Mohon tunggu...
angel michael
angel michael Mohon Tunggu... -

unknown, believed has been living for more than 69 billions years, and known as earth and human protector

Selanjutnya

Tutup

Money

Entreprenuership ala Angel Michael

7 Desember 2009   08:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:02 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Entrepreneurship ala si error Angel Michael Bila pembaca tidak berkenan dengan pembahasan artikel diulasan-ulasan saya sebelumnya, maka kita bisa membaca bagian berikut, yang sangat netral dan cocok untuk semuanya, dan menjawab salah satu pertanyaan kompasioner, kang Ence, yaitu "apa yang kita butuhkan?", salah satu jawabannya yaitu menjadi entrepreneur atau wirausahawan. Untuk menjadi entrepreneur maka diperlukan cita-cita (visi) dan bagaimana cara mewujudkannya (misi).  Nah bagi bahasa umum dan lebih kepribadi, maka visi pribadi disebut dengan nama Tujuan Hidup, tujuan hidup yang terlepas dari pola fikir agamis diantaranya meliputi hal-hal berikut ini: A.     Bertahan Hidup (Survival - Staying Alive) B.     Keturunan/ Anak (Next Generation) C.     Kedamaian (Peace of Mind) D.     Kekayaan (Wealth) E.  Keterkenalan (Fame) Untuk kesana maka tentukan cita-cita kita atau tujuan hidup kita dulu yang telah penulis sebutkan beberapa diatas, bila ternyata semua tujuan yang ada di atas adalah semua tujuan kita, maka hal tersebut segera diwujudkan dalam perbuatan (misi) atau langkah nyata apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkan cita-cita yang telah kita tetapkan. Bagaimana cara menggapai cita-cita tadi?, tentu saja ada banyak cara, dan jalan lain diantaranya yaitu: 1.     Diperlukan Modal Materi, seperti uang, tanah, toko dan lain-lain yang ber- hubungan dengan materi, kita bisa membaca lebih detil di buku-buku entrepreneurship mengenai apa saja yang diperlukan untuk membuat usaha. 2.    Area/ jenis usaha dan skill yang handal,  seperti memilih Jasa ataukah Non Jasa (dagang) atau men- campur keduanya. 3.    Perijinan (legal) bila usahanya besar dan bercita-cita besar atau interna- sional. 4.     Diperlukan modal Non Materi yang justru paling penting untuk membawa kesuksesan kita ke level yang lebih tinggi. Apa modal non materi itu?. Good Attitude, Good Behave (tingkah laku atau sikap yang baik) dan juga Good Fighting Spirit (semangat juang yang tinggi). Penulis tidak akan berfokus pada point 1, 2 dan 3 tetapi lebih memfokuskan pada Point ke 4. Dimana point keempat ini justru menjadi faktor yang paling sering seseorang gagal dalam mengembangkan bisnis apapun. Baiklah kita akan membahas satu demi satu apa saja yang diperlukan untuk menjadi pengusaha (entrepreneur) yang sukses, yaitu diantaranya: 4. 1.    Be Patience:     Bersabarlah, kesabaran sangat penting, dan biasa- nya, kita akan mudah tersulut marahnya bila berkenaan dengan agama serta kepercayaan, ras dan kata-kata, padahal dalam berbisnis bukankah kita ingin semua orang memberi rejeki kepada kita?. 4. 1 . a.    Business is blind to any Religion & Believe. Menghilangkan Pola Fikir Agama dan kepercayaan, sebab di dunia bisnis tidak mengenal agama & kepercayaan, semakin banyak berbisnis dengan berbagai agama dan kepercayaan, maka semakin banyak input kekayaan yang akan kita dapat dari berbagai agama dan kepercayaan, dan itu akan semakin baik. Membuat networking, teman & manusia lainnya adalah assets. Be nice to them!. Give them rewards when any target is achieved, bila jadi entrepreneur beri tenaga professional yang     kita punya, imbalan yang sesuai bila target  tercapai!. 4. 1 . b.    Business is blind to any Species, Races, Tribes & Nations. Menghilangkan Pola Fikir Ras, Suku, Kebang- saan dan hal-hal lain yang menyangkut perbedaan wilayah ataupun tampilan fisik sebab di dunia bisnis tidak menge- nal ras, suku dan bangsa, dan area, semakin banyak ber- bisnis dengan berbagai ras, suku dan bangsa, semakin banyak input kekayaan di berbagai spesies, ras, suku dan bangsa, akan semakin baik. Membuat networking, teman & manusia lainnya adalah assets. Be nice to them!. Give them rewards when any target is achieved, bila jadi entrepreneur beri tenaga professional yang kita punya, imbalan yang sesuai bila target tercapai!. 4. 1 . c.     Words Can’t Bring Me Down (Anger Management). tidak mudah marah dengan kata-kata kasar. Tidak meng- anut pepatah negative dan buruk, diantaranya “Mulutmu harimaumu”, dan “Fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. 4. 2.    Open Minded: Fikiran Terbuka, dengan berfikiran terbuka, kita siap untuk mendengarkan penjelasan orang lain dengan terbuka, tunggu sampai mereka selesai mengutarakan maksudnya, baru kita kritisi bila memang tidak sesuai dengan peri kemanusiaan atau tidak sesuai dengan tujuan semula. Bagaimana caranya agar fikiran kita terbuka?, dengan mau mene- rima pendapat dan solusi yang terbaik, dan tidak perlu merasa malu bila pendapat orang lain lebih baik, kita bisa belajar banyak dari orang tersebut. Untuk bisa seperti itu, aturannya sebagai beri- kut: 4.2. a.     Attack the Problem (idea) not attack the people’s personality, serang idenya yang buruk, bukan menyerang orangnya. Ada banyak kesalahan dalam dikusi mencari solusi, pada saat idenya kalah bagus, atau kalah telak dalam dikusi, maka seorang pecundang akan segera sibuk menyerang pribadi lawannya dengan mengasumsikan secara sepihak bahwa lawan diskusinya adalah begini dan begitu, pada- hal belum tentu demikian. Untuk menjadi entrepreneur, harus kita hilangkan kebia- saan buruk kita menyerang pribadi (mind character/ per- sonality) lawan diskusi, dan bukannya menyerang idenya tersebut. 4.2. b.    Trouble Shooting, find the problem and find the solu- tion, mencari solusi dari permasalahan yang ada, debat bukan untuk saling mengadu harga diri, tetapi mencari solusi. 4.2. c.    Something that never change is the changes itself, satu-satunya yang abadi cuma perubahan itu sendiri. Oleh karena itu harus creative, innovative, & out of the box. Branding yang sudah kuat, bisa juga dikalahkan dengan inovasi dan good quality in any product. Oleh karena itu jangan pernah menyerah mencari solusi, walaupun ada kalanya beberapa solusi di masa lalu belum berhasil, siapa tahu di masa kini bisa berhasil, sebab keadaan di masa lalu dan di masa kini sudah berubah dan mungkin lebih kondusif untuk melakukan langkah yang belum berhasil di masa lalu. 4. 3.    Dicipline: Disiplin, untuk disiplin tidak harus menggunakan kekerasan, untuk disiplin diperlukan ketegasan, dan ketegasan juga bukan kekerasan, dan ketegasan disini adalah yang selalu konsis- ten pada aturan main (rules of the game yang telah dibuat). Apa saja yang jadi element kedisiplinan?, bisa dibaca  berikut ini: 4.3. a.    Target, target secara bertahap bisa dibuat Target jangka Pendek dan Target Jangka Panjang, target ini mengacu pada cita-cita (visi) yang dijabarkan, dipilah lebih kecil lagi (breakdown), secara lebih detil. 4.3. b.     Time Management, tepat waktu, disiplin berbeda dengan kekerasan. Bila ingin di ikuti dan sukses, harus tepat waktu!. Business banyak terjadi di siang hari!. Gunakan waktu & manage se-optimal mungkin di siang hari. Juga tepat Dead- line pada tugas yang sudah saatnya diberikan pada client. 4.3. c.    Focus, terpusat pada cita-cita atau tujuan utama dan tidak berpindah-pindah acuan dan tahu bahwa semua ada konsekuensinya sebagai tantangan. Misalnya bisnisnya cuma ikut-ikutan dan tidak tahu atau tidak punya visi kenapa dia berbisnis di bidang itu, hingga gampang sekali berubah acuan bidang bisnis. Hobby atau kesukaan pada sesuatu bisa menjadi visi yang baik. 4.3. d.     Rules, aturan atau hukum, diperlukan untuk menjaga semuanya berlangsung sesuai tujuan. Rules bersifat seba- gai penjaga agar semuanya berjalan dengan baik, sesuai target, sesuai waktu, dan aturan yang berlaku dijalankan sesuai rencana. Dan juga menjaga semua komponen yang ada berjalan sesuai dengan aturan, job decription, standart operation, dan aturan-aturan lain yang diperlukan, rules of the game, security baik secara tangible maupun intangible, security dalam system dan operasional, serta security dalam faktor keamanan kerja maupun keamanan lingkungan kerja, security bisa dilakukan secara system management, system elektronik dan manusia yang berjalan berbarengan dan saling mendukung. 4.3. e     Consistency, Konsistensi, diperlukan sebagai penegas, agar rules yang telah dibuat disepakati bersama dan dilak- sanakan, tanpa perkecualian untuk semua komponen internal. Namun untuk komponen external yang random, tentu saja ada force majeur yang bisa dimengerti bila itu terjadi. Bila tidak konsisten dan terlalu fleksibel, maka sama saja dengan tidak tegas dan tidak disiplin. 4.3. f.     Punishment, hukuman, diperlukan bagi orang yang telah melanggar aturan yang telah berlaku. Ingat Anda bergerak di bidang bisnis, jadi jangan lemah dalam hal hukuman serta konsisten dalam menghukum dan bisnis  yang profit oriented bukanlah  bisnis yang non profit, hingga kalau kita lemah atau tidak konsisten, maka yang lain akan ada alasan yang kuat untuk tidak mematuhinya, maka bisnis kita bisa jadi berantakan. 4.3. g.     Reward, atau penghargaan, bila target tercapai maka akan diberi reward yang sesuai, dan bila melebihi target yang tercapai, maka bisa saja kelebihan keuntungan kita ambil separuh untuk perusahaan dan sisanya silakan dibagi-bagi ke para pegawai yang besar prosentasenya disesuaikan dengan jabatan masing-masing. Dan jangan pernah, setelah target tercapai para pegawai kita tidak akan mendapatkan apa-apa, sebab di masa de- pan, mereka tidak peduli lagi apakah target tercapai atau tidak, sebab walau target tercapaipun, mereka juga tidak akan mendapatkan apa-apa, lalu buat apa mereka peduli jika target tercapai atau tidak tercapai?. Beri reward yang pas agar mereka semakin semangat untuk mencapai target berikutnya yang telah ditetapkan. 4.3. h.     Jangan campur bisnis dengan amal agama, bila saatnya kita menagih, maka tagihlah, jangan menyerah dengan berkata “Ya, hilang sudah modal (uang) saya” karena ditipu, atau memang pelanggan ini atau pebisnis itu susah untuk ditagih dan bermasalah, hingga keluar fikiran “Ah, anggap saja amal”, maka disini terlihat jelas kita tidak akan jadi entrepreneur (wirausaha) sukses. Untuk beramal ada saatnya, misalnya ke rumah panti jompo, rumah yatim piatu, dan panti-panti sosial lainnya, atau ke rumah ibadah seperti masjid, gereja, vihara dan lain-lainnya, silahkan beramal sebanyak mungkin, tetapi jangan pernah melakukan hal ini saat berbisnis. Sebab bisnis adalah bisnis dan bisnis bukanlah amal. Oleh karena itu, team penagihan juga sangat penting, bila menagih gagal, jangan gunakan kekerasan, karena kita yang akan kena hukum, sebab di dunia hukum, siapa yang melakukan kekerasan apapun alasannya, kita akan kena tindak pidana. Padahal masalah kita bukan masalah pidana, tapi masalah perdata, hingga bila punya masalah kesulitan penagihan walaupun kita sudah punya team penagihan dan sistem yang canggih belum berhasil, langkah berikutnya gunakan hukum perdata sebagai langkah terakhir kita, untuk kita gunakan agar si penghutang tadi membayar melalui perangkat hukum yang ada, bila mereka sampai saatnya tidak bisa membayar juga, maka pasti masuk penjara atau harta kekayaan lainnya disita sebagai penggantinya. Disisi lain, jangan campurkan juga bisnis dengan amal pada saudara sendiri, seperti, biarlah si A saudara saya bekerja dibagian ini sebagai manager, atau keuangan atau posisi yang berpotensi konflik lainnya, sebab kita akan jadi lemah dan tidak tegas kepada saudara sendiri. Terkecuali bila memang itu awalnya adalah usaha milik keluarga, Well, what can I say?. Tetapi ada baiknya, kita & saudara kita hanya jadi pemegang saham saja, biar orang lain yang menjalankannya. 4.3 i.     Continuity, terus menerus, tekun, tanpa henti, bila jatuh bangun dan bangun lagi pantang menyerah (never give up). Termasuk continuity dalam quality, innovation, budget, document, analisa dan keberanian mengambil keputusan intuisi, dare to taking risk, planning & advertising manage- ment. Terjatuh dan beberapa kali kita terjatuh penting membuat pengalaman, tetapi keharusan untuk kita untuk selalu bangun, berdiri dan tetap bangun dan bangun lagi, hingga tetap mempertahankan posisi bangun, itu yang paling penting! Itulah hal-hal yang membuat kita bisa menjadi entrepreneur sejati. Lupakan masalah agama yang membuat kita buta akan kemanusiaan, kuati- lah bisnis hingga menjadi entrepreneur sejati yang akan membuka  fikiran kita pada kemanusiaan, nah bila itu sudah benar-benar kita lakukan, maka buka lagi semua artikel saya tentang kemanusiaan sebelumnya, maka akan lebih mudah dimengerti dikemudian hari saat kita sudah siap (^_^). Inti dari bahasan entrepreneurship ini secara lebih padat adalah: secara Core (Inti), Create your dream (decide what you want to do), Hard on Yourself, Work on it in team (berusahalah dengan team), and your dream will happen soon or later, so if you want to know the future, create it from now! Kesengsaraan membawa ketegaran, ketegaran dibawa oleh kesengsaraan, namun jangan terjebak terus dalam kesengsaraan tersebut, berusahalah mencari solusi dan jalan keluarnya. "Ada pepatah, berikan emas pada pegawai handal kita, maka pegawai handal kita akan memberikan berlian atau permata" nothing is impossible-impossible is nothing. Milis Entrepreneur site    :     http://finance.groups.yahoo.com/group/Astropreneur/ atau kirim email kosong ke    :     Astropreneur-subscribe@yahoogroups.com dengan subject    :     Subscribe sumber gambar dari: tekniksimple.onlinejual.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun