Mohon tunggu...
Angel Caroline Simarmata
Angel Caroline Simarmata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Atma Jaya Yogyakarta

Pribadi yang kreatif dan kritis

Selanjutnya

Tutup

Film

Melihat Negeri Tirai Bambu Sebagai Sektor Perfilman di Dunia

16 September 2024   15:14 Diperbarui: 16 September 2024   15:26 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini industri film sangat berkembang pesat hingga memberi banyak keuntungan pada negara itu sendiri. Tiongkok merupakan salah satu negara yang memiliki sektor perfilman yang berkembang dan menguntungkan. Seiring dengan evolusi kreatif serta penghargaan internasional, kini Tiongkok menjadi salah satu pemain utama di pasar global perfilman. Produksi film yang berkualitas serta aktor-aktor yang professional membuat banyak film yang laku di box office. Pemerintah turut aktif dalam mendukung sektor industri ini melalui keringanan pajak untuk produksi film serta investasi pada studio hingga peralatan film modern.  Tidak hanya itu, peningkatan jumlah penduduk kelas menengah di negara ini menyebabkan permintaan dan minat akan film meningkat.  

Dalam beberapa tahun terakhir, film laga, komedi, hingga melodrama menjadi rating film tertinggi pada box office. Namun genre utama yang menjadi ciri khas pada industri film di tiongkok yaitu film patriotic. Genre film ini menggambarkan ikatan spiritual masyarakat Tionghoa serta menyatukan semua kelompok etnis yang ada di Tionghoa. Patriotisme menjungjung tinggi kemanusiaan dan keadilan serta rasa peduli dengan budaya. Salah satu film yang diproduksi dengan mengangkat unsur patriotic adalah “The battle at Lake Changjin” (2021), film ini bercerita tentang pertempuran antara Amerika Serikat dan Tiongkok. (china-admissions.com, 2023)
Saat ini, film terlaris yang diproduksi adalah ‘Wolf Warrior 2’ (2017), tidak hanya masyarakat tiongkok, film ini mendapat banyak apresiasi secara global. Film yang disutradarai oleh Wu Jing ini bercerita tentang kisah tentara tiongkok yang ditempatkan di Afrika yang memiliki tugas utama untuk melindungi pekerja medis dari pemberontakan. Film ini menjadi pemecah rekor box office dan menjadi film pertama yang memperoleh lebih dari USD 600 juta di box office Tiongkok sejak rilis pada 27 Juli 2017 lalu.

Pencapaian ini melebihi dari pendapatan film ‘Avatar’ dengan pendapatan USD 760 juta dan ‘Titanic’ dengan pendapatan USD 658 juta. Secara global, film ini menjadi film terlaris kedua setelah ‘Star Warsh: The Force Awakens’ dengan pendapatan USD 936,7 juta di Amerika Utara. Pada tahun 2017, film ini mendapat nominasi menjadi film terlaris keenam dan juga menjadi film terlaris ke 54 di dunia. Film ini juga mengangkat sisi patriotic yang menjadi ciri khas pada indudtri film Tiongkok. (montasefilm.com, 2017)

Salah satu aktor terkenal yang banyak membintangi film-film Tiongkok yaitu Jackie Chan. Jackie Chan tidak hanya berperan sebagai seorang aktor, namun ia juga menjadi sutradara, produser film, aktor komedi, serta penulis naskah. Ia telah terlibat dalam seni peran sejak tahun 1970an dan telah terlibat hampir 150 film. Kemampuan Jackie Chan sebagai aktor film dibuktikan melalui penghargaaan Hollywood Walk Of Fame dan Hong Kong Avenue of Stars. Ia telah memulai karir pertamanya sejak umur 8 tahun dalam Big and Little Wong Tin Bae, ia kemudian terkenal dalam film komedi seperti aksi kung fu pada film Drunken Master (1978) serta Young Master (1980). Pada tahun 2017, Kung Fu Yoga menjadi produksi film terlaris di Tiongkok.  Sedangkan rumah produksi yang terpopuler yaitu Hengdian World Studios yang terletak di Hengdian. Studio film ini dikelola oleh perusahaan swasta yaitu Hengdian Grup. Kini studio film ini menjadi studio film yang terbesar di Asia.

Industri film Tiongkok didukung oleh pemerintah dan juga sektor swasta melalui investasi di produksi film sehingga menghasilkan kualitas produksi yang baik serta efek visual yang semakin canggih. Oleh karena itu, Tiongkok memiliki pasar domestic yang berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun di era gempuran film Hollywood membuat persaingan industri film tiongkok semakin ketat dimana akses distribusi dan pendanaan untuk film-film yang mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun