Mohon tunggu...
Angelica Eunice
Angelica Eunice Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Suka Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilihan Tepat Saat Sariawan

5 April 2014   23:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:01 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika mengetahui ada lomba menulis tentang sariawan, aku jadi tertarik untuk ikut serta, karena bintik luka kecil di dalam rongga mulut itu sering sekali mampir di mulutku. Dan bila sariawan sudah muncul, jangankan untuk bernyanyi yang menjadi hobiku, untuk berbicara sepatah dua patah kata pun rasa nya malas membuka mulut karena akan terasa sakit. Apa lagi kalau urusan makan, rasanya makanan apapun tidak akan terasa enak apabila dinikmati bareng sariawan. Belum lagi setelah muncul satu sariawan, akan tumbuh beberapa sariawan yang lain di dalam rongga mulut.

Ada banyak sekali penyebab sariawan muncul, dari sikat gigi yang meleset dan menonjok ke rongga mulut dan gusi, atau lidah yang tidak sengaja tergigit saat sedang asik mengunyah makanan, kemudian bisa juga karena alergi atau sensitif terhadap makanan, pasta gigi, atau obat-obatan tertentu, jadi ketika kita makan makanan tersebut atau minum obat tertentu, langsung deh muncul si sariawan.

Sariawan ini sering sekali mampir dan menghampiri aku, penyebab sariawan itu muncul bermacam macam pula. Biasanya sariawan timbul mungkin karena kondisi tubuhku yang kurang asupan vitamin B1 dan vitamin C akan mudah terserang sariawan. Tapi dulu aku juga pernah membaca di suatu artikel bahwa seseorang yang sering mengalami sariawan bisa juga karena genetik atau keturunan. Setelah aku tanyakan pada orang tua, ternyata yang waktu kecilnya sering sariawan adalah papaku.

Menurut cerita dari mama dan dokter anak yang merawat ku sejak aku lahir, saat lahir aku harus dirawat di ICU anak selama 10 hari, selain karena kaki ku yg biru, juga karena tenggorokan ku merah dan luka sehingga aku tidak bisa menelan makanan. Agar aku tetap mendapat ASI selama beberapa hari ada selang yang dimasukkan langsung ke lambung, dan ASI yang dipompa oleh mama di masukkan melalui selang itu. Jadi sepertinya sariawan seperti sesuatu yang sudah ada menyertai kelahiranku.

Pengalaman sariawan yang paling menyeramkan untuk ku adalah ketika aku masih kecil kira-kira usia 7 tahun. Aku pernah terserang sariawan hampir diseluruh rongga mulut bahkan sampai ke tenggorokan. Menurut dokter saat itu adalah karena virus, saat itu hampir tidak ada asupan makanan yang bisa aku makan. Mamaku mencari akal dengan membuat air bubur atau orang-orang biasa menyebutnya air tajin dan diminum dengan menggunakan sedotan. Tapi ternyata tidak banyak menolong, karena aku hanya bisa minum sedikit sekali. Tubuh ku tetap kekurangan cairan sampai akhirnya harus dirawat 2 hari di RS untuk mendapatkan infus.

Setelah semakin besar aku belajar untuk mencegah sariawan agar tidak sering sering lagi menghampiri ku. Minum vitamin C, menjaga kebersihan mulut, sering sikat gigi, berkumur dan banyak minum air putih adalah beberapa cara yang sudah aku lakukan untuk mencegah sariawan. Selain itu aku juga belajar untuk memperhatikan makanan apa yang harus aku hindari, atau keadaan di rongga mulutku ketika bibit sariawan mulai muncul.

Tetapi sayangnya sariawan sulit dicegah ketika sudah terasa akan timbul, minum vitamin C atau berkumur saja sudah tidak dapat mengatasinya. Kadang kadang sariawan itu akan tetap muncul.

Kalau sariawan sudah hadir di mulutku, mulailah berusaha mengobatinya. Ada beberapa macam obat minum atau salep yang selalu diresepkan dokter. Yang membuat aku ragu adalah setelah semakin banyak aku mengerti bahwa obat-obatan kimia sangat berbahaya bila dikonsumsi secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak, banyak efek samping yang akan ditimbulkan. Bahkan dapat merusak organ tubuh.

Karena itu mama selalu berusaha mencarikan obat-obatan yang menggunakan herbal sebagai bahan pembuatannya. Ada air pencegah panas dalam, yang untuk ku rasanya kurang efektif. Ada berbagai macam cairan untuk berkumur, dari yang perih sampai merah karena cairannya berwarna merah.

Akhir akhir ini, aku akhirnya menemukan obat sariawan yang pas, Kuldon Sariwan, tidak perlu kembung karena minum air berbotol-botol, atau menahan perih sampai menangis saat berkumur. Kuldon sariawan bentuknya tablet, diminumseperti minum obat biasa. Aroma nya seperti jamu karena memang terbuat dari bahan-bahan herbal, aman untuk tubuh dan praktis.

Semoga dengan pengalaman ku yang telah aku tulis disini dapat berguna bagi siapapun yang membaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun