Pengalaman yang juga terasa sangat berbeda adalah suasana belajar di Jerman dan di Indonesia. Di Jerman khususnya di tempat saya belajar, menurut saya para mahasiswanya sangat aktif. Ketika para dosen meminta mahasiswanya untuk membaca suatu artikel atau jurnal ilmiah untuk dibahas minggu depan, para mahasiswanya pasti membaca artikel atau jurnal tersebut, sehingga mereka bisa berdiskusi dengan dosen mereka di kelas secara efektif. Hal ini cukup berbeda dengan kelas-kelas saya di Indonesia, di mana hanya ada satu atau beberapa orang saja yang aktif dan mau belajar secara mandiri. Dosen-dosen di Jerman juga sangat menghargai pendapat dari para mahasiswanya.
 Bahkan para mahasiswa bisa mempertahankan argumen dan mengatakan pendapat apabila tidak setuju dengan pendapat dosen mereka dengan langsung menyampaikan argumen-argumen mereka. Saya rasa penghargaan dari dosen ke mahasiswa ini sangat membantu para mahasiswa agar aktif di kelas dan berani memberikan pendapat sehingga para mahasiswa menjadi lebih kritis. Di Jerman juga tidak terdapat Ujian Tengah Semester, di mana hanya ada Ujian Akhir Semester dan disetiap tahun ke tiga dari perkuliahan mereka adalah hal yang lumrah bagi para mahasiswa di Jerman untuk melakukan pertukaran pelajar ke negara lainnya.Â
Saya juga jadi mengenal dekat host parent saya, Mrs. Evi Heumer yang dulunya adalah seorang guru olahraga, yang bersifat sangat keibuan dan sangat ramah pada saya, Monica, dan Marcel, dan suaminya Mr. Thöne Heumer yang seorang arsitek dan ternyata memiliki nama asli Erich Heumer, yang sangat senang mengajak kami bike tour ke Belanda dan jalan-jalan ke sekeliling Bocholt. Keluarga Heumer adalah keluarga yang cukup terkenal di Bocholt namun mereka sangat low profile. Host parent dari Tiffani dan Gabriella yang ternyata sangat senang bermain Golf dan seorang insinyur di Ford, serta host parent Michelle yang kedua-duanya berprofesi sebagai guru.Â
Program Erasmus+ dan kerja sama antara Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dengan Westfälische Hochschule memberikan saya pengalaman yang benar-benar sangat berharga dan membuka pikiran, serta wawasan saya, bahwa kita harus mampu beradaptasi dengan baik dan mampu menempatkan diri sesuai dengan kebudayaan di tempat yang kita tinggali. Pengalaman ini pastinya sangat berkesan, dan tidak terlupakan selama seumur hidup saya.Â
Terima kasih Unika Atma Jaya!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H