Mohon tunggu...
Angelyca CarolineGultom
Angelyca CarolineGultom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Lampung

Mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyingkap Rahasia Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil: Membangun Inspirasi dan Keberhasilan

12 April 2024   20:06 Diperbarui: 12 April 2024   20:08 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepemimpinan merupakan hal yang wajar dalam kehidupan masyarakat. Sebagai seorang pemimpin, bertanggung jawab untuk mengarahkan upaya bersama menuju tujuan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seorang pemimpin yang ideal harus memiliki gaya kepemimpinan yang efektif. Salah satu bentuk kepemimpinan yang memimpin dengan tegas dan berani ialah Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat. Diperlukan peningkatan interaksi sosial dengan masyarakat selama pelaksanaan tugasnya. Melalui kerja keras dan ketekunan, Ridwan Kamil berhasil memajukan Jawa Barat menuju tingkat kesejahteraan dan kemajuan yang lebih baik. Dalam tulisan ini, kami akan menyingkap rahasia dibalik gaya kepemimpinan Ridwan Kamil yang memikat dan menginspirasi. 

Mari kita jelajahi perjalanan dan filosofi kepemimpinan yang membuatnya menjadi salah satu pemimpin yang paling dihormati di Indonesia.

Biografi Ridwan kamil 

Mochamad Ridwan Kamil, yang akrab disapa Kang Emil, adalah seorang profesional di bidang arsitektur dan juga seorang figur politik yang saat ini menduduki jabatan sebagai Gubernur Jawa Barat. Beliau dilahirkan pada tanggal 4 Oktober 1971 dan merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Ayahnya, Atje Misbach Muhjiddin, adalah seorang akademisi yang berprofesi sebagai doktor dan dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, sementara ibunya bernama Tjutju Sukaesih. 

Ridwan Kamil memulai perjalanan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri Banjarsari 3 Bandung pada tahun 1978 dan menyelesaikan tingkat tersebut pada tahun 1984. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan menengahnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bandung dan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung, lulus pada tahun 1990. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Ridwan Kamil melanjutkan studi di jurusan Teknik Arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB) dari tahun 1990 hingga menyelesaikan gelar pada tahun 1995. Pasca menamatkan pendidikan sarjana di ITB, Ridwan Kamil melanjutkan pengembangan akademisnya di Amerika Serikat dengan mendapatkan beasiswa di University of California, Berkeley. Setelah kembali ke Indonesia, beliau memasuki dunia politik dan berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan sebagai Wali Kota Bandung sebelum kemudian terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat pada tahun 2018, berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum dalam konteks Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar). 

Sebagai seorang arsitek dan politisi, Ridwan Kamil telah berkontribusi dalam pembangunan dan pengembangan kota Bandung serta Jawa Barat secara keseluruhan. Beliau dikenal karena visi dan inovasinya dalam merancang ruang publik yang kreatif dan ramah lingkungan. Sebagai Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan potensi ekonomi daerah. 

Peran Media Sosial Bagi Ridwan Kamil 

Ridwan Kamil memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk membangun kepercayaan dan keterlibatan dengan seluruh rakyat dalam program-program pembangunan. Saat ini, semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, menggunakan media sosial untuk menjalin komunikasi yang efektif. Ridwan Kamil secara khusus menggunakan media sosial untuk menyebarkan ide dan konsep yang telah dibuatnya. Selain itu, gaya bahasa yang digunakan dalam media sosial, khususnya di platform Twitter, mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dengan membagikan berita, serta mendukung atau menolak ide dan konsep kebijakannya. Selalu terbuka untuk mendengarkan keluhan masyarakat melalui media sosial merupakan praktik yang konsisten dilakukan oleh Ridwan Kamil.

Budaya dan Kepemimpinan Transformatif

Kepemimpinan transformasional merupakan alternatif yang diharapkan oleh masyarakat dalam rangka memperkukuh budaya partisipatif menuju pencapaian cita-cita demokrasi yang diidamkan. Konseptualisasi ini, menurut Burns, merujuk pada suatu dinamika di mana satu atau lebih individu terlibat dalam suatu interaksi yang membangkitkan motivasi kolektif yang membawa mereka menuju tingkat motivasi yang lebih tinggi. Dengan demikian, kepemimpinan transformasional menandai sebuah proses yang bersifat transformatif, melebihi sekadar pertukaran kepentingan. Dalam proses tersebut, baik pemimpin maupun pengikut berkolaborasi dalam usaha bersama, saling memberikan dukungan dan dorongan, serta merasa memiliki tanggung jawab kolektif terhadap pencapaian tujuan yang diemban. Dalam konteks politik lokal yang menganut sistem pemilihan langsung kepala daerah, relevansi dan kebutuhan akan kepemimpinan transformasional menjadi semakin nyata dan bermakna. 

Kepemimpinan transformasional telah meraih popularitas sejak periode kepengurusan Presiden Joko Widodo saat menjabat sebagai Wali Kota Surakarta, yang menjadi peristiwa awal dalam pengenalan jenis kepemimpinan tersebut di Indonesia. Pendekatan kepemimpinan transformasional yang terilhami oleh Jokowi nampaknya mencerminkan atribut-atribut seperti kesederhanaan, kejujuran, responsivitas, dan autentisitas, yang kemudian menjadi representasi gerakan yang dihayati oleh masyarakat. Gagasan-gagasan yang diusung bersifat sederhana namun taktis dan rasional, memberikan optimisme bahwa perubahan dapat terjadi apabila model kepemimpinan transformasional dipercaya mampu memperbaiki moralitas, etika politik, prinsip-prinsip kepemimpinan yang positif, serta berbagai kebijakan yang mengedepankan kepentingan rakyat. 

Dinamika kepemimpinan transformasional turut tercermin melalui pola komunikasi interaktif yang dilakukan melalui pertemuan langsung dengan masyarakat. Dengan memanfaatkan bahasa komunikasi yang sederhana, praktis, dan taktis, serta menitikberatkan pada kesan niat yang bersifat personal, kepemimpinan transformasional berhasil meraih dukungan yang meluas dari khalayak. Salah satu peristiwa penting dalam konteks model  kepemimpinan transformasional adalah praktik blusukan. Dalam kerangka demokrasi, blusukan menjadi relevan karena membantu mempersempit kesenjangan antara pemimpin dan warga, sejalan dengan prinsip kesetaraan yang menjadi fondasi demokrasi. 

Membangun Kewarganegaraan Bersama Ridwan Kamil

Kang Emil, atau Ridwan Kamil, memiliki latar belakang sebagai arsitek dan memulai karier dari nol. Sebagai seorang pemimpin, ia menunjukkan keterbukaan dan komunikasi yang efektif dengan semua pihak, terutama dengan warga Kota Bandung, melalui media sosial. Gaya kepemimpinannya yang transformatif mendorong partisipasi aktif dari bawahannya dan memotivasi mereka untuk bertanggung jawab melebihi harapan. Ridwan Kamil mampu mendefinisikan dan mengkomunikasikan visi organisasi serta menerima pengakuan dari bawahannya. Melalui interaksi yang terjalin, Ridwan Kamil membangun hubungan yang erat dengan masyarakat dan memperoleh masukan yang berharga. Komunikasi yang dilakukan melalui media sosial juga membantu dalam mempublikasikan program dan pencapaian pemerintahannya. Gaya kepemimpinannya yang transformatif mencakup unsur relasional dan perubahan riil. Ia memahami kondisi riil, kinerja pegawai, dan bawahannya sehingga dapat mencari solusi bersama dengan cepat. 

Dalam lingkup kepemimpinan transformasional, keterlibatan yang aktif dengan masyarakat serta adopsi sikap politik yang berbasis demokratis mampu membentuk pola kepemimpinan yang menghasilkan transformasi yang progresif. Ridwan Kamil juga membangun kepercayaan politik, kecakapan politik, pengetahuan, dan partisipasi politik di antara masyarakat Kota Bandung. Ia menggunakan media sosial untuk mendengarkan keluhan dan memberikan solusi, serta mempublikasikan berbagai program dan aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung. Dalam kesimpulannya, kepemimpinan transformasional Ridwan Kamil mampu membangun budaya politik kewarganegaraan yang kuat dengan komunikasi yang efektif dan partisipasi aktif dari masyarakat. Gaya kepemimpinannya yang terbuka, komunikatif, dan responsif telah menciptakan perubahan yang positif dalam pemerintahan Kota Bandung.  

Hasil Kerja Ridwan Kamil Dengan Gaya Kepemimpinan Transformatif 

Hasil dari program-program yang diterapkan oleh Ridwan Kamil mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat Jawa Barat, terutama terkait dengan dua program yang mendapat tanggapan positif salah satunya, yakni: Jabar Quick Response (JQR), merupakan platform pengaduan masyarakat Jawa Barat yang memberikan solusi dan bantuan pertama dalam situasi darurat dan kemanusiaan. JQR memungkinkan partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan solusi untuk perkembangan wilayahnya dan memberikan pertolongan dalam situasi darurat. Komunikasi dengan JQR dapat dilakukan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, serta melalui telepon.

Keunggulan dan Kelemahan Ridwan Kamil Dalam Kepemimpinannya 

  • Keunggulan Ridwan Kamil dikenal luas di dunia maya maupun di dunia nyata karena kebijakan dan kreativitasnya dalam mengajak seluruh warga Jawa Barat, terutama para pemuda, untuk turut serta dalam menjaga dan membangun Jawa Barat dengan sebaik mungkin. Upaya ini didukung oleh penggunaan media sosial untuk memfasilitasi hubungan antara Ridwan Kamil dan masyarakat Jawa Barat. Sebagai seorang Gubernur, Ridwan Kamil sangat menyadari pentingnya paguyuban komunikasi dengan masyarakat melalui media sosial, dan dia secara konsisten mengajak masyarakatnya untuk aktif dalam menjaga serta membangun Jawa Barat melalui platform media sosial. 
  • Kelemahan Ridwan Kamil dianggap sebagai tokoh yang populer karena kedekatannya dengan rakyat Jawa Barat, serta reputasinya dalam menciptakan kebijakan yang inovatif. Populisme di Indonesia cenderung tinggi karena adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap negara dan partai politik, serta lemahnya penegakan hukum yang membuat warga cenderung mempercayai pemimpin yang dianggap populis. 

Kesimpulan

Sebagai seorang pemimpin, penting untuk tetap fokus dalam menjalankan kepemimpinannya melalui media. sosial, meskipun dihadapkan dengan berbagai isu, kritikan, atau hujatan. Pemimpin harus tetap bersemangat dalam melaksanakan program-program yang masih dalam proses. Gaya kepemimpinan demokratis yang dimiliki oleh seorang pemimpin Jawa Barat harus dipertahankan agar dapat menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin masa depan.  

Referensi 

Assyifa, A. T. (2021). MENGANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL SOSOK PEMIMPIN INOVATIF DI ERA MILENIAL. ResearchGate. 

Lestari, P. (2017). KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF DALAM MEMBANGUN BUDAYA KEWARGAAN: STUDI KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL DI KOTA BANDUNG. Integralistik, Vol.28 No.1. 

Pricilia, F. G. (2022). KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL. ResearchGate.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun