Mohon tunggu...
Angel Karlos
Angel Karlos Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa komunikasi fisip unsri

Mahasiswa jurusan ilmu komunikasi yang memiliki minat lebih dalam tentang isu-isu terkini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial terhadap Anak Muda pada Pemilihan Bupati Belitung 2024

1 Oktober 2024   21:45 Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:57 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 2024, melansir dari data reportal penggunaan media sosial mengalami perkembangan yang sangat pesat. Terhitung ada 185,3 juta pengguna internet di Indonesia pada Januari 2024 dan menunjukan peningkatan sebesar 1,5 juta (+0,8 persen) antara Januari 2023 dan Januari 2024. 

Dari data tersebut 126,8 juta pengguna berusia 18 tahun ke atas yang merupakan 64,8 persen dari total populasi pada awal tahun 2024. Pada pemilu tahun 2024, kita semakin merasakan pengaruh dari media sosial sebagai alat kampanye politik dengan penyebaran informasi politik diberbagai platform seperti instagram, x, facebook, dan tiktok.

Terkhususnya pada Kabupaten Belitung yang saat ini menggelar pemilihan bupati tahun 2024. Melansir data books, jumlah penduduk di Kabupaten Belitung tercatat 191,25 ribu jiwa data per 2024 dan usia produktif mencapai 65,98 persen. 

Dengan banyaknya pengguna media sosial di Belitung yang didominasi kalangan muda tentu juga dimanfaatkan pasangan calon Bupati Kabupaten Belitung tahun 2024 sehingga menjadikan media sosial sebagai alat penting dalam kampanye politik. 

Media sosial mempermudah kita mencari informasi mengenai pasangan calon dan juga membantu anak muda menciptakan kesadaran politik yang sebelumnya mereka anggap kurang menarik. media sosial juga dapat mempengaruhi persepsi publik dan dapat mempengaruhi hasil pemilihan yang juga menjadi tantangan bagi anak muda ketika informasi yang disebarkan merupakan informasi palsu/hoax, polarisasi opini, dan manipulasi. 

Salah satunya juga terjadi di Kabupaten Belitung, anak muda Belitung rentan masih sering terpengaruh dengan informasi-informasi media sosial yang belum tentu valid dan juga lebih melihat populeritas calon dari pada kapabilitas sehingga anak muda yang belum memiliki pengalaman pemilihan bupati rentan memilih calon dengan asal-asalan tanpa memperhatikan rekam jejak, visi, misi, dan program kerjanya yang terukur, bukan sekedar program kerja untuk menarik simpati publik. 

Hal ini diakibatkan kurangnya literasi digital yang baik. Oleh sebab itu, literasi digital yang memadai serta pemahaman mengenai etika dalam penggunaan media sosial sangat diperlukan guna menjaga diskusi tetap sehat serta menghindari penyebaran hoax dan konten yang provokatif. Para anak muda harus cerdas dalam menyaring informasi, sebab informasi yang tidak akurat atau tidak valid dapat mempengaruhi pemahaman dan pandangan mengenai pemilihan bupati 2024 Kabupaten Belitung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun