Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Sejarah yang tidak akan pernah terlupakan di kota ini. Beragam pengaruh budaya dari Belanda, Eropa, dan Jepang tampak pada arsitektur gedung-gedung peninggalan sejarah di Surabaya.Â
Pada kafe Pavilijoen dengan konsep yang unik menghadirkan percampuran gaya desain antara kolonial Belanda dan nusantara Jawa pada keseluruhan kafe. Â Kafe Pavilijoen terletak di Jalan Dinoyo No.130 Surabaya. Lokasi yang strategis karena berada di tengah kota dan berdekatan dengan sekolah dan universitas.
Percampuran gaya kolonial Belanda dan nusantara Jawa sangat tampak sekali pada arsitektur bangunan dengan ciri-ciri atap pelana, terdapat ukir-ukiran di bagian atap dan railing teras.Â
Pada model jendela ganda (krepyak) dengan material kayu dan kaca bening dengan dibatasi oleh sekat jendela material kayu. Pada pintu utama dengan model dua daun pintu dengan ornamen geometri persegi dan persegi panjang.Â
Material pintu terbuat dari kayu dan kaca patri. Terdapat teras depan dan teras belakang yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk bersantai dan berfoto.
Pada interior kafe Pavilijoen nuansa kolonial Belanda lebih mendominasi. Dapat dilihat melalui lantai dengan motif bunga dengan ciri khas warnanya merah dan biru, sedangkan perabot di kafe didominasi dengan material kayu dan rotan.Â
Kemudian terdapat banyak pajangan dan ornamen-ornamen kuno dan dapat menjadi spot yang instagrammable. Pada bagian outdoor terdapat dua mobil kuno yang dapat menjadi spot instagrammable juga.
Kesan unik dan historis pada kafe dapat dirasakan oleh pengunjung. Suasana kafe yang mendukung kesan jadul didukung dengan pelayan menggunakan baju tradisional jawa dan alunan musik tempo dulu. Selain itu menu yang ada di Pavilijoen yang tradisional dengan ejaan lama diantaranya yaitu sajoer asem, ajam goreng, kangkoeng (balatjan/taotjo) dan lainnya.