Mohon tunggu...
Angelica Putri
Angelica Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Konten favorit saya adalah yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Games

Eksistensi Permainan Tradisional Latto-latto

12 Agustus 2023   19:20 Diperbarui: 12 Agustus 2023   19:23 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan tradisional merupakan permainan yang sudah ada sejak zaman dahulu dengan dimainkan menggunakan alat bantu sederhana. Biasanya dimainkan menggunakan alat seperti bambu, kayu, batu, maupun alat lainnya. Terdapat banyak nilai yang dapat diperoleh dari permainan tradisional yaitu kerja sama, kejujuran, tolong-menolong, sportivitas, dan lain sebagainya. Banyak pula manfaat yang didapatkan salah satunya berpengaruh pada perkembangan anak dalam segi fisik dan emosinya sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan mereka (Yulianto, 2011).

Perkembangan zaman menyebabkan perubahan permainan tradisional menjadi modern. Hal ini dapat terjadi karena kehadiran gadget dan internet. Perubahan sikap yang lebih memilih permainan modern salah satunya disebabkan karena adanya kontak sosial. Sebagai contoh, ketika melakukan kontak dengan teman yang mengenal permainan modern akan ada keinginan untuk mempelajari dan akhirnya menguasai apa yang dimainkannya. 

Perubahan sosial sebagai perubahan lembaga kemasyarakatan yang berdampak pada pola sistem sosial mencakup sikap, nilai, dan pola perilaku di masyarakat (Selo Soemardjan, 2009). Dalam hal ini masyarakat modern lebih akan memilih permainan yang modern dan meninggalkan permainan tradisional.

Pola interaksi yang ada tentunya juga akan berubah dari yang sebelumnya berinteraksi secara langsung menjadi secara tidak langsung dengan hanya melalui game. Mereka bisa juga hanya berkumpul namun tidak saling berinteraksi karena lebih fokus dengan gadgetnya masing-masing. Segala hal yang dianggap tradisional atau dengan kata lain jadul cenderung mulai ditinggalkan. Sebaliknya, permainan modern jauh lebih digemari dan menciptakan sikap individualisme karena interaksi sosial dengan bermain dan berinteraksi secara langsung semakin berkurang. 

Tren yang akhir-akhir muncul yaitu hadirnya kembali permainan tradisional latto-latto. Permainan ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1990-an namun kembali populer di Indonesia sekarang ini. Alat untuk bermain latto-latto yaitu hanya menggunakan sepasang bola berukuran kecil lalu dikaitkan dengan seutas tali. Cara bermainnya dilakukan dengan mengayunkan kedua bola tersebut agar berbenturan dan menghasilkan suara. 

Tren bermain latto-latto ini kembali muncul karena populer di aplikasi Tik Tok. Permainan latto-latto dipopulerkan oleh anak bernama Arnol atau biasanya disebut 'Lord Arnol' dengan berbagai macam gayanya seperti gaya helikopter, pramuka, kolong-kolong, tornado, dan lainnya. Hal ini menarik minat anak-anak lainnya untuk memainkan dan menunjukkan skill mereka. Berbagai kalangan pun juga tertarik untuk mencoba dan meramaikan tren ini.

Munculnya kembali permainan tradisional latto-latto tentunya membawa berbagai dampak baik itu positif maupun negatif. Dampak positif yang muncul yaitu akan membangun suatu interaksi sosial sehingga dapat menciptakan kohesi sosial. Kecenderungan anak yang awalnya lebih sering bermain gadget dan bersikap individualis akan berkurang karena mereka memilih untuk bermain bersama secara bertatap muka. Permainan ini juga menciptakan situasi Fear of Missing Out (FOMO) karena generasi sekarang dituntut untuk mengikuti apa yang sedang viral agar tidak dianggap sebagai orang yang 'ketinggalan zaman'. 

Selain itu, kreativitas anak dapat terbangun lewat penemuan 'gaya-gaya' baru dalam bermain latto-latto. Tanpa disadari, bermain latto-latto dapat menjadi sarana untuk menghilangkan stress setelah berkegiatan seharian baik sekolah maupun bekerja. Dampak negatif juga dapat muncul seperti akan mengurangi waktu belajar dan bisa membahayakan bagi sendiri serta orang lain jika tidak berhati-hati dalam memainkannya.

Permainan tradisional perlu untuk dilestarikan dan dipertahankan eksistensinya sebagai suatu bentuk warisan budaya. Hal tersebut harus dilakukan oleh semua pihak seperti orang tua yang memperkenalkan anaknya untuk bermain permainan tradisional. Peran pemerintah juga diperlukan untuk terus menghidupkan permainan tradisional. Dunia pendidikan dapat pula memberikan alternatif pembelajaran dengan permainan tradisional agar anak tidak cepat bosan sekaligus melalui permainan tersebut dapat mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Selain itu, dapat juga diikutsertakan dalam festival dan diadakan lomba agar permainan tradisional yang ada tidak lekang oleh waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun