Mohon tunggu...
Angel Caroline
Angel Caroline Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMA Citra Berkat

Siswi SMA Citra Berkat jurusan IPA.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Musnahnya Ojek Pangkalan

7 Februari 2023   18:20 Diperbarui: 7 Februari 2023   18:22 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi di masa sekarang ini yang semakin berkembang dengan pesat telah merubah gaya hidup masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Perkembangan teknologi membuat internet sudah mendunia dan menyatu dengan kehidupan manusia. Gaya hidup masyarakat yang awalnya konvensional atau tradisional sudah perlahan berubah menjadi yang berbasis teknologi ataupun internet. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan internet, aktivitas akan menjadi lebih efisien dan mudah. Salah satu contohnya adalah pada aspek transportasi dari yang konvensional menjadi transportasi online.

Indonesia sendiri merupakan pengguna aktif internet dengan menggunakan gadget seperti smartphone. Hal ini dapat dengan mudah membuat ojek pangkalan tergeser dengan ojek online. Selain itu, dengan hadirnya ojek online maka dapat memudahkan masyarakat dalam mobilitas perjalanan. Di Indonesia, transportasi online dimulai dengan sebuah aplikasi bernama Gojek yang didirikan oleh Nadiem Makarim. Gojek sendiri merupakan pelopor transportasi online di Indonesia.

Pada tahun 2015, ojek online berkembang dengan sangat pesat. Hal ini disebabkan karena pengaruh teknologi yang membuat masyarakat menjadi lebih konsumtif, yaitu keadaan dimana masyarakat menginginkan sesuatu yang serba instan, serba cepat dan serba murah. Dengan adanya ojek online, keinginan konsumtif mereka bisa tercapai dan masyarakat lebih mudah mendapat transportasi dan bisa bepergian dengan mudah. Masyarakat yang dari awal merasa kesulitan dengan transportasi, menyambut hangat perkembangan transportasi online ini.

Pada awalnya ojek online mengalami banyak perdebatan, khususnya di kalangan ojek pangkalan. Banyak ojek pangkalan yang merasa bahwa dengan adanya ojek online maka dapat mengurangi pendapatan dan mematikan mata pencaharian mereka. Nyatanya, ojek online memiliki dampak positif dan dampak negatif seperti pedang bermata dua. Ojek online bisa memberi dampak positif seperti dapat memberikan mata pencaharian lain dan membuka lapangan pekerjaan yang lebih besar lagi. Tetapi disisi lain dapat memberi dampak negatif pada ojek pangkalan atau transportasi konvensional lainnya seperti pengurangan penghasilan. Para ojek pangkalan bahkan sampai membuat masalah karena tidak menerima kehadiran ojek online dan menindas mereka. Sampai sekarang sudah ada banyak kasus perselisihan antara ojek online dengan ojek pangkalan.

Meskipun begitu, pengemudi ojek online semakin banyak karena perusahaan ojek online membuka kesempatan bekerja dan lapangan pekerjaan dengan sebesar-besarnya. Kemudian, selain adanya ojek pangkalan yang menolak keras eksistensi ojek online, ada juga ojek pangkalan yang mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkan kesempatan bekerja dari lapangan pekerjaan yang disiapkan dan beralih menjadi ojek online.

Peralihan ojek pangkalan menjadi ojek online didasarkan dengan berbagai alasan, seperti mengikuti perkembangan zaman karena masyarakat sekarang lebih memilih ojek online sebagai sarana transportasi dan hal itu membuat penghasilan ojek pangkalan menurun. Dan untuk itu, mereka beralih untuk memperbaiki dan meningkatkan penghasilan mereka. Selain itu, hasil yang didapatkan dengan menjadi ojek online lebih besar daripada menjadi ojek pangkalan.

Tetapi walaupun perusahaan ojek online membuka lapangan pekerjaan yang besar, untuk bisa bergabung dan menjadi ojek pangkalan juga tidak mudah. Ada banyak syarat-syarat yang harus bisa dipenuhi agar bisa menjadi ojek online dan hal itu adalah kendala untuk ojek pangkalan. Hal ini dilakukan perusahaan ojek online demi menciptakan rasa aman dan nyaman untuk pelanggan atau konsumen mereka. Mereka yang tidak bisa menjadi ojek online, memilih untuk tetap menjadi ojek pangkalan yang eksistensinya terus menurun dengan memikirkan berbagai strategi agar eksistensi mereka tetap ada seperti memberikan pelayanan lain dan ekstra, memperbesar pelanggan, menciptakan nama baik, dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun