Negara Indonesia atau bisa disebut negara yang mengibarkan bendera merah putih. Di dalam negara ini tak disangka dipenuhi para pemuda sedari dulu. Dimana pemuda merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki semangat tinggi, kompetitif dan kreatif. Jadi bukan menjadi suatu hal baru jika para pemuda lah yang membawa atau bisa dibilang mendorong kita dalam suatu bangsa untuk maju, bahkan dapat dijadikan sebagai batu loncatan suatu bangsa.
Pemuda sendiri adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Sementara itu, menurut Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Pemuda sendiri sering diketahui sebagai seseorang yang cekatan, berpikiran kritis dan berpikiran rasional jauh kedepan.
Jika berbincang mengenai pemuda dan perannya pada negara khususnya Indonesia tentunya pembahasannya akan sangat panjang dan mendetail, mari kita tengok kembali pada zaman sebelum bendera merah putih berdiri tinggi melambangkan kesatuan dan kemerdekaan negara Indonesia. Secara singkat sebenarnya terdapat banyak tokoh pelopor penggerak kaum muda dengan pemikirannya bukan alang kepalang cerdas serta kritis.
Jika membahas pemuda dan perannya terdapat satu tokoh yang patut dijadikan panutan seperti Silas Papare dengan perannya yang akan selalu berjasa. Sedikit informasi mengenai beliau, Pemikirannya ia curahkan bagi terbebasnya Indonesia dari tanah kelahirannya, Irian Barat, dari kekuasaan Belanda. Ia juga ternyata tercatat aktif dalam percaturan politik dengan mendirikan sebuah partai. Tidak sampai disitu, demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan pada 1945, ia membentuk Komite Indonesia Merdeka pada 29 September 1945.
Dalam suatu proses perjuangan, manusia tidak dapat menghindari lika-liku dan permasalahan. Seperti usaha Silas terendus oleh pihak Belanda dan menemui jalan buntu dan dipenjarakan. Apakah sampai disitu saja? tidak, Silas Papare terus mencoba untuk mengusik kekuasaan Belanda dan mendirikan sebuah partai politik bernama Partai Kemerdekaan Irian. Dari sini bisa dilihat perjuangan Silas Papare walaupun seorang pemuda beliau berjuang terus demi kemerdekaan tanah kelahirannya.
Setelah meringkas ulang peran Silas Papare, timbul satu pertanyaan untuk kita semua para pemuda “Beranikah kita bertindak dan mengorbankan diri demi tanah kelahiran kita layaknya Silas berjuang sampai titik darah penghabisan?” Hal ini masih menjadi pertanyaan bagi kaum pemuda saat ini. Pemuda-pemuda zaman sekarang sangatlah berbeda dengan generasi dahulu dari segi manapun seperti pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek.
Bahkan pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial sehingga berperan besar dalam kemerdekaan Indonesia. Contohnya saja, sejarah telah mencatat perjalanan pemuda Indonesia dalam memerdekakan negara ini. Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, Silas Papare dan lain-lain rela mengorbankan harta, bahkan mempertaruhkan nyawa hingga rela mengorbankan diri mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia. Peran pemuda dalam perjuangan bangsa sangatlah banyak sebenarnya, karena mahasiswa adalah pejuang bangsa. Contoh upaya yang dapat dilakukan pemuda adalah dengan mengembangkan IPTEK, melakukan perubahan diri agar lebih maju.
Apakah semua ingat tanggal 28 oktober 1928 itu hari apa? Sebenarnya wajib diketahui bagi semua orang bahwa itu adalah hari sumpah pemuda, betul! sumpah pemuda. Sumpah yang diucapkan para pemuda pada saat itu. Pertanyaan sesungguhnya, apakah pemuda zaman sekarang masih sama? berpikiran dalam, kritis dan cerdas. Jangan sampai pemuda pada masa kini berpikiran dangkal dan menjadi sosok pemalas yang tak tau arah kehidupannya. Memang sekarang jika ditengok pemuda zaman sekarang hanya sebagian kecil saja pemuda yang tulus berperan untuk bangsa.
Andaikata dilansir kembali dapat dilihat bahwa peran pemuda pada zaman dulu, para pemuda memiliki karya-karya besar atau peran besar daripada yang saat ini dimana kebanyakan pemuda sudah mulai rusak karena pengaruh era globalisasi. Dahulu pemuda bersemangat sekali dan aktif membuat karya terbesar pemuda bagi Indonesia. Berbeda dengan pemuda zaman sekarang, pemuda zaman sekarang mengisi masa mudanya dengan berfoya-foya, terkesan acuh tak acuh terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya dan memilih untuk menutup mata.
Pemuda-pemuda saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja, bahkan kemajuan IPTEK pun yang seharusnya membuat mereka lebih mudah dalam beraktivitas untuk menambah wawasan ataupun bertukar informasi justru malah disalahgunakan. Tidak jarang bila kaum-kaum muda saat ini yang menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan seorang pemuda, seperti membuka situs-situs porno dan sebagainya.
Kondisi pemuda Indonesia saat ini, bisa dikatakan mengalami degradasi moral, terlena dengan hal duniawi dan kesenangan mengakibatkan mereka lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan pendidikan, pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonism, tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam urusan akademik juga banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah otak bangsa yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.
Jadi mengapa pemuda perlu mempersiapkan diri sebagai generasi penerus? Sejarah sendiri telah membuktikan bahwasanya pemuda harus mempersiapkan diri karena mereka adalah pilar yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut. Begitu juga dalam lingkup kehidupan bermasyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial dalam tatanan masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsa, karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan. Pemuda juga dipercayakan memiliki semangat tinggi dalam kehidupan dan lebih gesit sehingga pemuda diharapkan mempersiapkan diri sebagai generasi penerus.
Perkataan Bung karno “Beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia”, yang menegaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan negara. Baik buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan negara. Nah, maka dari itu pemuda perlu mempersiapkan beberapa hal
Pemuda haruslah mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi guna bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai perubah bangsa, dunia dan sangat berguna untuk dicontoh masyarakat lain.
Tetapi bagaimana menanamkan nasionalisme dan patriotism dalam diri pemuda? Untuk pertanyaan ini tentunya pemuda harus memperteguh penanaman nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari, karena saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan nilai-nilai Pancasila, yang memang merupakan ideologi dan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan budaya. Dapat berpikir rasional, demokratis, dan kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di NKRI.
Dengan memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun NKRI yang mandiri dapat mencontoh seperti karakter para pahlawan bangsa Indonesia. Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia. Menggunakan produk lokal, menyemangati bisnis lokal, dan mengurangi impor luar negeri agar tidak kebarat-baratan. Sebaliknya, menjunjung tinggi nilai Pancasila, Indonesia agar orang lebih tertarik dengan bangsa Indonesia. Dengan itulah nasionalisme akan tumbuh dengan tersendirinya.
Dengan melihat perkembangan pemikiran dan sikap pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan. Semangat pembaruan yang lahir dari pemikiran para pemuda merupakan buah dari hasil kerja keras dan disiplin. Sebagai penerus estafet dari perjuangan pemuda dahulu yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita sebagai pemuda wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir pemuda seperti Soekarno baru, Silas Papare baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar.
Maka dari itu kita, harus mampu menunjukkan peran yang positif sebagai pemuda yang memiliki tanggung jawab moral untuk kejayaan bangsa pada masa depan. Sudah tidak ada waktu lagi untuk bermalas-malasan dan melakukan hal-hal tidak senonoh. Pemuda harus bersungguh-sungguh dalam mendorong bangsa agar terdapat sepercik harapan untuk masa depan Indonesia. Pemuda juga diharapkan untuk tetap menjadi pribadi yang tegas, cerdas, percaya diri, inovatif dan semangat untuk mengabdi terhadap bangsa dan negara. Berdasarkan tulisan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemuda dibekali pikiran kritis dan sikap tegas yang dianggap kunci kemajuan bangsa.