Mohon tunggu...
Angelita Rahmi Irsyadi
Angelita Rahmi Irsyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Belajar Mahasiswa Selama Kuliah Daring

29 Mei 2021   11:20 Diperbarui: 29 Mei 2021   11:38 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kondisi Perkuliahan Di Masa Pandemi

Coronavirus Disease atau yang biasa disebut dengan Covid-19 mewabah di Indonesia pada tahun 2020. Semenjak ditetapkan sebagai pandemi global, Covid-19 terus berlangsung hingga saat ini dan mengharuskan masyarakat beradaptasi dengan kondisi pandemi, tanpa terkecuali aktivitas belajar mengajar dalam dunia perkuliahan. Seluruh pembelajaran dilakukan secara daring sesuai dengan anjuran pemerintah demi mengurangi penyebaran Covid-19. Sebelum perkuliahan luring diganti menjadi daring, para mahasiswa tentunya sudah memiliki gaya belajarnya masing-masing. Namun, di masa pandemi saat ini mereka dituntut untuk memahami materi lewat perkuliahan secara daring sehingga mereka harus menyesuaikan gaya belajar dengan kondisi perkuliahan saat ini, agar dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan baik.

Gaya Belajar

Gaya belajar merupakan metode yang tidak hanya digunakan para mahasiswa untuk memahami pelajaran saja namun juga menjadi cara untuk menyerap, mengatur, dan mengelola informasi yang di dapat. Menurut Nasution (2011) gaya belajar adalah cara konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal pada proses pembelajaran. Bobby De Potter (1992) mengelompokkan gaya belajar menjadi 3, yaitu visual, auditory, dan kinestetik.

Gaya belajar visual merupakan cara belajar dengan cara melihat, memandang, dan mengamati. Dengan kata lain, gaya belajar ini memfokuskan pada ketajaman penglihatan. Para mahasiswa dengan gaya belajar visual memerlukan bukti-bukti konkret yang harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka lebih mudah memahami, lebih cepat mencerna, dan lebih cepat mengolah informasi yang diterima. Informasi tersebut akan diinput ke dalam otak besar bagian belakang yaitu lobus oksipital. Lobus oksipital berguna untuk mengenali objek melalui indera penglihatan. Ciri-ciri mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual, yaitu lebih teratur, selalu memperhatikan segala sesuatu, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca, dan mengingat detail dari apa yang dilihat.

Gaya belajar auditory menitikberatkan pada pendengaran untuk memahami dan mengingat informasi yang didapat. Gaya belajar ini membutuhkan bunyi atau suara terlebih dahulu seperti berdiskusi atau mendengarkan penjelasan. Para mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditory cenderung susah untuk menyerap pelajaran atau informasi melalui tulisan maupun gambar. Bagian otak yang menerima informasi terkait pendengaran adalah lobus temporal, letaknya di kedua sisi kepala yang sejajar dengan telinga. Rangsangan suara yang diterima menghasilkan interaksi dengan bagian otak lainnya untuk memberikan respons yang sesuai. Ciri-ciri mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditory, yaitu senang membaca dengan keras dan mendengarkan, mudah terganggu dengan keributan, biasanya pembicara yang fasih, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu secara rinci.

Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Para mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik sering menggerakan anggota tubuh ketika berbicara dan berpikir lebih baik ketika berjalan sehingga mereka kesulitan untuk duduk  diam ketika sedang berpikir atau bekerja. Hal ini terjadi karena stimulus yang diterima akan masuk ke lobus frontal, bagian ini merupakan bagian penting yang berperan dalam mengendalikan gerakan tubuh. Ciri-ciri mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, yaitu berbicara dengan perlahan, menyentuh untuk mendapatkan perhatian, selalu berorientasi pada fisik, banyak bergerak, dan sering menggunakan isyarat tubuh.

Keluhan Belajar Para Mahasiswa Saat Pandemi

Setiap orang tentu saja memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Namun di masa pandemi saat ini, perkuliahan daring membuat para mahasiswa lebih banyak mendengar penjelasan yang diberikan dosen secara virtual. Hal ini menyebabkan para mahasiswa mengeluh tentang pemahaman materi karena mereka kesulitan memahami materi yang diberikan oleh dosen. Kondisi ini sangat menguntungkan mahasiswa dengan gaya belajar auditory karena untuk memahami dan mengingat informasi yang didapat, mereka hanya perlu mendengarkan penjelasan yang diberikan dosen. Sedangkan bagi mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik mengalami kesulitan dalam memahami informasi yang di berikan karena tidak bisa memaksimalkan gaya belajar yang biasanya mereka gunakan di dalam perkuliahan secara optimal.

Solusi Permasalahan

Menyikapi persoalan yang dikeluhkan para mahasiswa, solusi yang saat ini dapat diberikan yaitu para mahasiswa menyesuaikan gaya belajar mereka dengan kondisi perkuliahan saat ini sehingga akan sangat membantu mereka mengambil langkah-langkah penting untuk membantu mereka belajar lebih cepat dan lebih mudah memahami pembelajaran yang di berikan. Mereka harus mensiasati gaya belajar masing-masing agar memahami materi dengan baik dan tidak tertinggal dari materi yang disampaikan oleh dosen. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan oleh mahasiswa agar mereka tidak lagi merasa kesulitan dalam memahami materi perkuliahan yang disampaikan melalui daring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun