Mohon tunggu...
angelicha indra
angelicha indra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga biasa dengan anak-anak yang hebat

" menuangkan sebaris kata menjadi sebuah kalimat mampu terbangkan secuil lara "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terang, Tak Terang

25 Desember 2020   03:43 Diperbarui: 25 Desember 2020   03:57 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemerlap bintang seterang kerlip lampu di pohon itu
Kelap kelip nyalanya
Mati, redup, terang kembali

Aku tertawa geli sendiri
Karena nyalanya menggelitik di otak juga dalam hati
Kerlipnya seperti keyakinan dalam jiwa

Kadang aku percaya penuh pada Sang Pemilik
Tapi tak jarang aku mempertanyakan
Sambil menanti jawaban

Jawaban atas semua cerita dalam hari-hariku
Kamu ada apa tidak hai Sang Pemilik?
Jika ada ingatkanlah aku

Sentil pikiran di otak ini
Agar meyakini sepenuhnya bahwa Kau memang ada
Melihatku dari jauh dan peduli akan apa yang terjadi

Ingatkan aku bahwa memang Kau jauh
Tetapi Kau hanya sejauh doa
Hanya sejarak sepersekian detik dari huruf yang akan terangkai dalam hati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun