Mohon tunggu...
angelicha indra
angelicha indra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga biasa dengan anak-anak yang hebat

" menuangkan sebaris kata menjadi sebuah kalimat mampu terbangkan secuil lara "

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyangkalan Terindah

5 Februari 2016   22:06 Diperbarui: 5 Februari 2016   22:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejenak  langkah  terhenti

Seperti  iya  namun  tidak

Terhentak  hati  menyadari  dia  tak  ada  di sini

Bagai  terjaga  dari  mimpi  siang  hari

 

Sisi  lain  memahami  bahwa  semua  telah  berlalu

Seratus  hari  sukmanya  telah  berkelana  di  nirwana

Sisi  lain  kedalaman  jiwa  penuh  penyangkalan

Membayangkan  pun  enggan

 

Roh  mu  jauh…  alam  sadar  ku  mengerti

Namun  pikir  ku  tak inginkan  itu

Naïf,  rusak kah nalar?  entah

Namun  itu  penyangkalan  terindah  buat  ku

 

Tinggal  desir  angin  yang  melantunkan  rindu  ke  surga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun