Mohon tunggu...
Angelica Elaine
Angelica Elaine Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Krida Wacana

Suka menulis dan ingin membagikan pemikirannya terhadap dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Patriarki dan Misoginis Melahirkan Kekerasan Seksual

1 November 2021   12:55 Diperbarui: 1 November 2021   13:34 3030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut data dari Komisi Nasional Perempuan Indonesia, jumlah kasus Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) sepanjang tahun 2020 sebesar 299.911 kasus. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat banyak kasus kekerasan seksual terhadap wanita di Indonesia. Apakah kalian pernah bertanya mengapa terdapat kasus kekerasan seksual ? 

Kekerasan seksual terhadap perempuan ada karena budaya patriarki dan pemikiran misoginisme. Pertama-tama mari kita bahas budaya patriarki. Patriarki adalah budaya yang menstrukturkan laki-laki sebagai pemimpin, penguasa dan titik pusat. Budaya patriarki sudah ada sejak zaman dahulu dan sudah mengental dalam kehidupan sehari-hari. Ini menghasilkan pandangan bahwa wanita memiliki kasta di bawah laki-laki maka terbentuklah budaya misoginis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) misoginis adalah kebencian, tidak suka, atau ketidakpercayaan terhadap perempuan. Misoginis merupakan sebuah bentuk diskriminasi dari kaum laki-laki agar perempuan menjadi inferior secara sosial maupun secara mental. Laki-laki akan merasa terancam jika wanita lebih sukses atau berada  diatas mereka. 

Laki-laki yang seperti ini biasanya memiliki ego yang tinggi dan juga pemikiran patriarki yang kental. Sehingga jika melihat perempuan yang lebih pintar atau lebih sukses dari mereka, maka reaksi mereka adalah membenci atau memperlakukan perempuan secara kasar.  

Bagaimana kekerasan seksual pada wanita dapat terjadi? Akibat dari budaya yang sudah menjamur di masyarakat laki-laki akan secara naluri memandang diri mereka lebih superior daripada perempuan. P

emikiran ini akan mempengaruhi bagaimana mereka memperlakukan wanita. Laki-laki yang memandang perempuan dengan rendah akan mudah menjadi pelaku kekerasan seksual. 

Mereka tidak segan dalam memukul atau menghina perempuan secara verbal karena bagi mereka perempuan layak dan pantas diperlakukan seperti itu. Perilaku tersebut tentunya salah namun kenapa perilaku tersebut masih ada dan terus menjalar di masyarakat? 

Hal ini dikarenakan kekerasan seksual sangat dinormalisasi di masyarakat. Budaya patriarki yang kental tidak akan pernah memandang laki-laki yang salah. Budaya patriarki akan terus memandang laki-laki sebagai suatu makhluk yang perkasa dan selalu menyalahkan perempuan. 

Namun, apakah penyebab atau alasan sehingga perempuan layak untuk diperlakukan secara kasar? Tidak ada, apapun gendernya tidak ada yang pantas untuk menerima perlakuan yang kasar. Semua orang tanpa memandang gender atau kelas sosialnya layak diperlakukan dengan baik dan dipandang secara setara. 

Kekerasan seksual meninggalkan bekas bagi korbannya. Akibat dari kekerasan seksual banyak perempuan menderita depresi dan trauma dalam waktu yang panjang. 

Trauma meninggalkan bekas lama dan mendalam serta membuat banyak perempuan sulit untuk terbuka. Oleh karena masyarakat selalu membela laki-laki daripada perempuan dan mereka memandang hal tersebut sia-sia jika mereka tidak mendapatkan keadilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun