Mohon tunggu...
Angeline Natania
Angeline Natania Mohon Tunggu... Mahasiswa - write everything i want here, so just check out sometimes.

Girl on fire but likely something cold

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wisata Lewat Telepon Genggam?

8 Maret 2021   17:08 Diperbarui: 8 Maret 2021   17:50 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah teman-teman mengunjungi candi-candi yang ana di Indonesia? Borobududr contohnya, Prambanan, Candi Boko, dan candi-candi lainnya. Mungkin kita pernah mengunjungi salah satunya namun pasti kita belum pernah mangunjungi keseluruhan candi yang ada di Indonesia. Benar bukan? Padahal banyak sekali candi-candi yang menarik perhatian kita untuk berkunjung ke tempat-tempat peninggalan sejarah indonesia. 

Kali ini, saya sebagai penulis akan membahas mengenai peninggalan budaya yang ada di Indonesia yaitu candi-candi yang ada di Indonesia namun kita akan membahasnya dengan cara bagaimana dapat mengenal candi-candi yang ada di Indonesia tak harus dengan kita medatangi tempat tersebut namun cukup mengakses lewat handphone yang kita miliki saja kita sudah merasakan sensasi mengenal peninggalan budaya yang ada di Indonesia.

Jika kita kaitkan dengan elemen circuit of culture, yang dimana teori tersebut  dibahas oleh Stuar Hall dan terdapat lima aspek yaitu aspek representasi, regulasi, produksi, identitas, dan konsumsi(Junifer, 2016). Saya yakni penulis akan membahas mengenai salah satu dari kelima aspek tersebut yaitu identitas. Identitas mengenai candi itu sendiri adalah bangunan dimana bangunan tersebut dibangun untuk memuliyakan orang yang sudah meninggal. Candi juga dibuat untuk ritual keagamaan atau adat dari masyarakat daerah tertentu. Di indonesia, terdapat canti yang keberadaannya tak lepas dari historis sejarah kerajaan Jawa dan juga perkembangan dari dua agama yakni Hindu dan Buddha sejak abad ke-7 hingga kurang lebih abad ke-14.

Banyak sekali hal yang kita pelajari saat kita memasuki atau mengunjungi candi bahkan peninggalan-peninggalan sejarah di Indonesia. Namun taukah teman-teman bahwa di candi Prambanan, ada adat khusus yakni setiap beberapa waktu akan ada pertunjukan seni tari guna untuk mengingat sejarah candi Prambanan tersebut dibangun. Candi Prambanan itu sendiri memiliki sejarah yang dimana seorang lelaki yang mau memenuhi syarat untuk membuat 1000 candi dalam satu malam untuk mendapatkan gadis yang ia cintai. 

Namun ketika candi sudah mencapai candi yang ke 999, sang gadis mengecewakannya sehingga sang lelaku pun marah dan menjadikan gadis tersebut menjadi candi ke 1000. Tak harus melihat dan mengunjungi candi tersebut. Kita dapat melihat sejarah tersebut melalui TV dan Film yang ada. Sangat banyak sekali film sejarah mengenau candi Prambanan tersebut. 

Bahkan, ketika teman-teman sedang membaca artikel ini, teman-teman sedang mempelajari sejarah mengenai candi Prambanan itu sendiri. Sehingga tak perlu jauh-jau datang dari luar pulau pun, kita dapat mengakses sejarah apa yang ingin kita ketahui mengenai candi contohnya candi Prambanan tadi. Cukup dan sangat mudah bagi kita kaum milenial sekarang untuk berlibur tanpa harus pergi ke tempat wisata secara langsung. Meskipun suasananya berbeda. Namun kita dapat berimajinasi dengan lebih liar ketika kita melihat sejarah atau mempelajarinya dengan mencari tahunya lewat telepon genggam ataupun internet yang kita gunakan sekarang. 

daftar pustaka

Darmawati. 2014. Apa itu Candi? diakses dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/apa-itu-candi/ pada 1 maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun