar mengenai penipuan yang menggunakan nama salah satu selebriti ternama, Raffi Ahmad. Kasus ini mengungkap bagaimana oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan popularitas seorang figur publik untuk menipu korban. Raffi Ahmad, yang dikenal sebagai presenter, aktor, dan pengusaha sukses, menjadi sasaran karena tingginya nilai komersial dari nama besarnya. Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi penipuan yang melibatkan nama Raffi Ahmad, baik melalui media sosial, telepon, hingga pesan singkat.
Modus penipuan ini biasanya dimulai dengan pelaku yang berpura-pura menjadi Raffi Ahmad atau pihak yang memiliki hubungan dekat dengannya. Pelaku menghubungi korban melalui WhatsApp atau Facebook, menawarkan kesempatan mendapatkan sejumlah uang sebesar 10-100jt, dengan memberikan tawaran yang menggiurkan dan menawarkan  korban untuk mengikuti undian giveaway dan memberikan nomor admin Rans.
Bentuk penipuan yang paling umum adalah pelaku mengaku sebagai perwakilan Raffi Ahmad yang sedang Membagikan giveaway kepada orang-orang. Mereka mengirimkan pesan yang memberitakukan korban untuk mengclaim hadiah give away dengan iming-iming keuntungan yang sangat besar. Pelaku bahkan membuat  kode ID yang di modifikasi sedemikian rupa sehingga orang dapat percaya dengan pesan tersebut (R4NS557) dimana kode awal tersebut di ambil dari RANS, agar korban lebih mudah percaya.Pelaku juga mengirimkan bukti sertifikat resmi yang dikeluarkan oleh RANS untuk mengelabui korban.
E sebagai korban penipuan merasa sangat di rugikan karena telah tertipu dengan iming iming hadiah yang besar, E sebagai korban juga diminta untuk mentransfer sejumlah uang terlebih dahulu,korban yang terpedaya biasanya diminta untuk mentransfer sejumlah dana sebagai "biaya administrasi" atau "biaya pending pengiriman uang", yang tentu saja berujung pada kehilangan uang tanpa mendapatkan apapun.
E mengaku diminta untuk mentransfer sejumlah uang sebesar 800ribu sebagai biaya administrasi,sebelum itu penipu meminta untuk korban mengisi subuah gform yang isinya merupakan biodata diri.setelah itu penipu memblokir semua akses korban agar tidak dapat di hubungi lagi.Korban telah melaporkan kejadian tersebut kepada hikak yang berwajib namun belum ada tanggapan pasti dari pihak kepolisian "banyak kasus seperti ini namun memang kemungkinan untuk uang kembali itu kecil"(pihak kepolisian)
Penipuan semacam ini tidak hanya merugikan korban secara materiil, tetapi juga bisa merusak psikologis mereka. Banyak korban yang merasa malu karena telah terjebak dalam aksi penipuan ini, terutama jika mereka merasa sudah cukup mengenal Raffi Ahmad melalui media sosial atau televisi. Selain itu, penipuan yang dilakukan dengan mengatasnamakan Raffi Ahmad seringkali melibatkan jumlah uang yang cukup besar, menyebabkan kerugian finansial yang cukup signifikan.Â
Bahkan, ada beberapa laporan yang menyebutkan bahwa penipuan ini menargetkan orang-orang yang kurang paham tentang cara-cara digital atau investasi. Mereka yang tidak terbiasa dengan dunia maya atau media sosial menjadi sasaran empuk para penipu yang memanfaatkan ketidakpahaman ini untuk memperdaya mereka.
Kasus penipuan yang mengatasnamakan Raffi Ahmad ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya. Kepercayaan masyarakat terhadap figur publik sering kali dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk keuntungan pribadi. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk tetap waspada dan memastikan bahwa setiap tawaran atau informasi yang diterima benar-benar valid dan terpercaya. Dengan langkah-langkah preventif dan kesadaran yang lebih tinggi, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H