Baru-baru ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kemunculan pasangan capres-cawapres selain Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandi di dunia maya. Adalah Nurhadi-Aldo pasangan capres-cawapres nomer urut 10 dan diusung oleh Partai Kebutuhan Iman. Mereka memiliki slogan Tronjal Tronjol Maha Asik dan menggunakan tagar #McQueenYaQueen.
Pasangan ini memiliki akun di berbagai sosial media dan telah memiliki pengikut yang mencapai ratusan juta dan berbagai cuitannya telah diretweet dan menjadi thread di dunia maya. Banyak anak muda yang kemudian berbondong-bondong menyebarkan dan mengajak orang-orang untuk memilih pasangan nomer 10 ini. Lalu siapakah mereka? Mengapa mereka bisa memiliki daya pikat yang begitu besarnya terhadap anak milenial dan generasi Z di Indonesia?
Baca Juga:Â 3 Tips Menjadi Pemilih Cerdas
Bermula dari kecemasan beberapa kelompok pemuda di Indonesia terhadap perkembangan politik yang begitu-begitu saja. "Perang" politik terjadi dimana masing-masing kubu saling menjelekkan dan membuat kotak-kotak diantara masyarakat. Dikutip dari BBC ( 4/1/19), sekelompok pemuda dari berbagai daerah di Indonesia yang tidak mau disebutkan identitasnya ini mengaku membuat karakter Capres-Cawapres sebagai peredam dan bentuk penyampaian kritik terhadap pemerintah dan politisi di Indonesia.
Nurhadi, adalah tokoh asli. Ia adalah seorang tukang pijat dari Kudus, Jawa Tengah. Nurhadi memang sudah aktif di sosial media untuk mempromosikan usaha pijatnya. Kemudian sekelompok pemuda ini menghubungi Nurhadi dan menjelaskan niat dan tujuan mereka. Nurhadi-pun setuju, selain karena menurutnya tujuannya baik dan benar, ia juga akan mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi.
Baca Juga:Â Linda Afriani, S.E. Dipinang 5 Partai Politik, Mana Yang Dipilih?
Lalu siapa Aldo? Aldo adalah tokoh imaginatif. Wajahnya adalah penggabungan dari wajah seorang politikus dan satu orang lain yang tidak mau disebutkan juga.
Jika dicermati, cara promosi capres-cawapres fiktif ini dengan konten offensive dan cenderung mesum. Hal ini dipercaya sebagai cara mengkritik yang efektif dan menarik untuk masyarakat. Beberapa strategi yang mereka gunakan yaitu pemberian warna merah pada huruf DI dalam nama Nurhadi dan LDO dalam nama Aldo, penggunaan tagar #McQueenYaQueen yang berarti Makin Yakin, penggunaan slogan Koloni Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asik yang diberi warna merah pada beberapa huruf sehingga jika digabungkan akan menghasilkan satu kata yang tabu dan lain sebagainya.
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah apakah benar, ini hanya bentuk sebuah kritik terhadap pemerintah dan politisi di Indonesia saja, atau ini adalah sebuah gerakan golongan putih milenial? Apakah Timses Jokowi dan Prabowo akan mengganti strategi kampanye mereka dan lebih berusaha untuk menjadi seorang politisi yang lebih baik terutama dimata masyarakat milenial atau apakah kemunculan Capres-Cawapres Nomor 10 ini hanya dianggap sebagai guyonan layaknya meme pada umumnya?
Lanjut Baca:Â Apakah Salah Menggunakan Hak Abstain?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H