Mohon tunggu...
Angga Ferdiansyah
Angga Ferdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo Everyone

Selanjutnya

Tutup

Politik

Comeback Sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani Akan Menaikan Pajak?

23 Oktober 2024   22:39 Diperbarui: 23 Oktober 2024   23:27 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sri Mulyani Indrawati, lahir pada 26 agustus 1962 di lampung. Sri Mulyani merupakan lulusan dari Universitas Indonesia jurusan ekonomi, beliau juga merupakan Master of Arts in Economics, University of Illinois at Urbana-Champaign, AS
dan Ph.D. dalam Ekonomi, University of Illinois at Urbana-Champaign, AS, beliau juga merukapan mentri keuangan pada era SBY dan JOKOWI .kini kembali dilantik sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tahun 2024, menghadapi tantangan besar dalam mengelola utang negara.Dengan peningkatan utang yang signifikan selama beberapa tahun terakhir, pemerintah harus bijak dalam menentukan kebijakan fiskal untuk memastikan keberlanjutan ekonomi nasional.

Di bawah kepemimpinan Sri Mulyani sebelumnya, Indonesia berhasil mengatasi berbagai tantangan ekonomi, termasuk dampak pandemi COVID-19. Namun, peningkatan utang publik yang melonjak tajam menjadi perhatian utama. Menurut data Kementerian Keuangan, total utang Indonesia mencapai angka yang mencengangkan, berpotensi memicu debat mengenai keberlanjutan fiskal dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang.

Sri Mulyani, yang dikenal sebagai sosok yang transparan dan akuntabel, telah berkomitmen untuk mengelola utang dengan hati-hati. Dalam pidatonya setelah dilantik, ia menekankan pentingnya pengetatan pengelolaan keuangan negara, sambil tetap mendukung program-program pembangunan yang esensial. "Utang harus digunakan untuk investasi yang produktif, bukan hanya untuk konsumsi," ujarnya.

Utang negara, menurut Sri Mulyani, adalah alat untuk membiayai pembangunan infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Namun, ia juga mengingatkan bahwa penggunaan utang harus disertai dengan pertanggungjawaban yang jelas. "Kami harus memastikan bahwa setiap rupiah utang yang diambil mampu memberikan manfaat bagi rakyat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan."

Sebagai langkah awal, Sri Mulyani berencana untuk merombak struktur anggaran dengan fokus pada efisiensi dan efektivitas. Program-program yang tidak memberikan dampak signifikan akan dievaluasi dan dipangkas. Dengan pendekatan ini, ia berharap dapat menciptakan ruang fiskal yang lebih baik tanpa menambah beban utang yang berlebihan.

Namun, tantangan besar tetap ada. Kondisi global yang tidak menentu, termasuk inflasi yang tinggi dan fluktuasi suku bunga, dapat mempengaruhi biaya pinjaman Indonesia. Sri Mulyani menyadari bahwa ketidakpastian ini menuntut langkah-langkah antisipatif dalam pengelolaan utang. Ia berencana untuk melakukan diversifikasi sumber pendanaan, termasuk mencari pinjaman dengan suku bunga yang lebih kompetitif dan menggali potensi pendanaan dari investor asing.

Dalam konteks ini, Sri Mulyani juga mengingatkan pentingnya reformasi perpajakan. Memperkuat basis pajak menjadi prioritas agar pemerintah tidak terlalu bergantung pada utang. "Kepatuhan pajak harus ditingkatkan. Kami akan memperkuat sistem perpajakan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membayar pajak," tuturnya.

Sri Mulyani juga berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dalam pengelolaan utang. Publikasi laporan berkala mengenai penggunaan utang dan dampaknya terhadap perekonomian akan dilakukan, sehingga masyarakat dapat mengawasi dan memahami bagaimana utang dikelola.

Kritik terhadap peningkatan utang juga datang dari berbagai kalangan, termasuk ekonom dan aktivis. Mereka mengingatkan bahwa beban utang yang terus meningkat dapat berisiko mengganggu stabilitas ekonomi jangka panjang. Dalam menghadapi tekanan ini, Sri Mulyani diharapkan dapat berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Dengan rekam jejak yang kuat dan pengalaman yang mendalam, Sri Mulyani diharapkan mampu menavigasi tantangan utang yang kompleks ini. Masyarakat menanti langkah-langkah strategis yang akan diambilnya untuk memastikan bahwa utang negara tidak hanya menjadi beban, tetapi juga alat untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun