Pilkada DKI Jakarta yang akan diselenggarakan pada 2017 nanti mulai menggeliat, perang opini pun telah dimulai. Beragam opini dari Ahok yang pemarah, Ahok tidak  Beretika, Ahok Cina dan Ahok non muslim adalah alasan yang mengemuka bagi sebagian orang untuk menolak Ahok.Â
Ahok Pemarah
Kita dapat melihat video di YouTube yang memperlihatkan kemarahan Ahok saat berhadapan dengan penyimpangan yang dilakukan oleh siapapun tanpa kecuali. Jadi ketika Ahok marah maka kemarahannya tersebut memiliki alasan, seperti berhadapan dengan birokrat Pemprov DKI sendiri yang coba coba memainkan penyusunan anggaran, marah terhadap anggota legislatif yang hendak memasukkan anggaran siluman kedalam E Budgeting atau kepada warganya sendiri yang hendak menguasai atau mengambil yang bukan hak nya. Dan saya yakin apa yang dilakukan oleh Ahok dengan kemarahannya itu pun sebenarnya keinginan terpendam kita melihat perilaku ketidakadilan yang terjadi selama ini.
Ahok tidak beretika
Dalam konteks ini saya sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Boni Hargens, "Agresivitas Ahok adalah reaksi yang pantas terhadap konteks Jakarta yang amburadul dan sekian lama dikuasai para bandit."  Apakah para bandit selama ini menggunakan etika ? Ya mereka menggunakan etikanya untuk mencuri APBD triliunan rupiah tiap tahun anggaran.
Ahok CinaÂ
Disadari atau tidak disadari saat kita menggugat asal usul keturunan seseorang maka saya hanya bisa menyarankan, mengapa tidak sekalian kita mempertanyakan sang Pemilik Kehidupan ini yang menciptakan Makhluk-Nya terdiri dari berbagai suku dan bangsa.Â
Ahok Non Muslim
Salahkah Ahok sebagai seorang Nasrani ? Konstitusi tidak pernah membatasi agama seseorang untuk berkiprah dalam sistem demokrasi kita, sehingga sangat disayangkan pernyataan seorang Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta dalam acara mata Najwa di MetroTV yang mengenyampingkan keberhasilan Ahok hanya karena perbedaan Agama.Â
Jika demikian halnya yang dijadikan alasan penolakan kembali  Ahok sebagai Gubernur maka sangatlah wajar jika para relawan Teman Ahok berinisiatif mengembalikan kesadaran masyarakat Jakarta bahwa apa yang dilakukan Ahok selama ini adalah nilai nilai ideal yang telah lama hilang.Â
Â