Hamparan hijaunya sawah akan menyambut jika seseorang berkunjung di musim hujan seperti sekarang. Di awal musim hujan inilah biasanya petani mulai mengawali untuk menanam padi. (21/11/23)Â
Lahan sawah itu juga tumbuh subur. Meskipun di Sumbersuko banyak industri baru bermunculan dan berdiri, pertanian padi di desa ini masih bertahan bahkan tumbuh subur.
 Maka tak heran, jika desa ini dikenal sebagai desa lumbung pagi. Karena areal persawahannya tersebar merata di 5 dusun yang ada dengan luas mencapai sekitar 5,06 hektare.Â
"Pertanian padi menjadi sektor perekonomian utama warga desa kami, menyusul kemudian industri. Karena ada sekitar 75 persen warga di Desa Sumbersuko bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani," kata Kepala Desa Sumbersuko Ahmad Taufik.
Umumnya, petani menanam padi. Lahan sawah juga tidak mengenal musim. Setahun bisa tiga kali tanam. Termasuk saat musim kemarau sekalipun. Ini, karena irigasi lancar.
Desa Sumbersuko juga sejuk karena berada di lereng Gunung Semeru. Juga pengairannya lancar, selalu terpenuhi dan setiap hari mengalir ke persawahan milik warga desa setempat. Karena itulah padi dapat tumbuh subur. Selain itu, juga pemenuhan pupuk. Bahkan, sebagian ada yang menggunakan pupuk organik.
"Sekali panen bisa mencapai 6-7 ton untuk per hektarenya, bahkan ada yang lebih. Mayoritas dijual ke tengkulak, sisanya dikonsumsi sendiri," Ucapnya Bapak Imam.
Penulis: Angelita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H