Mohon tunggu...
angelitakusuma
angelitakusuma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UNS

Saya memiliki hobi menyanyi, mendengarkan musik, dan menonton film. Ketertarikan saya dibidang film sendiri bisa dari Korea Selatan maupun film Amerika. Saya juga tertarik akan hal lingkungan hidup, dan saya merupakan pengamat berita mengenai lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Selamatkan Mangrove Indonesia

2 Desember 2024   16:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   16:31 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan ekosistem mangrove terluas di dunia. Hutan mangrove yang membentang di sepanjang pesisir Nusantara merupakan aset berharga, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga bagi ekosistem global. Mangrove memiliki peran penting sebagai benteng alami terhadap abrasi, tsunami, dan banjir rob, serta menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Selain itu, mangrove berfungsi sebagai penyerap karbon yang efektif, membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Sayangnya, luas hutan mangrove di Indonesia terus berkurang secara signifikan akibat tekanan dari aktivitas manusia.

Salah satu penyebab utama hilangnya hutan mangrove adalah konversi lahan untuk tambak, perkebunan, dan permukiman. Kawasan mangrove sering kali ditebang untuk membuka tambak udang atau ikan yang memberikan keuntungan ekonomi jangka pendek. Di daerah seperti Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi, ribuan hektar hutan mangrove telah hilang karena konversi ini. Selain itu, pembangunan infrastruktur di pesisir sering mengorbankan area mangrove. Proyek reklamasi pantai dan pengembangan pariwisata tanpa perencanaan berkelanjutan turut mempercepat degradasi ekosistem ini.

Eksploitasi sumber daya mangrove oleh masyarakat juga menjadi faktor signifikan. Penebangan mangrove untuk kayu bakar, bahan bangunan, atau penggunaan lainnya sering dilakukan tanpa memperhatikan regenerasi pohon. Meskipun kebutuhan ekonomi menjadi alasan utama, hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman akan fungsi ekologis mangrove. Selain itu, limbah industri, pertanian, dan rumah tangga yang mencemari perairan pesisir juga merusak ekosistem mangrove, mengurangi daya tahan pohon dan organisme yang hidup di dalamnya.

Dampak dari berkurangnya hutan mangrove sangat serius, baik secara ekologis maupun sosial. Secara ekologis, hilangnya mangrove menyebabkan kerusakan habitat bagi berbagai spesies hewan seperti ikan, burung, dan kepiting yang bergantung pada ekosistem ini. Penurunan biodiversitas ini berdampak langsung pada keberlanjutan ekosistem pesisir. Selain itu, kemampuan mangrove untuk menyerap karbon menurun, memperburuk efek gas rumah kaca yang memicu perubahan iklim. Secara sosial, masyarakat pesisir yang bergantung pada mangrove, baik sebagai sumber pangan maupun pendapatan, mengalami kesulitan ekonomi. Tanpa mangrove, mereka juga lebih rentan terhadap bencana alam seperti abrasi dan banjir.

Kerusakan mangrove juga membawa dampak jangka panjang pada ekosistem laut. Mangrove berfungsi sebagai tempat asuhan bagi banyak spesies ikan dan hewan laut lainnya. Jika mangrove hilang, siklus kehidupan di laut terganggu, yang pada akhirnya memengaruhi hasil tangkapan nelayan. Hal ini tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan lokal tetapi juga mengancam industri perikanan nasional yang menjadi salah satu penyumbang devisa negara.

Untuk mengatasi tantangan ini, berbagai upaya telah dilakukan. Salah satunya adalah rehabilitasi mangrove melalui program penanaman kembali. Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat lokal dan organisasi non-pemerintah (LSM) untuk memulihkan area yang rusak. Namun, rehabilitasi saja tidak cukup. Diperlukan regulasi yang ketat untuk mencegah pembukaan lahan mangrove secara ilegal. Pengawasan terhadap tambak-tambak yang berada di kawasan mangrove perlu ditingkatkan, dengan memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggar.

Penting pula untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan mangrove secara berkelanjutan. Edukasi mengenai manfaat mangrove dan pelatihan tentang cara memanfaatkan ekosistem ini tanpa merusaknya dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat. Selain itu, pemerintah dan LSM harus memberikan alternatif sumber penghidupan yang ramah lingkungan, seperti budidaya perikanan yang tidak merusak mangrove atau pengembangan ekowisata berbasis komunitas.

Melindungi hutan mangrove bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem ini dan menerapkan langkah-langkah konservasi yang efektif, kita dapat melindungi mangrove sebagai warisan alam yang tak tergantikan. Jika hutan mangrove dikelola dengan baik, Indonesia tidak hanya menjaga keberlanjutan lingkungan tetapi juga memberikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat pesisir dan generasi mendatang.

Melindungi hutan mangrove adalah tanggung jawab bersama. Kita dapat melindungi mangrove sebagai warisan alam yang tak tergantikan dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem ini dan menerapkan strategi konservasi yang efektif. Dengan pengelolaan hutan mangrove yang efektif, Indonesia dapat menjaga keberlanjutan lingkungan dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi penduduk pesisir dan generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun