Mohon tunggu...
Angelina Rosari
Angelina Rosari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

i am back and be ready ig @mfox19

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rapuhnya Amarah Indonesia

15 Mei 2012   10:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:16 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya saya mempunyai waktu untuk menulis, setelah banyaknya ulangan dan tugas. Kali ini saya ingin menulis tentang apa yang saya alami hari Senin yang lalu (7/05/12). Pelajaran pertama saya hari itu adalah Sejarah, saya senang mendengarkan guru sejarah saya menerangkan tentang kejadian politik jaman dahulu, saat itu sedang dibahas tentang Demokrasi Terpimpin dan guru saya berkata bahwa pada saat itu, rasa nasionalisme rakyat Indonesia sangatlah tinggi karena adanya batas-batasan dari Presiden Ir. Soekarno terhadap budaya asing pada waktu itu (kurang lebih itu yang dikatakan guru saya).

Kemudian guru saya berkata, tidak seperti jaman sekarang yang rasa nasionalisme rakyat Indonesia yang sudah mulai menghilang dengan adanya budaya asing yang masuk dengan bebasnya. Sebenarnya kita nonton film barat tanpa disadari apa yang kita tonton akan 'terekam' dialam bawah sadar kita yang tentu saja tidak kita sadari. "Coba saja kamu tulis di depan sekolah 1 kalimat singkat yang berbau agama" kata guru saya, dengan itu saja kita bisa hancur dengan perselisihan (kurang lebih itu yang dikatakan guru saya). Guru saya juga bercerita tentang bagaimana pengalamn beliau ketika masih kuliah dan melihat semua alkitab di salah satu perpusatkaan Jakarta, dicorat-coret dengan kata-kata yang tidak pantas, dan semacam itu.

Dari intermezo yang dilakukan guru saya sejenak saat itu, membuat saya berpikir akan keadaan rasa persaudaraan di Indonesia ini yang semakin rentan, yaa bisa dibilang layaknya batu yang terkikis air dimana semakin lama semakin menipis dan bisa habis batu itu.

Di sini saya hanya ingin mengatakan kepada para pembaca terutama kaum muda dimana kita sebagai penerus bangsa Indonesia ini untuk meluhurkan kembali nilai toleransi dan rasa persaudaraan kita. Pendahulu kita susah payah memberika rasa damai dari penjajah demi kehidupan yang lebih baik bagi anak cucu dimana itu kita sendiri. Jangan membuat amarah kita menjadi rapuh dan bisa di ombang-ambingkan oleh hal yang bisa memecah rasa nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia yang memperjuangkan kemerdakaan kita sendiri. Kita adalah bangsa yang luhur yaa bangsa Indonesia yang harus kita pertahankan keutuhannya terutama bagi para kaum muda, sang penerus.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun