Mohon tunggu...
Inayah Khairunnisa
Inayah Khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sukses Anime Jepang di Indonesia

30 November 2023   15:43 Diperbarui: 30 November 2023   15:44 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jepang pernah dikenal sebagai negara yang berdiplomasi menggunakan kekuatan keras, tetapi sekarang beralih menggunakan kekuatan halus, mendorong negara lain untuk bekerja sama karena kekuatan halus Jepang.

Salah satu dari instrumen diplomasi adalah diplomasi halus. Dalam diplomasi halus, suatu negara menggunakan pendekatan sosial dan budaya untuk mencapai kepentingannya sebagai negara, sedangkan diplomasi keras menggunakan kekuatan militer untuk mencapai kepentingannya soft diplomasi dapat memengaruhi negara lain tanpa mengorbankan korban atau biaya yang signifikan.

Budaya pop Jepang seperti manga (komik), anime (animasi), permainan, dan musik Jepang adalah salah satu bentuk soft power diplomasi Jepang. Diplomasi halus Jepang telah memengaruhi Indonesia, dan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang telah dipererat sejak tahun 1958. Lalu , pada tahun berapa  budaya Anime ini mulai muncul di Indonesia? Anime (film animasi Jepang) pertama kali masuk di Indonesia pada awal tahun 1980-an hingga 2000-an dalam bentuk video kaset ini sudah sangat familiar bagi kita di Indonesia, terutama bagi para Wibu/Weeaboo.

Anime mulai berkembang pada pertengahan tahun 1990-an karena demam Pokemon (Pocket Monster) yang dipopulerkan di Game Boy. Manga dan Anime juga semakin dikenal karena banyaknya tayang di berbagai stasiun televisi hingga saat ini, serta banyaknya website untuk streaming dan mendownload Anime.

Anime kemudian menjadi sangat populer di kalangan remaja di Asia, Amerika, dan Eropa. Setelah sukses dengan anime, perkembangan ini juga disusul oleh musik Jepang, game, fashion, dan drama dengan masuknya diplomasi yang halus dari Jepang ke Indonesia, terjadi proses sosial yang melibatkan pengaruh Anime di Indonesia selain sebagai hiburan. Banyak anime menggabungkan nilai-nilai sosial dan kata-kata mutiara seperti pertemanan, pantang menyerah, dan solidaritas, yang menunjukkan bahwa anime juga dapat berfungsi sebagai motivator.

Anime juga dapat meningkatkan kemampuan kreatif seseorang. Selain itu, anime dapat berfungsi sebagai referensi mengenai tempat, makanan, bahasa, adat istiadat, dan kebudayaan, bahkan sejarah Jepang sendiri. Ada juga musik Jepang, seperti rock Jepang dengan gaya Harajuku. Bahkan Jepang sering mengadakan festival kebudayaan untuk menarik perhatian orang Indonesia, seperti AFAID (Anime Festival Asia: Indonesia), dan untuk meningkatkan diplomasi.

"Anime mempengaruhi kita lebih dari yang kita sadari. Sebuah karya tidak hanya mencerminkan budaya penciptanya, tetapi juga berpotensi mengubah budaya penikmatnya," kata Hayao Miyazaki, salah satu pembuat film anime paling terkenal di dunia.  Tentu saja, ini tidak berarti kita harus meniru apa yang dilakukan oleh anime sebaliknya, yang kita butuhkan adalah mengambil pendekatan yang inovatif dan kreatif, memanfaatkan apa yang kita pelajari dari anime dan mengadaptasinya dengan keadaan dan nilai lokal kita.

Anime dapat dimasukkan ke dalam kekayaan budaya kita dengan cara ini, menjadikannya komponen yang memperkaya, bukan menghancurkan, identitas budaya kita. Dengan demikian, anime dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara hiburan dan pengaruh budaya. "Media bukanlah sekadar alat yang memperluas kemampuan manusia, tetapi juga bentuk yang mengubah cara manusia memahami dirinya dan dunia," kata Marshall McLuhan. Pada akhirnya, sejauh mana anime mempengaruhi kita tergantung pada bagaimana kita memahami dan menanggapinya.

Sangat penting bagi generasi muda untuk memahami bagaimana media dalam hal anime bekerja, bagaimana mereka menciptakan makna, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi kita sebagai masyarakat dan individu. Pertanyaannya bukanlah apakah kita harus menerima atau menolak anime; sebaliknya, pertanyaannya adalah bagaimana kita mengelola dan menanggapi pengaruhnya pendidikan media menjadi penting dalam situasi ini.

Nama Mahasiswa : Inayah Khairunnisa
Nomor Mahasiswa: 213507516040
Dosen : Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LL.M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun