Mohon tunggu...
angel michael
angel michael Mohon Tunggu... -

unknown, believed has been living for more than 69 billions years, and known as earth and human protector

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Luck & Bad Luck

14 November 2009   04:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:20 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Keberuntungan (Luck) dan Ketidak Beruntungan (Bad Luck)

Ada 2 macam keberuntungan dan ketidak beruntungan (kesialan). A. Internal Luck : keberuntungan yang datang dari dalam diri sendiri (by design) yang bisa dibuat dengan rencana. B. External Luck : keberuntungan dari factor luar (by chance) yaitu dengan kesempatan yang datang secara random. C. Internal Bad Luck : kesialan yang timbul karena kebiasaan buruk kita baik secara tampilan fisik dan sifat buruk kita yang terus berulang, dan kita tidak segera memperbaikinya. D. External Bad Luck : kesialan yang timbul karena datang secara random, tidak peduli kita sudah hebat atau tidak dalam mengelola Internal Luck kita. Keberuntungan yang bisa dikendalikan dalam diri kita, atau Internal Luck disebabkan oleh 2 hal: A.1. Berhubungan dengan sikap menyenangkan/ perlakuan menyenangkan diri kita kepada orang lain, kepada satwa, kepada pohon, kepada lingkungan, planet kita, tata surya kita, galaksi kita, jagat raya kita, space kita dan pokoknya habitat kita skala range kecil maupun besar. Tetapi jangan bingung!, bersikap menyenangkan bukan berarti kita lembek dan tidak patuh pada peraturan dan kedisiplinan yang ada, itu namanya tidak tegas. Sebab bersikap menyenangkan bukan berarti tidak disiplin dan tidak patuh pada peraturan atau hukum. Kedisiplinan dan ketegasan tidak perlu dengan kekerasan, tetapi dengan sangsi secara tertulis atau dikeluarkan atau diisolasi dari organisasi atau kegiatan apapun, itu juga merupakan bentuk ke- tegasan dan penegakan kedisiplinan. A. 2. Berhubungan dengan kemampuan/ keahlian (skills) kita. Bagaimana caranya menaikkan keberuntungan Internal dalam diri kita sendiri?. Ada banyak cara diantaranya, yaitu: A. 2. 1. Berbuat dan bersikap menyenangkan pada orang lain hingga banyak relasi apalagi bila orientasi bisnis anda nantinya adalah berdagang maka banyak teman adalah kuncinya, dan untuk banyak teman bersikap menyenangkan adalah kuncinya, tidak usah banyak debat, terima saja apa yang dikatakan orang lain, walaupun tidak setuju, simpan dalam fikiran. Tidak usah dikatakan ke orang tersebut selama tidak melanggar hak asasi manusia atau memaksakan ajaran tertentu dan kehendak tertentu yang merugikan orang lain!. Dan sikap kita juga harus netral, jangan melihat orang lain beragama lain lalu kita tidak menyamakan perlakukan kita pada mereka, jangan melihat jenis kelamin orang lain beda lalu kita menggaji orang tersebut kurang dari yang lain padahal kerjanya sama beratnya. Bahkan mungkin lebih berat. Ataupun memahalkan harga suatu barang saat dijual, setelah melihat pembelinya ternyata berbeda ras, suku, bangsa, bahasa, logat dan spesies, atau hal-hal lain yang berbeda dari kita misalnya. Kalau kita orang agamis, cerminan sikap menyenangkan kita kepada orang lain selama di dunia adalah cerminan kita di surga nanti bila surga ada, jadi wujudkanlah surga di dunia dengan bersikap menyenangkan kepada orang lain untuk mendapatkan hidup menyenangkan di surga nanti. Dan bila sikap kita di dunia tidak menyenangkan kepada orang lain, kata-kata kasar, kata-kata yang selalu membuat orang lain sakit fikirannya (sakit hati), dan perbuatan-perbuatan yang tidak menyenangkan kepada orang lain seperti fitnah. Hasut, bohong, korupsi, tidak jujur dan semua perbuatan-perbuatan lain yang tidak menyenangkan kepada orang lain apapun bentuknya. Istilahnya mulut kita bagaikan selalu mengeluarkan api dan menyakiti yang lain. Maka sebenarnya kita telah mengurangi kesempatan mendapatkan keberuntungan yang lebih, mengapa?. Sebab orang akan menjauhi kita, akhirnya kita sulit berdagang, sulit menda- patkan relasi dan kesulitan-kesulitan lainnya, hidup menjadi panas bagai dineraka!. Diasumsikan bila neraka ada tentunya (^_^). Dan demikian juga nantinya cerminan hidup kita di akherat nanti bila ada tentunya, sikap kita yang tidak menyenangkan pada orang lain, pada satwa, pada lingkungan akan membawa Bad Luck!. “Berbaik-baiklah dengan teman walaupun saat ini kita sedang sukses, sebab saat terjatuh, temanlah yang menolong kita”. Lalu bagaimana kalau kita sudah berbuat menyenangkan lalu orang lain tersebut bersikap dan bereaksi tidak menyenangkan?. Jangan sedih, hindari saja, tetapi jangan dimusuhi, biarkan saja hidup ini lebih indah kok, bila kita tidak memusuhi orang lain walaupun kita berbeda pendapat!. Bukankah segala sesuatu selalu berlawanan?, ada pro dan kontra, kita berbuat baikpun akan selalu ada yang menilai, yaitu baik dan buruk. Oleh karena itu, jangan mudah berhenti hanya karena ada kata-kata atau reaksi buruk, yang paling penting kita berbuat terbaik untuk orang lain. Acuan hak asasi manusia sangat berguna untuk dibaca, difahami dan diterapkan sehari-hari dalam kehidupan kita, hak asasi manusia akan membuat kita menjadi manusia yang lebih baik, baca disini: http://www.unhchr.ch/udhr/lang/inz.htm Jadi untuk menjadi manusia yang lebih baik, sebenarnya tidak diperlukan agama, tetapi etika, moral dan hak asasi manusia serta patuh pada hukum manusia yang berdasar pada hak asasi manusia dan persamaan derajat pria dan wanita sudah lebih dari cukup!. Bila kita melanggar hukum dengan membunuh orang yang beragama lain karena jihad (memperjuangkan harga diri agama & tuhan) dengan cara yang salah, maka hukum akan mengejar kita, dan Tuhan kita tidak akan menolong kita!. Jihad yang benar menurut versi saya adalah dengan tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, dengan tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain apapun bentuknya, bahkan atas nama agama dan Tuhan sekalipun. Apalagi hanya karena orang lain beda agama, atau tidak beragama atau orang lain atheist, walaupun orang tersebut baik, kita anggap musuh, sebab kebaikannya kita anggap tidak berguna sama sekali bagi kita, dan perlu dimusuhi, karena musuh agama dan Tuhan versi kita. Nah kalau sudah begini pola fikir kita, berarti ada yang salah dalam pemahaman dan ajaran agama tersebut, agama bukan membuat kita menjadi orang yang lebih baik, tetapi malah men- jadi orang yang buruk. A. 2. 2. Banyak belajar dan terus belajar tanpa henti untuk menaikkan skills/ ketrampilan/ kemampuan/ keahlian kita, jangan merasa kemampuannya sudah cukup setelah banyak umurnya, umur banyak belum tentu keahliannya banyak, umur sedikit (masih muda) belum tentu keahliannya sedikit!. Bagaimana kita berharap bisa mendapatkan hidup layak bila kemampuan kita hanya bisa menambal ban misalnya!. Maaf bukan merendahkan penambal ban, tetapi bila ingin hidup layak maka suatu keharusan agar terus mengembangkan keahlian kita. Mencari keahlian tingkat lebih tinggi, misalnya belajar Seni apapun yang positive, computer, Bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk menjadi editor text Bahasa Indonesia, belajar bahasa pengetahuan seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Yunani dan lain- lain, hingga keahliannya unik & sangat dihargai dan diperlukan oleh orang lain. Bagaimana kalau tidak punya biaya?. Berusaha untuk mendapatkan biaya, dengan menabung dan bekerja lebih cerdas dan lebih keras lagi!. Ada banyak cara mendapatkan uang dan kekayaan, yang penting bekerja saja dulu sembari menabung, tidak punya ijasah?. Kursus tidak perlu ijasah, mulai kursus dibidang yang diinginkan yang dianggap bisa mendapatkan uang dan menaikkan keberuntungan internal kita, sebab ketidak adanya keinginan untuk belajar akan membawa bad luck. Gunakan langkah nomor satu dengan bersikap menyenangkan pada orang lain akan sangat membantu dan memudahkan kesulitan biaya, orang lain akan siap membantu bila kita selalu bersikap menyenangkan pada oran lain. Tapi ingat, segala bantuan harus kita kembalikan lagi kepada orang yang telah memberi bantuan pada kita, masalah nanti diterima atau tidak, biarkan mereka yang memutuskan, bukan diri kita yang memutuskan. A. 2. 3. Bercita-citalah, berencana yang tinggi dan pantang menyerah, dengan bercita-cita yang tinggi, maka kita akan selalu berusaha untuk melakukan dan memacu perubahan dan perbaikan dalam diri kita agar lebih baik dan selalu mengarah ke hal ataupun lingkungan dimana cita-citanya berada. Bila kita ingin jadi seorang presiden, maka kita akan selalu belajar giat, belajar banyak kesulitan/ kesusahan agar menjadi lebih bijaksana, belajar banyak ilmu pengetahuan apa saja untuk mendukungnya dan ingat harus gabung dan berada dalam partai politik!. Atau berusaha menjadi calon president tanpa ikut partai politik, tetapi secara independent, mungkinkah?, mungkin saja bila itu ada aturannya di negara tersebut, kalau tidak ada?, ya diusul- kan agar ada. Dan bila gagal, jangan putus asa, bangkit dan bangkit lagi pantang menyerah, jangan langsung menyerah hanya karena beberapa kali gagal, ada kemungkinan kita memang belum andal (ahli) dibidang tersebut, jadi tetap berjuang pantang menyerah bila itu memang tujuan kita!. Ingat ini hanyalah masalah matematika sosial, jika awalnya tidak, tidak, tidak, tidak, maka ada kemungkinan cepat ataupun lambat akan muncul kata ya! Dan akan semakin ahli dan andal kita, akan lebih banyak kata ya yang muncul daripada kata tidak! Tetapi jangan selalu berharap akan muncul kata ya walaupun kita sudah andal di dalam bidang yang kita geluti. Intinya, jangan takut akan kesulitan, sebab kesulitan akan membuat kita naik levelnya dibidang yang kita inginkan, dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik dalam skill maupun dalam sikap kita. A. 2. 4. Pandai menganalisa sesuatu dan mencari solusinya, misalnya ada tempat-tempat tertentu yang lebih baik, contohnya, kita akan mendapatkan banyak pelanggan warung nasi kita bila kita berjualan di tepi jalan dan di dekat daerah yang banyak orangnya, misalnya pabrik, mall ataupun perkantoran! Nah disertai skill (keahlian) kita membuat makanan yang enak, maka keberuntungan kita akan naik!. Sedang bila kita berjualan di tempat sedikit orang dan jauh masuk ke dalam, maka tentu saja akan membuat luck kita berkurang bahkan mungkin sangat sedikit pembelinya. Pandai menganalisa membuat kita peka terhadap lingkungan dan mencari solusinya pada masalah yang kita hadapi. Mengapa pasar ikan lesu?. Cari penyebabnya, analisa dan dapatkan solusinya untuk mengatasi permasalahan yang ada. A. 2. 5. Penampilan yang bersih ataupun mempunyai tempat yang bersih, penampilan dan tempat yang bersih akan membuat orang nyaman untuk berdekatan dengan kita ataupun ngumpul di tempat kita, hingga orang tidak terkena diare, karena terlalu banyak lalat, tikus, kecoa berseliweran dan sampah berserakan di tempat kita. Juga beri tempat kita keindahan seperti tanaman, lukisan, dan hal-hal indah lainnya agar lingkungan tempat kita jadi nyaman. Penampilan bersih, nafas segar, bau badan segar, membuat orang mau lebih lama berdekatan dengan kita, tetapi jangan membeli wewangian yang bercampur alcohol, sebab beberapa orang akan alergi dan mungkin bersin-bersin, hingga membuat orang tersebut tidak mau berdekatan dengan kita. Gunakan wewangian yang alami dan tidak membuat alergi, atau sebaiknya tidak usah pakai wewangian asal tampilan kita bersih & rapi sudah cukup. Yang harus diperhatikan adalah, penampilan dan tempat yang bersih tidak selalu identik dengan sesuatu yang mahal!. A. 2. 6. Jangan membesar-besarkan masalah yang kecil dan jangan mengecilkan masalah yang besar, nilai dan sikapi semuanya dalam proporsi yang sesuai!. A. 2. 7. Pengalaman dan kebijaksanaan yang tinggi, dengan banyak pengalaman, kita akan lebih faham dengan apa yang akan hadapi, dan langkah (solusi) apa yang tepat dengan keadaan tersebut. A. 2. 8. Keberanian untuk bertindak!. Dari semua langkah di atas, sebenarnya langkah inilah yang paling penting, semua hal yang telah kita rencanakan di atas tidak akan terlaksana bila kita tidak berani bertindak!. Kadang dengan ketidakmampuan tetapi berani bertindak, maka akan membuat orang tersebut matang dengan spontan! Dan akhirnya ahli dalam bidang tersebut!. A. 2. 9. Yang harus di ingat adalah selalu bersikap menyenangkan bukanlah sama dengan bersikap tidak teliti, bersikap ceroboh dan cenderung mudah percaya pada orang, bukan itu maksudnya. Sebab bila ini yang kita lakukan, maka kita akan selalu dibohongi oleh orang lain yang ingin memanfaatkan kebaikan kita. Membuat kita simpati (suka dengan apa yang dibicarakan) lalu ber-empati (rasa iba kepada orang lain) pada dia, hingga kita jadi lengah dan mudah dibohongi. Sebab ada para penjahat yang bersikap seperti ini, pura-pura baik, lalu saat kita lengah! Habis semuanya!. Kuncinya cuma hati-hati, teliti, buat perjanjian tertulis yang sah secara hukum, ada saksi sedikit ataupun banyak, jangan tergesa-gesa menentukan sesuatu yang penting (crucial), diskusi dengan orang lain yang lebih berpengalaman dengan masalah yang dihadapi dan segala kemungkinan-kemungkinannya dari yang terbaik sampai yang terburuk. Ubahlah nasib kita dengan memperbaiki Internal Luck kita! B.1. Bagaimana caranya menaikkan keberuntungan External dalam diri kita sendiri? Jawabnya tidak ada, factor ini murni datang dari luar diri kita, seperti undian, selamat dari berbagai kecelakaan, dan banyak keberuntungan-keberuntungan lain diluar yang datangnya dari dalam diri kita sendiri. External luck dan External bad luck datangnya random!. Tidak peduli kita seorang anak-anak, tidak peduli kita dewasa ataupun tua, tidak peduli apa ras kita, suku kita, tidak peduli apa agama kita, tidak peduli kita penjahat, tidak peduli kita orang baik, tidak peduli kita wanita, tidak peduli kita pria, tidak peduli apa bangsa kita, tidak peduli kita kaya, tidak peduli kita miskin!. Hanya ada satu factor yang membuat external luck atau bad luck ini ada, yaitu factor random (acak) dan factor acak ini adalah factor matematika, dimana variable bebasnya terlalu banyak. Contoh, kita bisa menebak koin dengan 2 mata koin, satu sisi atau sisi lainnya, misalnya satu sisi bergambar orang dan sisi lainnya bergambar kota, maka kita bisa menebaknya lebih mudah. Mengapa?. Sebab variabelnya cuma 2, berarti kesempatan yang muncul antara gambar orang dan gambar kota adalah 1 dibagi 2, atau ½-nya Contoh kedua adalah mata dadu, dari angka 1 sampai angka 6 disetiap sisinya, maka kesempatan muncul salah satu angka adalah 1 dibagi 6 variabel angka, maka kesempatan angka apapun yang muncul adalah 1/6-nya. Hal ini masih masuk dalam istilah hitungan matematika exact dan terbatas jumlah variabelnya hingga mudah untuk dihitung. Bagaimana kalau variabelnya manusia yang jumlahnya sangat banyak itu, juga disertai sebab-sebab variable alam, variable lingkungan, variabel kecerobohan, variabel ketelitian, variabel kerusakan alat, dan variable-variabel lain yang belum disebutkan namanya! Maka keberuntungan dan ketidakberuntungan yang datang dari luar memang sangat tidak bisa dikendalikan (uncontrollable). Nah bila hitungan dan variabelnya terlalu banyak, maka hitungan matematika seperti ini cenderung disebut dengan nama matematika yang tidak terbatas variabelnya!. Sebab nilai variable yang dihitung sudah tidak bisa dihitung lagi karena terlalu banyak, untuk itulah terkadang diperlukan teknik sampling (contoh di area tertentu) untuk membatasi area agar tidak menjadi terlalu banyak variabelnya, hingga cuma membatasi berapa persentase suatu masalah itu muncul dari beberapa variable yang terlalu banyak tadi. Beberapa orang agamis menyebut factor keberuntungan external ini dengan nama factor dari Tuhan!. Berarti factor ketidak beruntungan juga dari Tuhan dong?. Benarkah?. Itu terserah kita sendiri, sebab tanpa kita percaya ini dari factor Tuhanpun, sebenarnya hanya variable yang terlalu banyaklah yang menentukan ini semua secara random. Kalau memang itu keberuntungan dari Tuhan, lalu mengapa tidak berdoa saja agar keberuntungan itu selalu datang ke kita?. Juga ketidakberuntungan kita berdoa untuk orang lain?. Bisakah?. Tentu saja tidak bisa (^_^). Tetapi semua kesempatan adalah 50:50: baik internal luck, dengan external luck, jadi jangan terlalu berbangga diri dan pasti berhasil, walaupun kita sudah andal (ahli) di dalamnya, mengapa?. Sebab kita sebenarnya juga sedang bertarung dengan Internal Luck dan External Luck orang lain pula!. Sebab mungkin level (tingkatan) internal luck orang tersebut sama dengan kita atau bahkan lebih besar. Jadi jangan pernah meremehkan orang lain!. Selalu bersikap menyenangkan akan membuat kita lebih baik walaupun ternyata orang lain lebih luck dari kita bila suatu saat itu terjadi. Nah dengan bersikap menyenangkan, siapa tahu kita bisa menjadi temannya dan kita masih bisa mendapatkan bagian kita sedikit ataupun banyak (^_^). Bagaimana kalau sikap kita tidak menyenangkan kepada orang lain, lalu kita malas, lalu kita tidak punya skill, lalu kita semau kita sendiri, lalu kita tidak mau berusaha, dan melakukan hal-hal buruk lainnya?. Wah, dengan cara seperti itu, maka internal Bad Luck dan External Bad Luck akan selalu menjadi bagian dari hidup kita, kesialan atau ketidak beruntungan akan selalu datang, apalagi fanatik juga dengan agama. Wah tambah parah, malah menyerah, selalu merintih, menyesali nasib, selalu pesimis dalam hidupnya dan selalu menyalahkan orang lain atas perbuatannya sendiri dan juga berusahanya dengan berdoa kepada Tuhannya aagar tidak diberi masalah dalam hidupnya, dan tentu saja Tuhannya tidak bakalan mengabulkannya. by chance or by design Nah bila dihubungkan dengan theory penciptaan by design (creationist) tentu saja bisa juga, lalu bagaimana bila awalnya kehidupan justru berdasarkan by chance (Evolusionist) juga bisa, sebab dua-duanya bisa terjadi. Evolusi bisa terjadi karena bumi adalah area terbuka dan tidak harus terjadinya “Primoridial Soup (sup kental) calon kehidupan versi lama” yang besar sekali misalnya dilautan, cukup satu area kecil di tepi sungai yang cekung, misalnya. Lalu lembab mengental dan seiring waktu terciptanya unsur pertama kehidupan seperti ganggang atau bakteri kuno sel satu kemudian terbawa air menyebar kesungai-sungai dan lautan hingga menjadi besar. Atau bahkan bacteri, virus dan mahluk organic lainnya dari berbagai hantaman-hantaman meteor yang menimpa bumi bisa menjadi nenek moyang kita yang menjadi asal segalanya. Ingat!, Bumi bukanlah “area tertutup” yang ada di lab penelitian, tetapi area terbuka yang bisa menerima mahluk organic apapun dibumi. Nah apakah bacteri yang dari meteor itu disengaja?, ataukah “random?”, ataukah memang sengaja mahluk lebih cerdas datang ke bumi dan menyebarkan berbagai “benih organic”. Mirip seperti pepatah lama Indonesia, yaitu “Karena nila setitik rusak susu sebelanga”. Atau disisi lainnya, mungkin saja terjadinya kehidupan dari benda mati yang terdiri dari tanah, air, udara, api dan listrik yang sederhana, yang disebut dengan nama proses Abiogenesis. Lalu dari sel satu bermutasi, berevolusi hingga menjadi mahluk dengan sel yang kompleks dan lebih kompleks lagi hingga muncul jadi mahluk mirip ikan, lalu mirip Kadal, dan terus bermutasi. Hingga berevolusi menjadi mirip tikus, bermutasi lagi dan berevolusi mirip campuran monyet dan kucing (lemur), lalu berevolusi lagi menjadi monyet, monyet bermutasi dan berevolusi menjadi kera besar. Nah lalu ada mahluk cerdas yang lebih dulu terevolusi datang ke planet kita, untuk mempercepat evolusi kita, maka tubuh kera besar (ape) direkayasa genetiknya maupun dicangkokkan kecerdasan dari karakter mahluk yang lebih cerdas Untuk mempercepat proses evolusinya juga, nah disini istilah by design atau Hybrid Evolution muncul. Lalu mengapa ada manusia yang begitu angkuhnya bilang bahwa hanya manusia saja yang sempurna?, sedang yang lain tidak?. Beberapa cerita masa lalu dikitab-kitab kuno, juga ada yang begitu angkuhnya bilang “akulah yang sempurna”, dan nama mahluk itu adalah iblis, setan, zeta, zetan atau apalah?!. Kita “sempurna” sebab mirip dengan Bapak, Mirip dengan Tuhan, Mirip dengan Pencipta Kita!. Apakah sempurna itu yang dimaksud sebagai “peniru yang sempurna?” ataukah “sempurna karena mandiri, tidak meniru dan punya karakter baik sendiri, menjadi diri sendiri?”. Anak kembar ataupun anak kloning yang kembar identikpun punya karakter (nyawa) yang berbeda, punya hobby yang berbeda, punya kebiasaan yang berbeda, punya selera makan yang berbeda, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Lalu mengapa masih saja bangga mengatakan “kita manusia sempurna karena mirip dengan Tuhan, mirip dengan bapak, mirip dengan si A, mirip dengan si B!”. Bangga sebagai peniru dan akhirnya bukan meniru Tuhan, tapi menjadi angkuh seangkuh iblis, setan, zeta, zetan atau apalah dalam cerita agamis itu, bila seperti ini, maka kita akan gagal dalam menapaki tahapan evolusi fikiran berikutnya!. Apakah yang dikitab-kitab kuno itu maksudnya adalah “kita manusia” sebagai setan?, pantas, sebab kita begitu congkaknya!. Coba kita fikir lebih jauh, yaitu setiap mahluk yang ber”otak” suatu saat akan mampu mengingat lebih baik dan menyimpan pengalaman-pengalamannya menjadi memory karakter. Hingga ada kemungkinan mereka juga akan cerdas melalui evolusi, atau melalui rekayasa genetik yang kita buat. Hingga mereka menjadi cerdas, mampu mengatasi semua masalah (problem solving), kreatif, mandiri dan punya kelebihan lain yang mungkin kita sendiri tidak mempunyainya, sempurnakah kita?. Dengan anjing saja penciuman kita kalah tajam, dengan ikan kita tidak bisa hidup didalam air lebih lama, dengan burung saja kita tidak bisa terbang, kita serba kekurangan, lalu merasa sempurna bahkan lebih angkuh mengatakan “tidak ada yang sempurna kecuali manusia!”. Lalu dibandingkan dengan mahluk yang lebih dulu terevolusi dari kita, apakah mereka tidak sempurna?, masihkah kita dengan bangga mengatakan kitalah yang sempurna?. Oleh karena itu, mari kita buka fikiran kita (open minded) sebab bisa jadi kedua-duanya berjalan yaitu berevolusi, juga didesign. Makanya proses evolusi kita “manusia” begitu cepat dan mencengangkan. Karena didesign juga oleh mahluk yang lebih dulu terevolusi dari kita. Siapakah mereka?, saat ini kita menyebut mereka “smart alien” tetapi di masa lalu kita menyebut mereka “Tuhan” atau “dewa”. Dan design-nya mungkin pas dengan rencana mereka, hingga disebut pas (sempurna) sesuai design-nya. Demikian juga mahluk lainnya didesain pas dengan design-an yang dibuat hingga juga disebut sempurna. Lalu siapakah mahluk yang terevolusi pertama kali tanpa bantuan siapapun atau saya sebut sebagai “The First Smart Lifeform from original evolution?”. Ini yang harus kita tahu, bukan untuk disembah, tetapi untuk belajar tentang menghargai kehidupan, menghargai mahluk lain, menghargai bumi dan jagat raya ini. Agar bila mereka yang saya sebut sebagai “The First Smart Lifeform from original evolution?”, misalnya sudah bosan hidup, ingat mati juga merupakan hak, maka kita siap menggantikan mereka sebagai Tuhan baru. Tuhan yang bukan untuk disembah tetapi untuk mengayomi kehidupan, memelihara semua species agar tidak punah, dan bila punah sudah tugas kita untuk menghidupkannya lagi, agar terevolusi dan bijaksana. Bila teknologi kita dan kebijaksanaan (spiritual) kita sudah sama dengan Tuhan, maka.... Siapkah Kita? “bersatu” “disamping” “ disisi” Tuhan?. Copyright 2005 - now,  angel.michael@rocketmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun