Mohon tunggu...
Angelina Rosari
Angelina Rosari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

i am back and be ready ig @mfox19

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Is it You, Mom??? (Part 2)

21 Desember 2010   18:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:31 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan penuh rasa keberanian, akupun mengetuk pintu rumah ibu dan aku memanggil nama ibu dgn perlahan tetapi ibu tidak mendengarnya sampai panggilanku yg kelima kali baru ibu keluar. Aku bertanya kepada ibu apakah benar nama ibu saya adalah Sari Puspita Wulandari dan ibu menjawab benar itu namanya. Aku menahan napas dan kembali berpikir keras akan apa yg aku ingin tanyakan lagi, setiap ucapan yg aku lontarkan bibir ini terus gemetar. Sebelum aku melanjutkan kalimat, secara tiba-tiba ibu bertanya "ada apa anakku?"  Spontan aku terkejut dan kaget, bagaimana ibu bisa tau kl aku ini adalah anaknya bahkan dari tadi aku belum bertanya apakah dia adalah ibuku. Aku-pun akhirnya bertanya darimana ibu bisa tau dan ibupun menceritakan semuanya dari awal. Jadi, pada saat aku baru berumur 5 tahun, ibu selingkuh dengan pria lain, pria itu adalah karyawan ibu sendiri dan ayah-pun mengetahuinya setelah kurang lebih 5 bulan ibu selingkuh. Ayah tidak terima dgn sikap ibu dan ibu meminta maaf ke ayah tetapi ayah pada saat itu sedang emosi hingga pada akhirnya ibu disiksa. Kendali ayah benar-benar tidak terkontrol sampai akhirnya ayah memukuli ibu dgn sangat keras dan menyebabkan ibu mengalami luka dalam yg parah pd bagian kaki ibu, belum sampai disitu saja, ayah jg mengusir ibu dr rumah pada hr itu juga. Ibu ingin membawaku pergi tetapi ayah menghalanginya dan apa daya ibu tidak bisa berbuat banyak. Setelah pergi dr rumah, uang tabungan ibu habis utk sewa kontrakan dan perobatan kakinya. Kaki ibu-pun akhirnya mengalami cacat permanen. Ibu tidak bs bekerja lagi krn perusahaan ibu hanyalah pemberian dr ayah dan semua ijazah ibu teringgal di rumah ayah.  Ibu yg tidak bekerja tidak dapat membayar uang sewa rumah lagi sampai akhirnya ibu memutuskan utk pergi dan hnya memiliki uang 500 ribu, ibu tidak ada pilihan selain membeli gubuk yg sekarang sudah reyot sekali. Lalu, bagaimana ibu bisa tau kl yg datang sekarang ini adalah aku? Ternyata selama ini ibu datang ke rumahku sebulan satu kali dan ibu tidur dipinggiran jalan dekat rumahku, ibu tidak berani datang ke rumah krn takut akan ayah dan ibu selalu melihat ku berangkat sekolah di pagi hari. Ibu bilang kalau setiap penerimaan rapot ibu selalu ingin menemaniku mengambilnya tetapi takut aku marah krn malu akan keadaan ibu yg sekarang. Miris hati ini mendengar semuanya dr ibu, pada saat itu aku tidak langsung membenci ayah krn memang dr kecil aku tidak pernah saling menyayangi layaknya antara anak dgn ayah jd buat apa juga aku membencinya. Pada saat itu ayah sedang keluar negri selama 2 bulan krn ada urusan kantor dan saya langsung mengajak ibu pulang. Rasanya tak ada hal yang paling membahagiakan selain bertemu dan membawa ibu pulang, lebih bahagia dibandingkan dgn mobil BMW. Pada saat dirumah, ibu berkata "Butuh waktu 10 tahun utk menggengam tanganmu lagi nak dan sekarang hal itu sedang ibu lakukan" Pada saat itu ibu sedang menggenggam  tanganku, rasanya aku tidak miskin akan kasih sayang lagi karena di umurku yg 15 tahun ini, rasa haus akan kasih sayang telah terhapuskan. Dihari itu, ternyata ibu sedang berulang tahun tetapi ibu tidak meminta aku utk mengucapkan selamat ataupun hadiah dan ibu hanya menginginkan aku disampingnya lagi sembari menggenggam tanganku. Hari itu ibu berulang tahun tetapi Tuhan memberikan ibu dan aku hadiah terbesar dihidup kami. Tanggal 22 Desember 2009, ibuku meninggal dunia. Ibu tidak pernah cerita kalau ia mengidap penyakit tumor otak. Aku merindukan kasih sayang ibu selama 10 tahun dan baru 5 hari aku merasakan kasih sayang ibu, ibu malah pergi meninggalkan aku. Tak habis pikir, kenapa Tuhan memberikan aku waktu hanya 5 hari utk merasakan kasih sayang itu sementara orang lain  bisa merasakannya seumur hidup mereka. Aku hanya ingin membelikan ibu tongkat di hari ibu krn selama ini ibu sangat sulit berjalan, hanya itu yg ingin kulakukan tetapi tepat di hari ibu, ibu pergi utk selamanya. Bagaimana dgn kamu yg masih bisa merayakan hari ibu tahun ini? Masihkah kamu menyia-nyiakan hari ibu seperti tahun sebelumnya? Kamu sangat beruntung dpt merayakan hari ibu bersama ibu kamu lebih dr 10 kali atau bahkan lebih dr 50 kali, sedangkan aku satu kalipun merayakan bersama ibu tidak pernah terjadi. Jadi, hal apa yg akan kamu berikan utk ibu yg sudah mau melahirkan kamu dan membesarkan kamu sampai saat ini?? Selamat Hari Ibu :) (sumber gambar; google)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun