Indonesia dan keberagamannya
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan suku, budaya, dan agama. Sejak zaman dahulu Indonesia sudah memiliki kearifan lokal dari setiap suku yang ada di masyarakat secara turun-temurun dari zaman nenek moyang. Bangsa Indonesia dengan beraneka ragam suku bangsa ini mengakibatkan kebudayaan Indonesia juga beragam. Dengan kata lain Indonesia kaya akan kebudayaan, dimana kebudayaan yang ada dapat menjadi suatu ciri khas tersendiri dalam suatu bangsa.
Setiap budaya pasti memiliki nilai tradisi masing-masing yang merupakan warisan dari leluhur. Nilai dari tradisi diwariskan secara lisan terhadap kebiasaan, kepercayaan, pikiran, kesenian, tarian dari generasi yang satu ke generasi lain atau dari leluhur ke anak cucu. Tradisi mengandung nilai, norma, adat istiadat, dan keyakinan dari suatu kebudayaan masyarakat. Tradisi memegang peranan yang penting dalam perkembangan suatu bangsa sehingga tidak perlu untuk dijabarkan lagi karena tradisi merupakan suatu akar dari perkembangan budaya yang ada sekaligus sebagai kepribadian atau ciri khas suatu bangsa (Murgiyanto, 2004: 15).Â
Fenomena Pawang Hujan
Akhir-akhir ini sedang hangat diperbincangkan mengenai fenomena pawang hujan di Sirkuit Mandalika. Aksi Rara Isti Wulandari, sang pawang hujan mengundang banyak perhatian dari penonton MotoGP Mandalika 2022. Ritual pawang hujan ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Seperti terdapat ritual menangkal hujan dengan membalikkan sapu lidi dan diberi bawang merah serta cabe merah berukuran besar. Ritual ini biasanya digunakan ketika ada acara besar seperti pernikahan, tradisi-tradisi daerah, konser, dan lain sebagainya. Hal tersebut dimaksudkan agar selama acara berlangsung tidak turun hujan. Sama seperti pawang hujan yang tugasnya adalah mencegah atau memindahkan hujan.
Pawang hujan dianggap mampu untuk memindahkan dan menahan hujan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Biasanya, hujan tersebut dipindahkan ke daerah lain atau ke hutan agar acara yang akan diselenggarakan tidak terkendala oleh hujan. Ritual pawang hujan menggunakan cara yang sifatnya metafisik dimana terbilang sulit bagi akal sehat kita untuk mencernanya. Meskipun begitu, jasa dari pawang hujan ini dianggap ampuh oleh sebagian orang yang sudah menggunakannya.
Pawang hujan merupakan seseorang yang dianggap dan dipercaya memiliki ilmu gaib serta dapat mengendalikan cuaca. Pengendalian cuaca dilakukan dengan cara memindahkan awan. Ritual panggil maupun tolak hujan sebenarnya tidak hanya terjadi di masyarakat Indonesia saja, akan tetapi juga di mancanegara. Ritual ini mengandung nilai mitologis bahkan dapat dikatakan magis. Hal tersebut dikarenakan untuk memanggil hujan biasanya diucapkan mantra-mantra yang mana dipercaya memiliki kekuatan magis untuk mencegah terjadinya marabahaya dan melindungi masyarakat.
Rara Isti Wulandari, sosoknya telah dikenal banyak orang dan dipercaya untuk menjadi pawang hujan di berbagai acara besar. Rara dalam aksinya membawa mangkuk emas atau singing bowl dan dupa serta pemukul. Dia berjalan di sekitar area pit lane ketika hujan deras sambil melafalkan doa agar hujan berhenti. Tidak membutuhkan waktu yang lama akhirnya hujan reda dan acara balap motor dapat berlangsung kembali sesuai dengan rencana. Banyak orang yang percaya bahwa aksinya sebagai pawang hujan itu membuahkan hasil.
Menyikapi pandangan tersebut, BMKG menjelaskan bahwa hujan itu reda karena sudah durasi waktunya untuk berhenti. Prediksi cuaca yang mereka lakukan berdasarkan pada ilmu pengetahuan. Hal ini mengandung arti bahwa pawang yang membuat hujan berhenti di Sirkuit Mandalika dianggap tidak bisa dibuktikan jika berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut BMKG sendiri fenomena pawang hujan ini dianggap sulit untuk dijelaskan secara ilmiah.
Menyikapi Fenomena Pawang Hujan
Setiap daerah memiliki ciri khas budayanya dan kebudayaan tersebut memiliki tujuan atau makna tersendiri. Fenomena dari pawang hujan merupakan bentuk kearifan dan akan memperkaya budaya yang ada di Indonesia. Meskipun demikian, fenomena ini sering dikaitkan dengan salah satu agama saja dan dianggap sesuatu yang syirik. Padahal hal tersebut merupakan suatu bentuk tradisi yang sudah ada dan telah melekat dalam masyarakat sejak dahulu.Â