Mohon tunggu...
Angela Putri Apriliani
Angela Putri Apriliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Telur Melambung Tinggi, Apakah Para Peternak Sudah Bisa Bernafas Lega?

15 Januari 2022   20:59 Diperbarui: 15 Januari 2022   21:06 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhir tahun 2021 Menjelang Natal dan Tahun Baru terjadi kenaikan yang sangat tinggi terhadap harga telur ayam ras yang mana ini bisa membuat peternak bisa sedikit merasa lega, setelah adanya penurunan harga secara drastis dari bulan-bulan sebelumnya. Tiga hari sebelum Natal 2021, harga telur kisaran Rp29 ribu/kg di tingkat eceran. Selang dua hari usai Natal harganya melesat ke Rp33 ribu/kg. Bahkan di salah satu platform jual beli sayur online, telur ayam dijual dengan harga Rp49 ribu/kg.

Namun apakah para peternak bisa dikatakan meraup untung? Dengan adanya harga tinggi ini memang sedikit memberikan kelegaan terhadap para peternak. Tapi dibalik itu, mereka mati-matian untuk berjuang membeli pakan ayamnya dengan harga yang cukup tinggi. Jadi, bisa dikatakan pelaku usaha ini belum terlalu memiliki keuntungan yg sepenuhnya, selain harga pakan yg masih cukup tinggi perlu adanya juga obat untuk tetap mempertahankan kualitas produksi dari telur serta ayamnya. Dengan adanya kondisi ini (kenaikan harga) dapat dimanfaatkan oleh para peternak untuk menutup biaya produksi saat harga telur anjlok pada bulan-bulan sebelumnya. Sementara saat itu harga jagung untuk pakan masih mahal dan pasokannya sulit, padahal jagung merupakan campuran pakan yang dibutuhkan untuk ayam.

Dengan adanya pandemi covid-19, banyak para peternak yang gulung tikar dan menyerah untuk melanjutkan usaha ini selain karena harga telur yang tidak menentu bahkan sekarang ini cenderung mengalami penurunan sejak adanya PPKM darurat. Kini setelah harga telur naik tantangan bagi para peternak ayam yakni dengan kondisi musim pancaroba yang sekarang ini terjadi sehingga menyebabkan banyak  ayam yang produksinya menurun tidak bisa mencapai 100% keadaan untuk bertelur juga susahnya memelihara Kesehatan dari ayam-ayam tersebut. Selain itu salah satu pemicu kenaikan harga telur ini selain karena banyaknya permintaan saat akan memasuki tahun baru natal juga karena banyaknya peternak yang mengurangi jumlah ayam induk. Pilihan untuk afkir dini sudah dilakukan secara bertahap oleh peternak sejak Juli 2021.

Disamping para peternak bisa bernafas sedikit lega ada banyak konsumen yang mengeluh dengan adanya kenaikan harga telur ini, terlebih bagi para pengusaha kue-kue dan karena adanya kondisi ini banyak konsumen yang lebih beralih untuk membeli telur putihan atau bisa disebut juga telur bentesan. Naiknya harga telur ayam sebetulnya juga membuat harga telur bentesan ikut naik. Namun harganya masih jauh di bawah telur utuh sehingga banyak konsumen beralih ke telur pecah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun