Mohon tunggu...
Angelina Septiani
Angelina Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa Psikologi

saya merupakan mahasiswa aktif jurusan Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Aku Dilahirkan?

17 April 2023   00:42 Diperbarui: 17 April 2023   00:50 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernahkan seorang anak minta dilahirkan? Bukankah itu harapan orang tua ? ataupun anak tersebut tidak sengaja dilahirkan dikarenakan kebobolan?

Anak dapat dibilang durhaka jika melawan, tapi bagaimana dengan cap orang tua yang tidak pernah berpartisipasi dengan kehidupan sang anak? Dari Pendidikan, perekonomian, Kesehatan bahkan membesarkan ataupun orang tua yang terus menerus menyakiti hati sang anak dan merusak mental sang anak. Anak tahu bahwa untuk menjadi orang tua tidak mudah, tapi apakah bisa untuk memberikan sebuah Kerjasama untuk tidak menyakiti, membenci dan merusak mental anak sendiri? Anak selalu bertanya-tanya, apakah saya anak kandung mereka? Apa perlu melakukan tes DNA? Kenapa mereka sangat membenci saya? Bagaimana luka yang telah ditorehkan orang tua terus menerus? Siapakah yang dapat bertanggung jawab atas luka-luka yang anak dapatkan? Siapakah tempat sandaran anak?

Anak perempuan sangat membenci laki-laki ketika melihat sang ayah berselingkuh, pertengkaran demi pertengkaran yang selalu di lihat sang anak, tapi bagaimana hal ini collab? Ayah berselingkuh, ibu yang membenci anak perempuan nya? Siapakah tempat anak tersebut bersandar? Ketika anak tersebut tidak menemukan rumah, apakah jalan satu-satunya pergi selamanya? Apakah mereka Bahagia?

Orang tua dapat bekerja sama untuk tidak saling menorehkan luka dan trauma? Bisakah untuk tidak saling menganggu kehidupan satu sama lain? jika bisa, banyak anak memohon untuk orang tua tidak menorehkan luka lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun