Mohon tunggu...
Angelita Sabrina
Angelita Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswi yang sedang mengemban pendidikan di Universitas Airlangga jurusan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran dan Strategi dalam Menghadapi Monkeypox

30 September 2024   09:30 Diperbarui: 30 September 2024   09:37 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini Indonesia sedang menggangungkan kewaspadaan terhadap suatu
isu kesehatan. Monkeypox, suatu penyakit menular yang menjadi isu kesehatan yang
sedang hangat saat ini. Monkeypox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
monkeypox (Orthopoxvirus, Family Poxviridae) dan merupakan penyakit zoonosis. Penyakit zoonosis disini artinya monkeypox merupakan penyakit yang berasal dari hewan namun dapat menular ke manusia. Monkeypox juga berbahaya karena dapat menular dari manusia ke manusia. Gejala dari monkeypox sendiri ialah demam, sakit kepala, hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening yaitu di leher dan ketiak serta selangkangan, dan munculnya ruam/lesi pada kulit. Gejala dari monkeypox sebenarnya berbeda-beda pada tiap orang, ada yang mengalami gejalanya dalam skala ringan dan ada pula yang mengalami gejalanya dalam skala berat sehingga memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan. Awal gejalanya adalah demam yang disusul dengan munculnya ruam atau lesi setelah satu sampai tiga hari kemudian. Ruam atau lesi ini berkembang dari bintik merah, kemudian menjadi seperti lepuh yang berisi cairan bening, dan menjadi lepuh berisi nanah yang nantinya ruam atau lesi tersebut akan mengeras dan kemudian rontok. Munculnya ruam umumnya terkonsentrasi pada bagian muka dan telapak tangan. Namun ruam juga dapat muncul di area mulut, kelamin, dan mata, sehingga tak jarang penderitanya sering
disalahartikan terjangkit sifilis atau herpes. Monkeypox sendiri memiliki gejala yang berlangsung dengan kisaran waktu 2-4 minggu yang kemudian nantinya akan sembuh dengan sendirinya. Tetapi terdapat beberapa individu, seperti anak-anak, ibu hamil, dan seseorang dengan penyakit kekebalan tubuh, yang berisiko mengalami terjadinya komplikasi medis bahkan kematian.

Seperti dikatakan di awal, monkeypox dapat menular dari manusia ke manusia. Penyebaran monkeypox terbilang cukup mudah sehingga sifatnya rawan dan perlu diwaspadai. Dengan melalui kontak tatap muka kulit ke kulit, mulut ke kulit, termasuk juga kontak seksual dengan penderita monkeypox maka seseorang bisa saja tertular. Dapat melaui percikan ludah atau cairan hidung. Bahkan lingkungan saja dapat menjadi salah satu media penyebaran monkeypox, misal kita hanya sekedar menyentuh barang pribadi milik penderita monkeypox saja maka dari hal tersebut dikhawatirkan dapat menginfeksi diri kita. Hal tersebut dikarenakan dimungkinkan penyebaran infeksi karena menghirup serpihan kulit atau virus dari barang-barang tersebut. Meski sudah terdapat perawatan klinis untuk penyakit ini berupa terapi somatik dan antivirus atau vaksin, bukan berarti pencegahan dari penyakit ini tidak dilaksanakan.

Berdasarkan Surat Edaran DIRJEN P2P no.HK.02.02/C/2752/2022 dan SE Dirjen nomor SR.04.01/3635/2022, dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit monkeypox di Indonesia yang ditujukan kepada seluruh fasilitator kesehatan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah kegiatan sosialisasi, penyelidikan epidemiologi dan pelacakan melalui screening kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat. Adapun yang bisa kita lakukan sebagai langkah pencegahan adalah membatasi kontak fisik dengan orang terjangkit atau dengan hewan yang memiliki risiko menularkan. Kemudian jaga kebersihan lingkungan sekitar dengan memberikan proteksi lebih berupa pembersihan dengan disinfektan secara berkala. Dan yang terakhir, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan yaitu tertular penyakit monkeypox, segera periksakan diri anda ke pelayanan kesehatan dan jalani saran dari para tenaga disana, baik itu perintah isolasi maupun pengobatan.

KATA KUNCI : Kesehatan, Masyarakat, Monkeypox, Penyakit.

DAFTAR PUSTAKA


Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan RI.
(2022). Frequently Asked Question (FAQ) Monkeypox. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/frequently-asked-questions-faq-monkeypox-juli-2022/view [online]. (diakses pada tanggal 24 September 2024).


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Laporan Penilaian Risiko Cepat
Penyakit Cacar Monyet (Monkeypox)
. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/JJy [online]. (diakses pada tanggal 24 September 2024).


Kuncoro, C. S. (2023). Monkeypox: Manifestasi dan Diagnosis. Cermin Dunia Kedokteran, 50(1), pp. 11–15.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun