Nama H Agus Sutondo ini terkenal sebagai Kompasianer. Agus mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) Kota Depok dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Entah kenapa dan sayangnya Agus tidak jadi mendapat nomor urut satu dalam daftar caleg dari partai itu.
Seperti kita ketahui bersama nomor urut pun mempunyai arti. Nomor urut pertama setidaknya menandakan bahwa caleg ini di partai tersebut bisa sebagai voter gate. Atau dengan kata lain bisa juga orang yang sudah mempunyai prestasi buat partai. Loyalitasnya pun terbukti.Namun Agus Sutondo yang pernah terusir dan melompat kodok dari PDIP ini hanya mendapatkan nomor urut lima dalam Daftar Caleg Tetap.
Dan rakyat Depok memilih. Pada tanggal 9 April 2014 lalu Agus Sutondo—di kecamatan di mana ia tinggal—hanya mendapatkan 176 suara.Ini sangat memprihatinkan bila diukur dengan jumlah suara yang didapat oleh seluruh calegHanura di Kota Depok sebesar 6463 suara. Belum didapatkan data mengenai jumlah suara yang memilih Agus Sutondo di TPS ia tinggal atau TPS tempat ia mencoblos dirinya sendiri.
Tentu ini tidak sesuai dengan harapannya. Karena merujuk klaimnya sebagai Caleg Sukmajaya Pilihan Google ia mendapatkan rangking pertama. Sayangnya itu hanya di Google. Di dunia maya. Bukan di alam fana. Ini tulisannya sebagai Caleg Pilihan Google.
Dengan jumlah suara yang setara jumlah pemilih dalam satu TPS ini Agus menduduki peringkat keenam dari tujuh caleg Hanura yang dicalonkan di Dapil tersebut. Secara keseluruhan partai besutan Wiranto ini di Kota Depok hanya mendapatkan dua kursi saja. Tidak ada satu kursi pun diperoleh Hanura di Dapil 5. Di Depok, Hanura mendapatkan kursi di Dapil 2 dan 4 Kota Depok. Pesaing berat Agus Sutondo dalam karir politiknya di internal Partai Hanura yaitu Bernhard, SH dan Nurjaman melenggang kangkung meninggalkan Agus Sutondo yang gigit jari.
Sahabat setia Agus Sutondo di Facebook yang berjumlah lebih dari 1250 akun pun tidak sanggup menolongnya dari jurang kegagalan sebagai Caleg Kota Depok. Juga lebih dari 5200 followernya yang sering membaca gerutuannya di Twitter ini juga tak bisa membantu. Sayang sungguh sayang.Tentu ini sangat mengecewakan lagi, karena tak sesuai dengan klaimnya setahun lalu di sini.
Dulu ia mengklaim sebagai caleg dengan elektabilitas sangat tinggi di Sukmajaya. Bahkan di Kota Depok. Namun hanya berdasarkan peringkat Google yang memeringkat blognya sebagai blog populer. Ia mengakui bahwa kepopulerannya karena sering membuat kata kunci di blognya itu. Kata kunci yang menarik pengunjung, akunya, antara lain Making Love, Foto Porno, Ngintip, Bokep, Wanita Malam, dan Foto Mesum.
Untuk pemilihan kali ini, insting politiknya tidak jalan. Seharusnya ia merapat kembali ke PDIP agar bisa menjadi Anggota Dewan. Atau ke Gerindra karena partai ini lagi booming. Lemahnya insting ini harus dibayar mahal dengan tidak menjadi anggota dewan.
Kita semua berharap bahwa Agus Sutondo tidak stres dengan kegagalannya seperti dulu pernah ia tulis di sini. Semoga tidak ada satu lagi pasien yang bertambah di Rumah Sakit Jiwa Marzuki Mahdi di Bogor. Kita sepakat. Kita sepakat pula bahwa kegagalan adalah bukan kesuksesan. Kegagalan itu ya benar-benar kegagalan. Itu saja.
Puji Tuhan, di Bekasi banyak teman yang sukses nyaleg.
**
Sumber data:
1.Rapat Pleno Perolehan Kursi Depok
3.Agus Sutondo Jujurlah pada Dirimu Sendiri
4.Tersangka Korupsi APBD Depok Diserahkan ke Kejati Jabar
5.Haji Satu Kali Mantan Napi Kompasianer Cemerlang dan Skandal Suap Tahanan Kota
6.Mantan Napi Koruptor yang Jadi Penulis dan Kompasianer Cemerlang
7.Komentar Update Korban Fitnah Mantan Napi Koruptor Agus Sutondo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H