Mohon tunggu...
Angelika Stefani Br Sinulingga
Angelika Stefani Br Sinulingga Mohon Tunggu... Lainnya - Sinulingga

Nama Saya ANGELIKA STEFANI BR SINULINGGA,saya lahir di Desa Surbakti pada tanggal 20 April 2002,saya sedang Kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri yaitu UNIVERSITAS Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opini: Pembelajaran Daring Selama Pandemi

6 November 2021   07:28 Diperbarui: 6 November 2021   07:43 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada masa Pandemi Covid -- 19 ini pembelajaran di Indonesia atau bahkan hampir diseluruh dunia pasti mengalami gangguan. Mulai dari gangguan teknis pembelajaran sampai gangguan pada psikologis guru dan peserta didik.Nah, gangguan-gangguan ini tentu saja menimbulkan permasalahan baru dalam kehidupan. Tak terkecuali dengan dunia pembelajaran di sekolah, semua kalang kabut sehingga terkesan tak siap menerima perubahan mendadak  ini. Virus corona datang  tiba-tiba saja tak diundang menyeruak menjangkiti manusia. Termasuk menjangkiti dunia pendidikan di Indonesia.

        Selama wabah corona menjangkit hampir di seluruh dunia pembelajaran secara dalam jaringan (daring) dianggap menjadi solusi kegiatan belajar mengajar. Meski berbagai instansi pendidikan telah menyepakati, cara ini menuai banyak kontroversi di masyarakat. Bagi tenaga pengajar, sistem pembelajaran daring hanya efektif untuk penugasan. Mereka menganggap untuk membuat siswa memahami materi, cara daring dinilai sulit.

      Selain itu, kemampuan teknologi dan ekonomi setiap siswa berbeda-beda. Tidak semua siswa memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan belajar jarak jauh ini. Koneksi lemah, alat penunjang yang tidak mumpuni, dan kuota internet yang mahal menjadi hambatan nyata. Ini juga berlaku bagi para pendidik atau guru yang mengemban tugas negara.

       Meskipun begitu, pembelajaran harus terus berlanjut. Setiap sekolah termasuk para stafnya tak kehilangan akal untuk mencari solusi segala kekurangan di tengah mewabahnya pandemi. Para guru memiliki cara masing-masing dalam menyikapi kekurangan ini. Contoh bertanya nya seperti sekolah yang saya tempati dulu SMA Swasta Masehi GBKP BERASTAGI, untuk mengakali pembelajaran di tengah pandemi ini kebijakan merombak jadwal mata pelajaran diberlakukan demi menunjang kenyamanan dan kemampuan para siswa setiap harinya.

Mata pelajaran yang diberikan dalam satu hari hanya ada beberapa jenis saja. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kejenuhan dalam belajar, selain itu juga dapat menjadi solusi efektif agar peserta didik memiliki waktu lebih lama dengan gurunya.Harapannya adalah agar para siswa bisa memahami materi lebih baik lagi, meskipun dalam kasus ini dapat menyita banyak kuota internet bagi siswa maupun guru.Meskipun begitu bukan hal baru namanya jika tidak menemui banyak masalah.Salah seorang  guru di SMA Swasta Masehi GBKP BERASTAGI mengaku jika kegiatan pembelajaran daring ini tidak efektif seperti kegiatan belajar mengajar secara luar jaringan (luring). Menurutnya, di dalam kelas dengan proses belajar secara tatap muka saja masih banyak yang bingung dan berulang-ulang apalagi jika harus melalui daring.

Pada kenyataannya internet sering lemah dan smartphone para siswa yang kadang tidak mumpuni.  Memang beberapa materi harus dijelaskan secara langsung, jelasnya. Seperti itu pula yang saya rasakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kali ini dengan materi debat. Pada materi ini idealnya para siswa saling bersemuka dan berkomunikasi dengan suara untuk melaksanakan proses debatnya. Hal ini tentu membutuhkan kuota internet yang lumayan banyak, sementara tidak semua orang tua siswa adalah orang yang mampu. Seperti yang kita tahu bahwa kuota internet begitu mahal, apalagi melihat faktor ekonomi di tengah pandemi ini sungguh dapat membuat krisis tiap rumah tangga bahkan perusahaan besar.

Nah berdasarkan beberapa pengalaman mengajar secara daring selama ini, sistem pembelajaran memang efektif tapi menurut pendapat saya hanya efektif untuk memberi penugasan saja. Melihat banyaknya faktor yang dialami oleh para guru maupun siswa. Selain itu tugas yang diberikan kepada siswa seringkali menumpuk dan membuat para siswa dapat menjadi stres.

      Dari beberapa kasus yang saya sampaikan diatas mungkin bapak ibu juga mengalaminya, tetapi ada juga kelebihan dari model daring yang kita lakukan sekarang ini contohnya, Pembelajaran Secara Daring tidak ada kebutuhan fisik seperti ruang kelas. Guru dan murid dipermudah karena bisa belajar dan mengajar di mana saja dan kapan saja meskipun dalam jarak yang jauh. Bagi murid lebih luwes dan dinamis mengatur waktu. Murid dapat belajar kapan saja. Tentu saja hal tersebut bisa menguntungkan bagi murid yang tidak tidak memungkinkan dan tidak punya banyak waktu untuk datang ke kelas secara fisik.

      Selain itu, Pembelajaran daring atau sistem online internet membuat para murid untuk belajar mandiri. Murid dapat mengatur sendiri dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

      Sebenarnya masih banyak kelebihan dam kekurangan diantara pembelajaran daring, online dan pembelajaran tradisional, tatap muka. Hal yang paling penting adalah kesadaran bersama mulai dari guru, peserta didik, orang tua dan masyarakat untuk terus semangat belajar dan memotivasi diri untuk berubah menjadi lebih baik.dan untuk pemerintah pusat, Provinsi dan kabupaten terima kasih atas semua yang diberikan kepada kita semua.sebagai masukan untuk semuanya kita harus bersinergi, menghadapi pandemi ini bersama -- sama, sesuai dengan identitas Negara Indonesia "Gotong royong".Usaha dan doa wajib kita lakukan demi pendidikan Indonesia yang maju dan beradab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun