Â
         Kesehatan masyarakat adalah sebuah ilmu dan seni (praktik) yang mempunyai tujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Sejarah kesehatan masyarakat di dunia dimulai sejak zaman Yunani Kuno, Mesir Kuno, dan Romawi Kuno. Di Indonesia, perkembangan kesehatan masyarakat baru terlihat pada masa penjajahan Belanda. Sejarah perkembangan ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia dapat dibagi ke dalam dua periode, yakni sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan.
        Periode sebelum kemerdekaan Sejarah kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai pada masa penjejahan Belanda, tepat ketika wabah kolera dan cacar merajalela. Pemerintah Belanda mengadakan upaya-upaya kesehatan masyarakat untuk menekan penyebaran wabah yang sangat ditakuti masyarakat tersebut Di bidang kesehatan masyarakat lainnya, pada 1807, Gubernur Jenderal Daendels mengadakan pelatihan praktik persalinan bagi dukun bayi guna menurunkan tingginya angka kematian bayi. Pada pertengahan abad ke-19, di Indonesia mulai berdiri sekolah-sekolah kedokteran, yang dalam perkembangannya memegang andil besar dalam menghasilkan tenaga medis yang mengembangkan kesehatan masyarakat. Selain sekolah kedokteran, di beberapa kota seperti di Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta, berdiri laboratorium. Laboratorium-laboratorium tersebut memiliki peran yang penting dalam menunjang pemberantasan penyakit, seperti malaria, lepra, cacar, dan bahkan untuk bidang kesehatan masyarakat yang lain yaitu gizi dan sanitasi Pada 1922, pes masuk Indonesia dan selama beberapa tahun setelahnya hingga menimbulkan banyak korban jiwa. Berdasarkan penelitian dr John Lee Hydrich, tingginya angka kematian disebabkan oleh buruknya kondisi sanitasi lingkungan karena kebiasaan penduduk yang kurang sehat. John Lee Hydrich adalah seorang penasihat ahli dalam bidang kesehatan masyarakat dari Lembaga Rockeffeller New York. Berangkat dari temuannya, Hydrich kemudian memulai upaya kesehatan masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan sebagai pendidikan penyuluhan kesehatan.
         Periode setelah kemerdekaan, tonggak penting perkembangkan kesehatan masyarakat di Indonesia terjadi pada 1951. Saat itu, dr Y Leimena dan dr Patah memperkenalkan Bandung Plan, yakni cara pemulihan sakit dan upaya pencegahan penyakit kepada masyarakat dan lembaga kesehatan. Konsep ini menjadi tonggak penting dalam perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasilnya, pada 1956, dibentuk Proyek Bekasi di Lemah Abang sebagai contoh pelayanan, pelatihan, serta pengelolaan program kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia. Pada 1967, para ahli kesehatan di seluruh Indonesia mengadakan seminar pertama STOVIA yang membahas program kesehatan masyarakat terpadu Dalam seminar tersebut, dr Achmad Dipodilogo menggagas konsep pusat kesehatan masyarakat sebagai upaya program kesehatan terpadu di seluruh Indonesia. Pada 1968, dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional, konsep tersebut kemudian diresmikan oleh pemerintah menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas. Selama periode Orde Baru, pengembangan Puskesmas sebagai sistem pelayanan kesehatan masyarakat terpadu terus dilakukan. Memasuki era Reformasi, dikembangkan program kesehatan untuk masyarakat miskin. Pada 2004, dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
        Menurut saya di era perkembangan seperti ini dengan diadakan sistem yang lebih maju untuk kesejahteraan masyarat dan pentingnya ilmu Kesehatan masyarakat di kehidupan.
        Dalam keputusan tersebut, upaya kesehatan dikelompokkan menjadi dua, yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat.
KATA KUNCI : Ilmu, Kesehatan, Masyarakat, Penyakit, Sejarah.
Â
             DAFTAR PUSTAKA
Â
Sari, Nila Puspita, dkk. (2021). Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis. Sianturi, Efendi, Maida Pardosi, dan Elisabeth Surbakti. (2019). Kesehatan Masyarakat. Sidoarjo: Zifatama Jawara
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H